2. Masih posessive Aja...

102K 5.1K 225
                                    

SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SHOPEE


Atau versi ebook, bisa dibaca di dream atau innovel

Jangan kamu pikir karena jauh dariku kamu bisa lepas dari perhatianku. Asalkan kamu tahu aku seperti punya radar ajaib yang mengetahui di manapun kamu berada. Jadi, jangan coba-coba sembunyi dariku

***

"Lo mau kuliah di mana Na?" tanya Wiwi, sekarang mereka sedang berada di mall. Tadi dengan rengekkan susah luar biasa. Qiana meminta ijin pada Erlangga si posessive gila. Untuk bisa pergi jalan bersama sahabatnya itu.

"Mmm, entar deh. Lihat sikon dulu, lo tau kan, Erlangga kaya gimana. Doi enggak mau kuliah beda tempat sama gue"

"Parah si Erlangga dari dulu enggak berubah. Kemarin malam, lo di jemput ya ke tempat kemping? "

"he-em" gadis itu mengiyahkan sambil menyesap milk shake di tangannya.

"Lo tau enggak, sebelum tuh cowok pergi ke sana.? "

"kenapa dia?"

"Ribet banget, gue sama Aldo di recokin. Kita udah mau jalan, dia nyuruh jemput di pasar. Katanya mobilnya kena macet. Udah gitu mulutnya itu ngoceeeh aja, sambil wara-wiri enggak jelas. Udah kaya emak-emak. Sumpah gue kesel sama cowok lo"

Qiana terkekeh, "Lagian, dia ngapain ke pasar"

"Dia enggak niat ke pasar dodol. Karena lagi macet, dia cari ojek. Nah dasar si bodoh itu, mobilnya di tinggal di jalan. Trus dia lari ke pasar nyari ojek. Lo tau, pas gue sampe ke sana. Cowok lo lagi rebutan ojek, sama ibu-ibu. Parah banget cowok lo!" cerita Wiwi membuat Qiana hampir tersedak minumannya.

"Lo bisa bayangin, gimana kesel nya gue kemarin. " rutuk Wiwi lagi.

"Sorry ya, dah ngerepotin lo" ucap Qiana, enggak enak juga jadinya.

"Enggak apa-apa. Untung lo sahabat gue, kalo bukan. Dah gimana gue tuh sama pacar lo. Gereget banget sumpah, pengen jitak aja jadinya"

Lagi-lagi Qiana terkekeh mendengarnya. Wiwi memang selalu menjadi sahabat terbaiknya. Meski tak jarang ia sebal, karena sikap posessive dan egois Erlangga. Yang tidak menginjinkan mereka jalan berdua seperti sekarang ini.

"Disana juga dia marah-marahin ketua OSIS baru. Gue malu sama si Azka, ya ampun. Dia itu kapan berubahnya,"

Gadis itu mendesah frustasi, Erlangga memang sesosok cowok yang posessive luar biasa. Bahkan dosisnya melebihi resep yang seharusnya.

"Nah, gue tuh heran sama lo. Ko, lo kuat sama tuh cowok. Ya ampun gue bisa setres kalo jadi lo"

Qiana terkekeh. " gue sempet setres sih. Tapi mau gimana lagi, dia udah kaya gitu dari orok."

"Susah sih, udah cinta soalnya" goda Wiwi.

"Cih, lo apa kabar sama Aldo. Kalian pacaran tapi ko, enggak jelas kaya gitu," cibir Qiana.

"Aldo itu masih dalam penyembuhan, jadi wajar kalo dia masih dingin sama gue. Nah, gara-gara pacar lo itu. Gue enggak jadi jalan kemarin. Ikhh, sumpah kesel!"

Lagi-lagi Qiana terkekeh melihat tingkah lucu sahabatnya itu.

"Eh, hari ini si bodoh itu enggak ngintilin lo kan? " sebal Wiwi.

"Enggak, gue kan udah bilang. Dia lagi asik sama gengnya. Katanya bakal dapet hadiah keren dari Om Prayoga"

Dari dulu Erlangga memang sering mengikuti balapan motor yang di-adakan di sirkuit. Yang pemiliknya bernama Prayoga.

LANA Where stories live. Discover now