"Auchhhh, sialll! heh cewek gilaa, brengsek lo!" umpat Wahyu keras, sialnya mau mengejar tapi kakinya terlalu sakit. Wahyu benar-benar terkejut ada cewek yang bukan saja berani menentangnya, tapi juga menendangnya. Wahyu berjanji sama dirinya sendiri, akan buat perhitungan dengan cewek yang bernama Aisyah itu.

***

Dengan langkah memburu Aisyah menyusuri koridor menuju gerbang sekolah, tapi langkahnya langsung terhenti. Saat melihat beberapa gerombol murid yang sudah berdiri menghadang jalannya. Satu di antara mereka yang ada paling depan sudah memasang muka termurkanya melihat Aisyah, Aisyah yang dipandang pun cuma nyengir pasang muka termanisnya, siap-siap buat lari maraton. Sesekali dia pandangi sekitar, melihat jalan yang kiranya bisa dia pakai buat kabur.

"Mau ke mana lo?" tanya murid itu yang ada paling depan.

"Ehh, mau pulang lah, Bang. Mau ke mana lagi?" jawab Aisyah lirih siap-siap lari ke arah samping kanan. Dia berniat meloncati taman.

"Balikin dompet gue sekarang!" ucapnya lagi yang dipanggil Aisyah dengan 'Bang'.

"Hmmm ... dompet?" tanya Aisyah balik.

"Balikin dompet gue sekarang, Ai. Gue tahu dompet gue lo bawa, balikin sekarang." pinta murid itu masih dengan nada kalem, tapi mukanya sudah emosi.

"Nggak buat sekarang, Bang Al, Ai pinjem dulu ya ..." seru Aisyah langsung lari ke samping meloncati taman menuju lapangan basket. Ali, satu-satunya kakak kandung Aisyah. Ali yang baru sadar kalau dompetnya nggak ada di dalam tas, langsung menelpon rumah meminta tukang kebun untuk mengantar dompetnya ke sekolah. Tapi langsung emosi saat si tukang kebun rumahnya bilang kalau Aisyah sudah membawanya ke sekolah.

"Buruan kejar dia, tangkep dia, ambil dompet gue!" perintah Ali langsung dituruti teman-temannya. Mereka pun langsung menghambur lari mengejar Aisyah.

***

Aisyah terus-terusan lari nggak jelas arahnya. Karena memang dia belum tahu betul area sekolah barunya ini. Dan bukannya sampai ke gerbang sekolah, Aisyah malah lari menuju parkiran untuk murid. Langkah kakinya langsung terhenti saat nggak ada jalan keluar lagi buat dia.

"Haistt, sial! Ngapain gue malah nyasar di sini. Ke mana lagi nih," gumamnya bingung gelagapan. Tepat saat Ali cs sudah ada di belakangnya, di antara kerumunan murid-murid yang mengambil motor untuk pulang.

"Lo udah nggak bisa ke mana-mana lagi, Ai, buruan balikin dompet abang," seru Ali sudah ancang- ancang menghampiri Aisyah.

"Ai udah bilang kan, Bang, nggak buat sekarang, Ai mau jajan!" jawab Aisyah berusah berkelit di antara murid-murid menjauhi Ali dan BRUKKK dia menabrak salah satu murid yang mengendarai Ninja hitam. Napas Aisyah yang sudah memburu, semakin ngos-ngosan karena takut. Kedua tangannya memegang stang motor dari depan menatap si pengendara dengan tatapan takut.

"Ai, lo nggak apa-apa kan?" teriak Ali berlari menghampiri Aisyah. Wajah Ali langsung panik saat tahu adiknya hampir saja tertabrak motor, motor yang seharusnya nggak muncul di hadapannya sekarang. Aisyah yang tersadar langsung lari ke belakang motor Ninja, memegangi pegangan belakang motor Ninja.

"Bang Ali, STOPPP!!!" teriak Aisyah menghentikan langkah Ali. Aisyah keluarkan dompet milik Ali dari dalam tasnya. "Ai bilang stop, Bang, kalau Bang Al melangkah sekali lagi, dompet Abang, Ai buang ke parit ini ...," ancam Aisyah melirik parit yang kebetulan ada di sampingnya. Diacung-acungkannya dompet itu di atas parit. Aisyah tersenyum puas, dia merasa kalau kejar- kejaran ini dimenangkannya, setelah melihat dengan kebetulan juga sepeda Fahmi teman Ali terparkir tepat di belakangnya.

Ketika Preman Sekolah Jatuh Cinta (PINDAH KE DREAME)Where stories live. Discover now