Bagian 23 bantuan

1.9K 82 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini Ris" Dilla menyodorkan sebuah benda berbentuk kotak pada Risna.

Saat itu mereka ada disamping gedung fakultas, Dilla sengaja memilih tempat itu yang tak begitu ramai, agar saat ia menyerahkan benda tersebut tak diketahui oleh orang.

"Apa ini Dil" Risna mengambil benda yang diserahkan Dilla, dengan tatapan bingung.

"Bukannya kemaren kamu memberi saran padaku untuk memberikan benda itu untuk Aziella, kamu lupa?"

"Owwwh" angguk Risna mengerti sambil sedikit tersenyum. Senyumnya bertambah lebar, bahkan hampir tertawa, kala melihat benda yang diserahkan Dilla, sebuah kado kecil berwarna pink lengkap dengan pitanya juga, sungguk terlihat cantik. beberapa kali kado tersebut ia bolak balik.

"Kalau dibungkus kaya gini terlalu sweet Dil, kaya mau ngasih kepacar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau dibungkus kaya gini terlalu sweet Dil, kaya mau ngasih kepacar saja."ucap Risna hampir ketawa.

"Ah biar ajja Ris udah kebikin-bikin juga, susah payah tau gak tuh bikinnya sampai liat youtube aku." tanggap Dilla masa bodo. Sambil mengibaskan tangannya di udara.

"Totalitas banget bikinnya sampai lihat youtobe segala." Kali ini Risna tak bisa lagi menahan tawa, tangan kirinya ia tutupkan kemulut.

"Itu tandanya aku sungguh-sungguh Ris. Tidak main-main"

"Iyya-iyyaa aku mengerti" sambung Risna menyudahi tawanya.

"Eiiisss apaan tuh," tiba-tiba saja seseorang datang dari arah belakang Risna. Matanya langsung lekat melirik kado yang ada di tangan Risna.

Kehadiran perempuan itu tidak disadari Dilla dan Risna, sehingga membuat keduanya terkejut karena tiba-tiba saja dia sudah ada ditengah-tengah mereka. Wajah Risna yang tadi tertawa pias seketika, begitu juga Dilla.

"Waaah kamu dapat kado Ris," ucapnya bahagia. "dari siapa?" lanjutnya dengan mata berbinar.

Tubuh Risna mendadak kaku, ia langsung melirik Dilla, seolah ia berkata apa yang harus ia katakan soal kado tersebut.

Cadar kemunafikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang