Part 28 {Jarak}

63.6K 2.9K 32
                                    

Emin ikut terisak tatkala dirinya mendengar kisah Abel hingga usai. Emin tak bisa lagi membayangkan jika saja kejadian itu yang menimpa dirinya. Mungkin Emin akan memilih bunuh diri setelah semua kisah buruk itu menimpanya. Tapi sungguh, ia sangat salut dengan keberanian Abel untuk terus menentang orang-orang itu. Apalagi ketika dirinya nyaris diperkosa oleh salah satu bajingan-bajingan itu.

"Sudah...Emin jangan nangis..." pinta Abel, sembari ikut mengusap buliran air yang sempat turun dari matanya

"Maafkan Emin nona. Emin sungguh sedih mendengar kisah nona itu. Mungkin jika Emin yang menjadi nona saat itu Emin pasti sudah Gila atau mati saat ini" lirih Emin.

Abel tersenyum. Sebetulnya ia juga berpikiran sama dengan wanita gempal itu. Jika saja tak ada Tyo, Netta dan Jeanny yang membantunya menghilangkan trauma itu.

"Pasti yang menembak lelaki bejat itu, Tuan Tyo kan non?" tebak Emin lagi, menyimpulkan akhir kisah Abel.

Wanita itu mengangguk

"Sepertinya begitu Emin" ujar Abel sembari menghela napas panjang

"Ketika aku sadar aku menemukannya di ruang rawat inapku. Awalnya aku takut padanya, namun dengan telaten ia menjelaskan semua yang tak kuketahui dengan jujur. Kehadiran Netta dan Jeanny juga memaksaku untuk percaya padanya. Mereka bilang pria itulah yang menyelamatkanku dari si pria brengsek yang nyaris memperkosaku" jelas Abel sambil menerawang, ingatan itu begitu menekannya. Hampir saja ia kehilangan akal sehatnya dengan mencoba untuk bunuh diri namun kehadiran Tyo lagi-lagi mampu menghalanginya

"Sejak itu Tyo lah yang selalu menjaga kami bertiga, dia memberikan Aku, Jeanny dan Netta sebuah tempat tinggal. Bahkan dia juga memberi kami makan dan kebutuhan lainnya, mengingat kami orang baru ditempat itu"

Beningan air terlihat jatuh kembali dari kelopak Abel. Dia sungguh sangat beruntung bertemu Tyo yang seolah menjelma menjadi malaikat pelindungnya

"Namun dirumah tempat kami bertiga tinggali itu banyak para tetangga yang menuduh Tyo macam-macam. Mereka menganggap pria itu bukan pria baik baik begitupun kami. Mengingat terkadang Tyo juga ikut menginap dirumah itu untuk menghiburku" jelas Abel

Emin mengangguk mengerti. Sesekali wanita itu mengusap air matanya yang ikut menetes

"Tyo tak ambil pusing dengan berita tak benar mengenai dirinya. Namun Aku, Jeanny dan Netta sungguh risau. Kami tak mau menjadikan Tyo terbebani karena kehadiran kami"

"Lalu apa yang terjadi nona? Apa kalian bertiga mempunyai cara untuk membantu Tuan Tyo jauh dari kabar buruk tersebut?"

Abel menggeleng.

"Kami memutuskan untuk pergi saja Min, namun entah mengapa Tyo berhasil mencegahnya. Kami ketahuan Min"

Abel kembali menghela napas panjang

"Akhirnya satu ide terlintas dibenak Tyo, dia ingin mendekatkan kami pada dua sahabatnya yang lain. Maka dari itulah muncul Taruhan konyol itu Min"

Emin mengangguk mencermati semua perkataan nona-nya dengan seksama

"Tyo pikir lewat Taruhan itu nantinya kami akan mendapatkan misi berpasangan. Sebenernya harapan Tyo itu mendekatkan kami dengan para sahabatnya itu siapa tau mereka memang tertarik pada salah satu dari kami dan bukan tidak mungkin menjadi pendekatan dan berlanjut kepernikahan. Tapi semuanya langsung kacau akibat Si tuan angkuh itu! Dia menuduh Tyo yang tidak-tidak. Hingga mereka bermusuhan sampai sekarang dan membuat Tyo sedih" dengus Abel mengakhiri kisahnya.

Emin mengangguk paham. Sekarang ia mengerti semuanya. Baginya jalan hidup 'Nona' nya ini benar-benar berliku!

"Oh iya Min, kisah Abel yang panjang kali lebar itu jangan diceritakan kesiapapun ya? Terutama sama Tuan-mu yang Angkuh itu"

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now