The Truth Untold

351 16 8
                                    

’What is your favorite song in this album?’

Perhatianmu tertuju pada seseorang yang disorot kamera setelah pertanyaan tadi dilontarkan.

‘I think I like The Truth Untold, yeah, feat. Steve Aoki!’  Ucapnya memperlihatkan wajah cerianya pada kamera.

Seandainya kau baru mengenalnya, maka kau akan percaya bahwa ia adalah seseorang yang benar-benar ceria tanpa beban sedikitpun. Tentu saja harapanmu seperti itu. Tapi, sayangnya, kau dapat membaca kebohongan dari balik senyum cerahnya itu. Kau menyadari ia begitu terkenal sekarang, mengapa kau begitu khawatir tentang keadaannya saat ini? Maksudmu, ia pasti bahagia kan saat ini? Pertanyaan retorik itu selalu saja menghantuimu.

Kamu menaruh ponselmu di meja kafe, menghentikan acara yang tadi baru saja kau tonton dari balik layar ponsel. Vanilla latte yang sedari tadi menemanimu kau abaikan begitu saja. Pandanganmu menyorot jauh menatap langit di balik dinding kaca kafe.

“Kau tidak harus menjadi harapan semua orang Hoseok~ah.”


☀️☀️☀️

Angin malam menjatuhkan helai demi helai rambut sebahumu yang kau ikat seadanya.
Kamu hanya menatap sepatu milikmu yang sedari tadi beradu dengan trotoar. Begitu fokus, hingga kau tidak melihat seseorang sedang berjalan mendekatimu.

“Apa kau ingin mati kedinginan, nona muda?” Sebuah jaket telah memeluk tubuhmu.

Kamu hampir berteriak, sebelum menyadari pemilik suara tadi. Dengan cepat kamu berbalik. “Hoseok~ah?”

“Iya, ini aku. Apa yang kau pikirkan sampai tak mendengar suaraku? Dari tadi aku memanggilmu, dasar.”

Perlahan senyum kecil terbentuk di wajahmu. Sikap cerewet teman masa kecilmu ini tak pernah berubah.

“Dan apalagi yang terjadi dengan ekspresimu yang tak jelas itu? Kenapa kau berjalan malam-malam begini sendirian, hah?” Ia menatapmu seakan ia akan kehilanganmu jika ia berkedip.

“Dan kenapa kau begitu peduli, Tuan Jung Hoseok?” Sederet perkataanmu membuatnya terdiam.

Beberapa detik berlalu dan suasana menjadi begitu hening. Sekali lagi, kau mengulangi pertanyaan yang tak akan pernah ia jawab. Atau mungkin lebih tepatnya, masing-masing dari kalian telah mengetahui jawabannya.

Kali ini kau melangkahkan kakimu hendak menjauh, tapi tangannya lebih dulu mencegahmu.

“Kau ingin ikut ke pantai?”

☀️☀️☀️

Pasir pantai menenggelamkan kakimu setiap kali kau melangkah, meninggalkan jejak kakimu dengan jelas pada pasir.

“Bagaimana kabarmu?”

“Aku baik-baik saja.” Jawabmu tanpa melirik Hoseok yang sedang berjalan di sampingmu. Berdeham ringan, kamu akhirnya kembali membuka suara, “Jadi ... kenapa kau pulang?"

Hoseok sedikit menengadah. “Ya, ada sedikit waktu luang dan kurasa aku merindukan sesuatu.”

Kata ‘sesuatu’  yang baru saja dilontarkan pria di sampingmu membuatmu sedikit penasaran. Tapi, kamu ragu untuk menanyakannya.

Odds and EndsWhere stories live. Discover now