Part 35 {Rasa berbeda}

65K 3.1K 21
                                    

"Ngapain lo disini?!" Aidan berujar ketus seraya berjalan kearah Abel, meninggalkan Atheya yang masih terduduk dikursi

Abel. Mengatur napasnya sejenak. Ia meruntuki diri yang begitu bodoh.

'Kenapa bisa ketahuan!' pikirnya kesal

"Heh!"

Abel mendongak, menatap datar Aidan

"Kenapa? Memangnya haram ya, nonton dua orang yang asyik pacaran?" sindir Abel. Aidan diam

"Eh.m.ma..af, tidak seperti itu ceritanya" sangah seseorang, yang ternyata Atheya

Abel tersenyum sinis

"Sudah They, tak perlu menjelaskan apapun. Itu tak penting" ujar Aidan datar seraya menarik lengan Atheya untuk mengikutinya masuk.

Abel terkesiap. Aidan mengacuhkannya! Tanpa penjelasan apapun! Mengapa rasanya begitu sakit?

Tapi kenapa? Bukankah Abel sudah terbiasa akan hal itu? Tapi kenapa sekarang rasanya berbeda? Apalagi ketika Aidan malah beranjak pergi dengan wanita lain. Kenapa rasa kesal itu lebih dari biasanya?

Perasaan macam apa ini?

Tanpa Abel sadari, buliran bening terjatuh dari kelopak matanya. Abel masih diam, memandang lurus ke arah kursi yang sebelumnya diduduki Aidan dan Atheya.

"Sakit" lirinya pelan seraya mengusap ulu hatinya yang terasa perih.

🥀🥀🥀

"Kemana Abel?" tanya Atheya ketika tak menemukan wanita itu duduk bersamanya dan Aidan dimeja makan

Aidan menggedikan bahunya acuh. Apa pedulinya pada wanita itu?

"Pasti dia lapar, apalagi Emin tak disini, siapa yang membuatkan makan untuknya?" lirih Atheya pelan. Sekarang ia tau semua tentang Abel. Tentang taruhan, pernikahan, kehamilan palsu, alasan Aidan, kebiasaan Abel dan siapa Emin, Atheya juga tau!

Kemarin Aidan menceritakannya sedetail mungkin padanya. Awalnya Atheya tak setuju dengan semua tindakan Aidan itu. Tapi ia bisa apa? Semuanya sudah terlanjur! Apalagi yang ia tau Aidan ini tipe orang keras kepala dan Ambisius. Ya....setidaknya jika Aidan bertindak lebih gila dari ini Atheya akan menghentikannya sesegera mungkin.

"Biar saja. Kenapa kau begitu perduli padanya?" ujar Aidan malas.

Atheya berdecak. Tentu ia merasa kasihan dengan wanita itu! Apalagi jika harus menghadapi pria gila macam Aidan ini!

"Aku akan mengantarkannya makan, kamu diam saja disini" perintah Atheya. Aidan mengedikkan bahunya acuh seraya kembali melahap makanannya .

Atheya meraih piring dan menyendokkan nasi juga beberapa masakan yang ia olah tadi dalam sebuah piring yang sama. Tak lupa ia mengambil segelas air putih juga beberapa buah dan menaruh semuanya di nampan. Setelah selesai wanita itu berniat menuju kamar Abel.

Dengan perlahan dirinya berjalan menuju kamar Abel yang pintunya sedikit terbuka. Didorong pelan pintu itu. Hingga sampailah Atheya dikamar Abel.

Atheya tersenyum ketika dirinya menemukan Abel yang tengah tertidur pulas. Ditaruhnya nampan itu diatas nakas. Atheya lantas beranjak membuka gorden yang menutupi cahaya mentari. Seketika itu juga kamar Abel langsung terang benderang.

Abel mengeliat pelan, karena rasa silau yang menembus pengelihatannya. Merasa terganggu, wanita itu dengan perlahan membuka matanya. Abel langsung terperanjat ketika menemukan Atheya yang tengah tersenyum lebar menatapnya.

Abel spontan menutupi wajahnya yang kacau dengan selimut tebalnya.

"Kenapa dia disini sih?!" kesal Abel pelan, masih dibalik selimutnya

Bukan ZONK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang