[8] Persiapan

35.3K 1.8K 29
                                    

20.58
Home Syena

"Cikaaaaaa, Jangan tinggalin Sye " Teriak Syena yang berlari mengejar mobil Maroon tersebut.

" Kaya kenal deh suaranya " Ucap Cika yang tetap menyetir mobil Dira.

" Guyyssss, Sye ketinggalan!!! " Pekik Caca.

Cika langsung rem mendadak, membuat ketiganya terjedut.

" Aduuhh, santai dong remnya " Protes Dira.

Caca membalikkan badannya menghadap belakang. Melihat Syena mengejar mobil ini dari jendela.

" Udah diem. Cik, buruan mundur, kasian tu anak ngejar ngejar mobil " Sahut Caca.

Cika memindahkan gigi mobil menjadi R agar mobil mundur. Mobil itu berhenti di samping Syena, ia membuka pintu mobil, dan menutupnya.

" Kok lo bisa ketinggalan Sye? " Tanya Dira.

" Sye kan tadi pipis dulu. Terus pas Sye buka pintu rumah, kalian Udah ninggalin parkiran. Sye kesel. Sye capek lari lari. Sye haus sekarang. Sye keringetan. Rambut Sye udah berantakan " Syena ngedumel sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

" Yaudah iyaiya sorry dah. Jadi ngemall gak nih? " Tanya Cika.

" Jadi. Buruan!! " Perintah Syena.

Cika kembali melajukan mobilnya, membelah jalanan yang tidak terlalu padat. Syena yang sedang menaikkan suhu AC didalam mobil menjadi 3, ditatap horror oleh Dira.

" Sye kepanasan Dira. Jangan liatin Sye kaya gitu dong " Protes Syena.

" Terserah lo deh " Dira memutar boka matanya dengan malas.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka sampai di Mall tersebut. Mall di daerah Jakarta Barat. Mereka memilih Mall tersebut dengan alasan 'Kan kita belum pernah main ke Mall yang ada di Jakarta Barat'.

Pintu yang otomatis terbuka menyambut keempat gadia cantik itu. Seakan akan pintu itu lelaki yang mengagumi paras 4 gadis remaja.

Syena berjalan mendekati kedai yang bertuliskan Hulala Ice World.

" Mau kemana Sye? " Tanya Caca.

" Sye mau ice cream " balasnya.

" Nanti! Kita cari dulu keperluan besok, baru jajan, ayuk " Dira menarik tangan Syena.

Mereka memasuki toko bertuliskan Carefire. Dimana yang menjual berbagai macam keperluan, seperti makanan, baju, kosmetik, elektronik, mabel, keperluan sekolah maupun kantor. Cika mengambil troly berwarna pink.

" Sye, mau masuk gak? Duduk disini " tanya Cika.

" Mauuuu " Ia masuk kedalam troly lalu duduk.

" Dira mau duduk bareng Sye gak disini? " Tanya Syena.

" Enggak ah, turun Sye, nanti kalian jatoh "Dira menggelengkan kepalanya melihat Cika dan Syena bersenang senang dengan troly itu. Layaknya ibu yang melarang, dan anaknya yang monolak.

" Enggak mau, Sye mau main " Jawabnya.

" Kok gak ngajak? Gue ikut dong " Saat Caca mau bergabung dengan Syena dan Cika, Dira lebih dulu menahannya.

" Lo jangan ikut ikutan. Sini, bantuin gue nyari minuman" Paksa Dira.

Dira risih mendengar Syena dan Cika tertawa begitu lepas. Bahagia mereka sangatlah sederhana.

" Cika, kali ini dorong Sye agak keras ya " pinta Syena.

" Oke, 1-2-3 " Cika mendorong troly berisi Syena didalamnya dengan kuat.
Dira dan Caca masih mendengar tawa Cika dan Syena.

" Cika, rem cika, didepan ada tumpukan sabun cuci " Teriak Syena, tapi Cika tidak mendengar, ia malah melajukan troly itu lebih kuat.

" Cikaaaaaaaaa stooooooppppp!!! "

Lewat semenit lagi, jika seseorang tersebut tidak dengan sigap menangkap troly itu, mungkin Syena akan terpental jauh.

" LO GILAK YA!? " Bentak seseorang tersebut. Syena turun dari troly dibantu Dira dengan kaki yang gemetaran.

Oke, ini buruk!.

Bukan, sangat buruk!.

" Eemm, kan kan , it- itu Cika yang dorongnya ke kencengan " Bela Syena.

" Eh, kok gue " Tanya Cika.

" Bocah banget siiiiih?! " Nada Reynand merendah. Syena hanya nunduk dengan dalam, melihat sepatu putihnya yang baik baik saja, tak berani melihat wajah Reynand.

🍫🍫🍫

Disini mereka sekarang. Sebuah cafe kekinian, cocok untuk remaja berkumpul, tertawa, dan bercanda. Tapi tidak dengan Syena, Cika, Caca, Dira, Reynand, Keenan, Aldo, Ethan.

" Eh woi! Kalian ber4 , kalian ikutin kita ya?! Ngapain disini?? " Dira bertanya dengan galak.

" Harusnya lo itu bilang makasih ke kita, atau Reynand. Bukan bentak gini. Galak banget jadi cewek " komentar Keenan.

" Eh suka suka gue dong. Lo pada ngapain disini? " Ulang Dira.

" Mall ini punya bokap gue! " Balas Keenan dengan jutek.

Skak.

" Diih santai aja dong mukanya" Dira protes.

" Suka suka gue dong. Lo juga dari tadi marah marah gak jelas. "

" Kok lo yang sewot? "

" Ya suka suka gue juga dong "

" Waahh songong ni anak! Mau ngajak beran-- "

" Udah dong! Stop! Sye capek nih dengerin Keenan sama Dira berantem! " Syena menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

" Kok jadi lo yang marah!? " Jawab Dira dan Keenan dengan serentak.

Dipegangnya pergelangan tangan kiri, tempat tadi Reynand menarik lengannya. Lalu matanya berkaca kaca.

" Tangan Sye sakit " lirihnya, sambil melirik Reynand dengan sebal.

" Kenapa? " Tanya Reynand.

" Kan Rey yang buat tangan Sye sakit, Sye kesel sama Rey " Ia mengerucutkan bibirnya.

" Mending cuma tangan, kalau gak gue tolongin, lo udah mental! "

" Tapi tetep aja, tangan Sye sakit. Nih merah! "Gerutunya, dan setetes air kristal keluar dari ujung matanya, dan dihapus dengan kasar. Layaknya bocah 4 tahun yang di paksa ibunya untuk tidur siang.

Reynand awalnya ragu dengan temannya nanti. Tapi, dilain sisi ia juga tidak tega melihat gadis dihadapannya menangis karna nya.

Perlahan tapi pasti, Reynand mengusap tangan Syena yang merah dengan lembut. Mengngubris pandangan teman temanya dan teman teman Syena yang diam dan bertanya seribu bahasa.

Keenan, Aldo, Ethan, Dira, Caca, dan Cika, tidal yakin itu Reynand. Mungkin jelmaannya. Tapi apa benar? Baiklah, hanya tuhan dan Reynand yang tau.

🍫🍫🍫

20.52
Malam.
Enak nih, abis sholat teraweh, pulangnya langsung baca Wattpad.
Vote + comment yaaaaaaaaaa:)

Ketjup😘

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें