𝓟𝓻𝓸𝓵𝓸𝓰

15.3K 1K 103
                                    

Aku meletakkan sepasang tteobokki dan Jus tomat di meja kantin. Aku duduk di hadapan sahabatku yang daritadi termenung seperti orang sinting.

"Val."

Merasa dipanggil aku mendongak padahal sedang menyuap mendapati Lisa sedang memandangku dengan wajah seperti mabuk cinta.

Apa dia suka padaku?

Bercanda. Selama ini dia lurus-lurus saja anti belok walaupun selalu menolak cinta banyak pria. Aku mengerti jika dia sedang jatuh cinta.

Aku tidak akan ambil pusing dan terus mendukungnya. Sekalipun pak Mingyu guru olahraga ganteng yang terpatok umur 13 tahun dari kami.

"Lagi jatuh cinta ya?" godaku pada Lisa yang menyesap minumannya.

Ada yang aneh dengan minumannya. Bukannya tadi Lisa memesan jus tomat? memang yang diminum Lisa sekarang juga berwarna merah tapi tetap saja terasa beda.

"Uhuk! Uhuk! Pedas bangke. Air, air."

Aku merasa berdosa menertawai wajah Lisa yang memerah karena meminum botol sambal. Bodohnya aku sendiri juga lambat menyadari.

Aku menopang kepala dengan tangan di meja kantin.
"Lis. Lo itu akhir-akhir ini aneh banget sih. Lagi jatuh cinta ya?"

Lisa memutar bola mata dan mengangguk ragu seolah penyamarannya terbongkar. "Kok tau sih?"

"Kelihatan jelas banget tau gak sih?" sindirku, "Siapa sih yang bisa mendapatkan hati seorang Lisa yang selalu menolak cinta seseorang?"

"Sok puitis." Lisa memutar kedua bola matanya. "Memangnya lo. Pacaran cuma sama bunga."

Aku memanyunkan bibir. Mentang-mentang aku gila bunga seenaknya saja dia berkomentar yang tidak-tidak.

"Bukannya ngga mau tapi tetap aja Lis. Ribet."

Lisa tampak tertarik pada percakapan. "Ribet gimana?"

"Susah jelasinnya. Lo bakal tau kapan-kapan. Yang pasti sekarang lo lagi fall in love sama siapa?" kilahku.

"Terserah Kim Valerie aja deh," tanggap Lisa pada kalimatku sebelumnya."Itu orangnya. Ganteng banget Val. Tipe ideal gue banget. Pokoknya lo bakal setuju sama yang kali ini."

Lisa menunjuk seseorang yang sedang membeli makanan. Tangannya kini setia menopang kepala sambil mengedipkan mata tampak terpesona.

"Kayak iya bener," tukasku lalu memutar badan melihat ke arah yang ditunjuk Lisa.

Semuanya seakan terhenti.

Aku tidak dapat berkata-kata.

"Kok selama ini gue ngga pernah liat dia? Ganteng banget berasa baru keluar dari manga."

Tidak lagi terdengar apapun dikatakan Lisa memuja-muji pria yang sedang kami bicarakan.

Kenapa harus dia?

Kenapa harus Ten?

Kenapa harus pacarku yang selama ini susah payah aku rahasiakan dari semua orang termasuk sahabatku sendiri?

Aku menggeleng tidak percaya sekaligus putus asa.

Sekilas mungkin biasa saja. Namun benar-benar tidak terpikir olehku ada saat dimana-

Aku dan sahabatku menyukai pria yang sama.

tbc-

***

Hai yang udah mampir dan udah baca prolog ini. Makasih banyak yaa! Ini work pertama aku jadi maaf kalo banyak kesalahan dan kekurangan. Tapi aku bakal berusaha perbaiki kok kedepannya.

XoXo.

Cultivar | Ten NCT Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon