"gua merasa nggak nyakitin prilly. Asal loe tau gua sama siska itu hanya sebatas teman. Nggak lebih"

"sebatas teman? Terus ngapain dia di rumah loe? Terus foto kalian nggak pakai baju berdua itu maksudnya apa hah?"

"foto? Gua ngak ngerti apa maksud loe" ali menautkan kedua alisnya merasa bingung dengan apa yang di maksud oleh kenneth.

"udahlah! Nggak usah di bahas aku udah capek" prilly berjalan ke arah siska menatap lekuk wajah gadis yang sudah berhasil membuat rumah tangganya berantakan dalam waktu seketika.

"lo puas? Ini kan mau loe? Selamat yah sis? Aku kagum sama kamu. DASAR WANITA MURAHAN!!!" prilly menekan akhiran ucapannya. Ali yang mendengar hal itu merasa tak percaya. Ia merasa wanita yang di hadapannya bukanlah istrinya

"kamu ngomong apa sih prill? Aku tau kamu masih cemburukan soal siska? Mana prilly yang dulu? Mana prilly yang dewasa, aku merasa kamu ini bukan istri aku"

'deg..'
hati prilly kembali runtuh mendengar tutur kata suaminya sendiri seakan ia sudah tak mengenali istrinya sendiri.

"seharusnya aku yang ngomong seperti itu. Mana ali yang dulu? Mana ali yang katanya cinta sama aku? Mana janji-janji kamu? Hah? Aku benar-benar kecewa sama kamu li" prilly menggelengkan pelan kepalanya menatap tajam ke arah ali. Rasa sakitnya seakan ingin membunuhnya sekarang juga.

"aku tau, kamu itu seperti ini karna cemburu kan? Plis, buang ego kamu" prilly semakin berdecak tak menyangka. Bukankah selama ini ali lah yang egois? Ia menyeka dengan cepat air matanya merasa tak ingin meneteskan dengan sia-sia air mata itu hanya untuk ali yang tak peka dengan apa yang ia rasakan.

"egois? Bukannya km yang egois hah? Sebenarnya kamu pilih aku atau siska sih?" ali terdiam, ia tak menyangka harus mendapatkan pertanyaan berat untuknya. Padahal jika ia benar-benar mencintai istrinya otomatis ia akan memilih prilly ketimbang masa lalunya. Namun rasa tak tega kembali menyeruak di hatinya ia mengingat bahwa siska sedang mengandung dan butuh seseorang untuk membantunya ia merasa tidak tega kepada gadis itu.

"udah cukup. Aku akan pergi dari kalian. Maaf aku sudah membuat rumah tangga kalian berantakan. Tapi sumpah! Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" selah siska memperlihatkan wajah sedihnya, dalam hatinya ia tersentuh puas melihat pertengkaran hebat antara ali dan prilly. Ia merasa rencana liciknya kini berjalan sesuai yang ia inginkan. Masih dengan wajah sedih, ia memalingkan badannya berencana ingin masuk ke dalam kamar dan mempersiapkan barang-barangnya, namun saat selangkah aksinya terhenti saat ali menarik lengan gadis itu. Si pemilik lenganpun menoleh ke arah ali

"jangan pergi. Aku mau kamu tetap disini. Aku tidak mungkin membiarkan kamu sendirian dalam kondisi hamil" lagi-lagi ali meremukkan hati istrinya untuk yang kesekian kalinya. Ucapannya seakan mewakili pertanyaan prilly, itu sama saja bahwa ia memilih siska ketimbang istrinya sendiri. Tangan prilly mengepal dengan erat hingga kuku-kukunya hampir menembus kulitnya sendiri, nafas panjang terus di hirupnya untuk menahan tangis namun hasilnya nihil air matanya kembali tertumpa meluncur membasahi pipi chubby-nya.

"bener-bener keterlaluan loe Li" saut kenneth kesal. Ingin sekali tangannya kembali melayangkan pukulan di wajah ali akan tetapi pria itu ingin menjaga perasaan prilly, ia tak ingin ikut campur lebih banyak dalam permasalahan ali dan prilly. Gadis yang pernah menjadi bagian hidupnya.

"jadi kamu milih siska ketimbang aku?" tanya prilly pelan

"bukan begitu, tapi aku hanya nggak tega" balas ali berusaha meyakinkan istrinya. Namun gagal. Hati prilly kini benar-benar remuk di buatnya ingin rasanya ia memukul wajah ali dengan tangannya sendiri namun hatinya tak kuasa untuk menyakiti pria yang ia cintai

K I T A -"AliandoPrilly"-Where stories live. Discover now