21

2K 81 0
                                    

(K I T A)
#part_21

Happy reading....

Rasa kesal, emosi, sakit mengiris hati yang terdalam kini bersatu menjadi hening. Menjelma menjadi api berpadu dengan ruang yang hampa. Tiap tutur kata keluar dari mulut ali bagaikan membasu luka di hati istrinya.
Prilly bangkit dari perpaduannya, menatap tajam ke arah suaminya.

"maksud kamu apa?" tanya prilly di sela-sela amarahnya

"udah deh! Nggak usah pura-pura bego. Aku tau kamu sakit hati karna aku bawa siska ke rumah kita. Tapi kamu nggak usah bersikap kekanak-kanakan gini dong. Bukannya aku sudah jelasin ke kamu tentang masalah dia, dan perasaan aku. Tapi, kenapa kamu terus bersikap keras kepada siska?" cetus ali. Rahangnya mengeras. Ia sungguh-sungguh tak dapat menahan emosinya

"kamu nuduh aku? Emangnya aku ngapain ke siska sampai kamu marah-marah gini?"

"aku nggak marah, aku cuman nasehati kamu. Ah! Udahlah.. Aku capek" ali langsung berlalu meninggalkan istrinya. Kaki-kaki panjangnya berayun menuju kamar mandi. Sedangkan prilly kini hanya bisa menahan tangis. Berkali-kali ia mencoba menghembuskan nafas untuk menetralkan pikirannya namun tetap saja rasa sakit masih berkecamuk di hatinya.

"apa rasa cinta kamu ke siska begitu dalam Li? Sampai-sampai kamu marah enggak jelas ke aku? Terus apa arti hidup kita selama ini?" gumamnya pelan. Kaki-kaki mungilnya kini melangkah meninggalkan ruangan hampa itu mencari sosok gadis yang telah membuat suaminya salah paham dan memarahinya. Kedua mata prilly tertuju pada siska yang tengah berada di dapur dengan segelas susu di tangannya. Terlihat di raut wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"sis? Aku mau ngomong" siska menoleh ke arah sumber suara. Mendapati seorang gadis yang sudah menatap tajam ke arahnya.

"eh pril.. Ada apa?" tanya siska santai. Ia menarik satu hentakan kursi tepat di mini bar sembari meminum susu yang ia pegang.

"maksud kamu apa, ngomong ke ali kalau aku nyuruh kamu nyapu halaman?" tanya prilly ketus. Gadis yang di hadapannya tersenyum licik, ia meletakan gelas yang ia pegang sejak tadi di atas mini bar.

"upzz. Maaf gue keceplosan" ucapnya memberi sedikit nada ejekan pada tutur katanya membuat prilly semakin kesal olehnya.

"aku serius sis"
siska mencengkeram kasar lengan prilly membuat si empunnya meringis kesakitan "kamu mau tau kenapa gw lakuin itu? Itu karna loe udah berani ngerebut orang yg gue cinta. Dan gw nggak bakal biarin hidup loe bahagia selama gw masih hidup dan lama kelamaan ali bakal menjadi milik gw kembali. Lo paham!" prilly tersentak mendengan tutur kata siska yang penuh dengan bisa ular. Ia membulatkan kedua matanya, menatap tak percaya kepada wanita di hadapannya mengucapkan kata itu. Kata seperti mengibarkan bendera perang kepadanya.

"eh! Loe pikir gw bakal takut? Hah? Gw nggak bakal biarin ali jatuh di tangan wanita busuk kayak loe. Wajar aja ali berpaling dari loe karna dia nggak pantes hidup dengan racun kayak loe. Dan percuma loe memfitnah gw. Karna itu nggak bakal membuat gw dan ali pisah. Loe ngerti?" balas prilly tak kalah geram. Ia menarik paksa lengannya dari cengkeraman siska.

"ohya? Kita lihat, sampai kapan loe bisa bertahan" pungkas siska memandang remeh ke arah prilly.

"gw bakal ngasi tau ali, kalau loe itu nggak berubah. Loe tetap menjadi siska yang dulu. Picik"

"coba aja. Paling ali nggak percaya.. Asal loe tau, ali tuh hanya percaya ama gue. Buktinya dia percaya kalau loe nyuruh gw nyapu di halaman, dan akhirnya apa? Dia marahin loe dan gw senang"

"loe bener-bener setan" bentak prilly. Tangannya melayang ke udara siap untuk menampar gadis yang berada di hadapannya.

'plak..'
rasa sakit kini menyatu di pucuk pipi kanan siska akibat tamparan prilly. Ia memegang pipinya menahan sakit. Namun sedetik kemudian matanya tertuju pada sosok pria yang melangkah ke arah mereka membuat ide licik kembali di pikirannya.

K I T A -"AliandoPrilly"-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang