Chapter 10 : Ternyata Bukan Kencan 🖤

4.6K 406 326
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Happy Reading!
.
.
.

Berbeda dengan ucapannya tadi yang katanya tidak akan mandi, tidak akan siap-siap, tetapi kenyataannya Sakura sudah mandi dan sedang bersiap-siap. Bahkan ia sempat bingung mau pakai baju yang mana sampai akhirnya ia memutuskan memakai pakaian simple.

Kaos putih lengan pendek dibalut dengan kemeja hitam dan rok rempel hitam di bawah lutut, tak lupa kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Sesekali tubuh mungilnya berputar-putar untuk memastikan penampilannya tidak ada yang kurang dari pantulan cermin.

"Oke cantik," gumamnya dengan wajah penuh percaya diri. Tak lupa rambut sepunggungnya ia cepol satu supaya tidak terasa gerah nantinya.

Sekali lagi Sakura berputar hingga roknya ikut berputar mengembang. Namun, gerakannya terhenti ketika pintu diketuk oleh seseorang. Tanpa mengalihkan pandangan dari cermin, Sakura mengintrupsi masuk.

Kepala Sasori menyembul di sela pintu. Kedua matanya mengedip lucu ketika menangkap adik bungsunya tengah berpose layaknya seorang model di hadapan cermin.

"Loh, loh, loh mau ke mana ini anak gadis pagi-pagi udah dandan cantik aja?" Sasori berjalan masuk, pandangannya naik turun memperhatikan.

Melepas kacamata, Sakura berkacak pinggang menatap kakaknya. "Mau jalanlah sama cowok."

"Sama cowok? Nggak salah?"

"Nggaklah!"

"Cowok yang mana? Siapa?"

"Rahasiaaa dong."

"Ohhh jangan-jangan cowok yang ada di ruang tamu itu mau ngejemput Adek, ya?" tebak Sasori kemudian mengambil posisi duduk di tepi ranjang.

"Di ruang tamu? Siapa emang?"

Sasori berdecak gemas. "Pura-pura nggak tahu, tuh Sasuke ada di ruang tamu, sama dia bukan perginya?"

Ragu-ragu Sakura mengangguk.

Tatapan menggoda muncul dari Sasori. "Udah sejauh mana kalian hah? Karin nggak akan marah pacarnya diambil adek sendiri?"

"Apa sih siapa yang ngambil pacar teteh? Orang senpai belum official putus sama teteh."

Sasori itu ya kalau sekalinya menggoda akan keterusan. Punya kakak laki satu-satunya bisanya cuma bikin emosi. Heran.

"Ohh belum official, tapi ngapain ngajak jalan cewek lain? Nggak jadi selingkuhannya, kan?"

Kali ini ia tidak habis pikir dengan ucapan Sasori. Satu tangan masih berkacak pinggang menatap lelaki di hadapannya penuh amarah.

"Amit-amit Ya Tuhan ... Uya emang jatuh cinta sama Senpai tapi nggak ada niatan sedikit pun buat jadi selingkuhannya! Apalagi pacarnya Senpai tuh teteh Uya sendiri, Aa' kalau bicara suka nggak ngotak, ih! Uya aduin ke Bunda sama Ayah, loh. Biar ikan cupangnya dibuang."

Sasori terlonjak kaget mendengar Sakura marah-marah. Cepat-cepat lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu bangkit dari duduknya, menghampiri Sakura dengan sesekali mengusap lengan sang adik.

"Eh, iya iya maaf maaf. Bercanda doang Cantikku, ngeri amat mainannya ngancem ikan cupang Aa'. Masa kakaknya dikatain nggak ngotak, sih. Jahara sekali jadi adek."

"Bodo amat! Lagian Aa' ngapain, sih, masuk ke kamar Uya? Ada perlu apaan?" Sakura sudah tidak perduli dengan nada bicaranya, ia kesal, sangat sangat kesal.

SasuSaku WhatsApp (REVISI)Where stories live. Discover now