Chapter 15 : Berangkat Sekolah Bareng Senpai 🖤

3.6K 422 70
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Happy Reading!
.
.
.

Beberapa menit setelah keluar dari rumah.

Sakura mengatur napasnya perlahan, berlarian dari dalam menuju gerbang rumah lumayan menguras tenaga. Entah kenapa Sasuke malah mengajak berlari padahal jalan juga bisa.

"Senpai nggak capek?" tanya Sakura penasaran, karena Sasuke terlihat biasa saja.

"Nggak, lo jarang olahraga makanya lari segitu doang capek, dasar lemah," balas Sasuke ketus.

Sakura tidak protes karena kenyataannya memang begitu, lalu melirik pergelangan tangannya yang masih dipegang Sasuke. "Betah amat pegang tangan Uya."

Mendengar itu Sasuke langsung menghempaskan tangan Sakura, kemudian berjalan ke arah motor vesmet warna lilac yang terparkir di depan gerbang. 

"Tahu gitu nggak usah ngomong biar dipegang terus!" geram Sakura dalam hati.

Langkah Sakura terhenti. "Senpai, kita berangkat naik motor?" tanyanya tak percaya, ia pikir mereka akan berangkat dengan mobil jeep rubicon yang waktu itu.

"Terbang, ya iyalah naik motor, di sini cuma ada motor gue, bukan?" Lagi-lagi Sasuke menjawab dengan nada ketus.

Sakura mendengkus sebal. Sebenarnya bukan mempermasalahkan naik motor atau naik mobilnya, tetapi memang hanya berniat bertanya saja. Ia kira Sasuke tipe yang ke mana-mana pakai mobil, karena menjemput Karin pun tiap hari selalu menggunakan mobil. Lantas mengapa saat dengannya pakai motor?

Kenapaaa?

"Biasa aja dong jangan ngegas cepet tua nanti." 

"Salah sendiri segala nanya jawaban yang udah ada di depan mata."

"Ya maaf, efek terlalu cinta sama Senpai sih, jadi mata Uya sedikit bermasalah." Sakura cekikikan melihat Sasuke malah menghela napas, sepertinya lelaki itu lelah menanggapi.

"Ngomong-ngomong motor Senpai lucu banget, mana warnanya unyu, vesmet pula," lanjutnya sambil berdecak kagum melihat motor idamannya ada di depan mata.

"Jangan berisik, jangan banyak ngomentarin nih motor. Ini bukan punya gue, aslinya punya Mamah, soalnya mobil gue lagi di bengkel." Sasuke menjelaskan dengan nada sedikit kesal. Apa yang dibicarakan memang benar, kalau saja mobilnya tidak di bengkel ia mana mau memakai motor yang kesannya cewek sekali.

Sakura ber-oh-ria tidak peduli dengan respons Sasuke. Ia masih mengamati vesmet.

"Nih." Sasuke mengangsurkan helm berwarna kuning bergambar minions. "Lo mau pake apa nggak? Gue nggak tanggung jawab kalau rambut lo acakadul kena angin."

Sakura mengalihkan atensinya menatap Sasuke sejenak, lalu beralih menatap helm yang warnanya sangat terlihat menyolok mata. "Yang ini punya Senpai?" tanyanya memastikan.

"Bukan punya gue, tapi punya adek gue. Sengaja gue bawa soalnya cocok sama lo yang sama-sama bocil kematian," jawabnya sangat terdengar sebuah alasan tidak masuk akal, karena yang Sakura tahu Sasuke tidak punya adik. Tidak mungkin juga ini milik mamahnya, sangat bukan style ibu-ibu.

Sakura mendelik, pura-pura merasa sebal disebut bocil kematian. "Mengapa Senpai sangat tidak adil sama Uya? Ketika menjemput Teh Karin pake mobil, sedangkan Uya pake motor. Kalau emang nggak niat jemput mending nggak usah, biarkan Uya berjalan kaki menyusuri jalan setapak ini."

SasuSaku WhatsApp (REVISI)Where stories live. Discover now