Part 54 {Kilas Balik}

62.4K 3.2K 59
                                    

Senyuman Saga seketika mengembang. Apalagi ketika dilihatnya umpan besar yang Aksa maksud telah tiba dihadapannya. Umpan besar tanpa ada penawarnya!

Pastinya pria angkuh itu takkan bisa berbuat curang lagi. Jika memang hal itu terjadi lagi. Bukan tak mungkin ia akan menghabisi 'adik kesayangannya itu hingga tak bersisa!

"Bagaimana? Masihkah kau menganggapku bodoh?" sarkas Aksa menatap sinis pada Saga

Pria itu menggeleng sambil tertawa lebar

"Kupikir kau layak disejajarkan profesor" kekeh Saga. Aksa mendengus kesal

"Jadi apa rencanamu sekarang?" tanyanya lagi

"Memancing ikan dengan umpan "

Aksa mendengus kembali. Baginya pemikiran Saga itu terlalu kekanakan.

Kenapa pengandaiannya seburuk ini?

🥀🥀🥀

Pria paruh baya itu menatap tajam tiga orang yang kini berdiri tepat dihadapannya.  Tiga bedebah yang berbicara omong kosong tak penting!

Bagaimana mungkin ia mempercayainya?
Semua penjelasan yang sebelumnya dilontarkan secara estafet oleh ketiga orang tak berpendidikan itu benar benar membuat kadar emosinya mendidih di level tertinggi!

Bocah ingusan seperti mereka apakah tak mengenalnya?

Bukankah berbicara omong kosong seperti itu bisa dinobatkan dalam kasus pencemaran nama baik? Tidakkah mereka takut bahwa hanya dengan kedipan mata dirinya sanggup membuat mereka membusuk di balik jeruji besi?

"Percayalah Tuan kami tak berbohong, semua ini fakta. Anda bisa lihat sendirikan bahwa buku yang saya pegang ini merupakan salinan dari aslinya? Semua identitas juga tertuju pada Aidan, anak Tuan" ujar Tyo meyakinkan. Dirinya kini menunjukkan sebuah buku mini. Buku salinan pernikahan Aidan dan Abel yang dikirimkan pria itu beberapa hari setelah pernikahannya

Bagi Aidan. Buku itulah penanda bukti bahwa pernikahan yang ia katakan bukan bualan semata. Makanya tanpa berniat mengundang, pria itu secara terang menunjukkan bukti yang jelas

Hanya saja rasanya Tyo masih belum bisa mempercayai segala fakta baru yang datang bertebaran silih berganti

Bagaimana mungkin selama ini bahkan kedua orang tua Aidan pun tak tau mengenai pernikahannya?

"Sa...ya mo...hon Tuan bantulah kami . Saya hanya ingin membebaskan Nona Abel saya Tuan..hiks..hiks" Emin kembali terisak. Tubuh wanita gempal itu bahkan sudah meluruh dilantai seraya bersimpuh didekat kaki Tuan Sanderson. Namun sebelum itu terjadi dengan kasarnya pria paruh baya itu menyentakkan kakinya membuat tubuh Emin refleks terhuyung kebelakang

"Emin!!" sigap. Secara bersamaan Tyo dan Damar spontan membantu wanita gemuk itu berdiri

"Tidakkah Tuan tau tindakan anda ini bisa di kategorikan kekerasan? !!" geram Damar marah

Sementara Tuan Sanderson hanya merespon dengan kekehan tawa. Siapa mereka yang bisa mengaturnya?

Bahkan hukum saja terlalu takut hanya dengan bersentuhan dengan uangnya!

"Ucapan kalian yang omong kosong itu akan kucoba selidiki. Jika ternyata semuanya hanya kebohongan, tak masalah kan kalau aku menjebloskan kalian kedalam hotel prodeo?" sarkas pria paruh baya itu lagi,  sembari bersidekap. Pandangannya menatap rendah lawan bicaranya.

Damar dan Tyo mengangguk mantap. Sementara Emin hanya bisa meneguk salivanya karena takut

🥀🥀🥀

Dentuman musik yang begitu memekakkan telinga terdengar keras mengalun diruang besar itu. Menyemarakkan suasana layaknya pesta yang terjadi. Malam bertambah pekat namun nampaknya suasana semakin panas tak terkendali.

Bukan ZONK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang