Part 18 {Kesal}

64.9K 3.2K 10
                                    


Abel mengeliat pelan di kasur empuk-nya. Seketika matanya mengerjap-erjap pelan saat sinar mentari membuat silau pandangannya. Ia membuka mata perlahan dan mendapati Emin, bodyguardnya sedang mengikat Gorden di Kamarnya.

"Kenapa dibuka...kan silau..." Abel mencebikkan bibirnya, sedikit kesal

Emin, tersenyum sekilas kemudian mendekat ke ranjang Abel.

"Nona tau kalau sedang berada di Bali?"

Abel mengangguk, kemudian mendudukan diri perlahan

"Memangnya kenapa jika di Bali?" tanya Abel tak mengerti maksud ucapan Emin, sesekali wanita itu menguap, menandakan dirinya masih benar-benar mengantuk sekarang

"Apa Nona tidak sayang, menghabiskan waktu hanya sekedar tiduran saja? Bukankah lebih baik nona berwisata, berbelanja, atau berenang?"

Great! Abel mengerti. Sepertinya menarik juga usul Emin itu. Ah! Tentu saja Abel ingin jalan-jalan di tempat indah ini!

"Oke deh!"

Abel bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju 'Bathroom' dengan semangat. Sekarang berbagai rencana telah terpatri di pikirannya. Berbelanja, berwisata, berenang. Oh! Sungguh ia sangat menginginkan hal itu sekarang! Kapan lagi ia bisa ketempat ini, setelah sekian lama. Sudah tentu Abel tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini!

🥀🥀🥀

Aidan berdecak sebal, ketika dirinya mendengar suara bell beruntun dari luar kamar hotelnya. Aidan mencoba meredam suara itu dengan menutupi telinganya dengan bantal. Namun.....gagal!

Bunyi-bunyi itu terus saja terdengar keras meskipun ia sudah berusaha menutupi telinganya dengan apapun yang dia punya.

"Siapa sih? Menganggu saja!" kesal Aidan, sembari beranjak malas-malasan dari kasur empuknya. Aidan berjalan perlahan untuk membukakan pintu itu, dia tak kaget lagi ketika mengetahui bahwa Abel-lah sang perusak suasana itu.

"Apa?!" Bentak Aidan. Abel terkikik pelan melihat Aidan yang acak-acakan.

"Jalan yuk!" ajak Abel seraya tersenyum manis.
Oh! Tentu saja itu tak mempan bagi Aidan. Mau Abel senyum selebar mungkin, juga pasti bagi Aidan tak ada manis-manisnya!

"NGGAK! GUE MAU TIDUR!!" Bentak Aidan nyaring. Abel sedikit terkejut namun tak berlangsung lama. Wanita itu langsung memperbaiki ekspresinya kembali

"Kalau gitu, bagi duit dong! Gue nggak punya nih buat modal Jalan-jalan"

Aidan berdecih, memangnya dia peduli gitu?

"Lo nggak inget yang gue katakan semalam?"

Abel berpikir sejenak mendengar ucapan Aidan

"Apa?" tanya Abel, tentu ia sedikit lupa tentang ucapan Aidan semalam

Ish! Aidan bertambah kesal sekarang.

"Angkat kaki dari Hotel ini!!" geram Aidan murka.

Abel tersentak, sekarang dia ingat! Sangat ingat! Lantas apa yang harus ia lakukan sekarang? Mengiyakan ucapan Aidan?! Hah! Mana bisa! Lebih baik ia kabur saja deh dari hadapan Aidan dan langsung kembali ke kamar, untuk menjaga barang-barangnya agar tak dilempar keluar dari hotel ini.

"Nggak......nggak jadi deh, si...lahkan tidur saja. Gue gak bakal ganggu. Dahh....!" pamit Abel seraya berlari terbirit-birit menuju ke kamarnya.

Aidan mendengus, kembali berbalik masuk ke kamarnya.

🥀🥀🥀

Abel masuk ke kamarnya dengan napas yang tersengal-sengal. Sesekali wanita itu mengusap peluh yang membasahi dahinya. Seraya meneguk yogurt hingga tandas

Bukan ZONK! Where stories live. Discover now