Chapter 31: New Life

4.9K 289 90
                                    


Hallo semua! Apa ada yang merindukanku? Lebih merindukan kisah ini yaa kayaknya hehe :p Sorry for late update. Akan ada author's note dibawah, tapi sebelumnya baca dulu yaa kelanjutan kisah Feltson. May  Allah Always Bless You~

-----------


Los Angeles, 14 Juli 2019

Emma sedang menyiapkan gaun yang akan dikenakannya malam ini. Hari ini adalah hari paling membahagiakan bagi sahabat Tom, Grant Gustin. Dia akan melangsungkan pernikahannya dengan kekasih lamanya, Andrea Thoma atau yang biasa dipanggil LA Thoma. Mereka mengadakan resepsi di kediaman La di Los Angeles.

Tom sudah siap dengan setelannya sampai dia membuka pintu kamar dan melihat gaun istrinya masih berada di atas tempat tidur. Matanya menelusuri kamar dan tak menemukan sosok istrinya yang sedari tadi ditunggunya. Mata Tom berhenti ke arah pintu kamar mandi yang terbuka dan keluarlah istrinya dengan tangan yang mengelap bibirnya dengan handuk kecil. Emma menoleh ke arah Tom dan betapa terkejutnya dia saat melihat suaminya.

"Tom? Maaf, aku membuatmu menunggu, ya? Perutku mual sekali, aku baru saja muntah." Tom menghampiri istrinya yang terlihat pucat. Tangannya menyentuh kening istrinya yang cukup hangat. "Kau demam?" Tom bertanya. Emma hanya menggeleng lalu berjalan ke arah gaunnya dengan lemas.

"Kita bisa batalkan jika kau sakit." Lanjut Tom. Emma hanya menggeleng kembali. "Ini pernikahan Grant, tidak mungkin kita tidak datang." Balas Emma yang mulai memakai gaunnya secara perlahan. Setiap pergerakan yang dilakukannya berhasil membuatnya meringis kesakitan. Bulir keringat dingin mulai turun dari keningnya.

"Emma kau sedang sakit. Aku tidak akan membiarkanmu untuk tetap keluar. Aku yakin Grant akan mengerti." Tom menahan tangan Emma yang ingin mengenakan gaun. Emma menepis tangan Tom pelan dan melanjutkan memakai gaunnya

"Aku tidak apa-apa. Kita sudah berjanji untuk datang. Tidak enak jika kita mengingkarinya." Emma berbalik dan meminta Tom untuk menutup resleting gaunnya. Dengan ragu Tom mulai menaikkan resleting gaun istrinya.

Setelah itu Emma langsung ke meja riasnya. Dia sudah memakai make up, dia hanya ingin menambahkan lipstick yang luntur akibat dirinya yang muntah tadi. Rambutnya di sanggul indah dengan meninggalkan beberapa rambut keritingnya di samping wajahnya yang cantik. Dirinya pun berdiri dengan menahan sakit di perutnya. "Siap pergi."

"Apa kau sedang PMS?" Tom bertanya. Emma mulai teringat akan sesuatu dan melirik ke arah kalender di meja riasnya. "Mungkin. Minggu depan waktunya aku Menstruasi. Kau tahu aku sering mengalami ini saat PMS, kan?" Emma menyetujui perkataan Tom. Dengan anggukan Tom membalas perkataan Emma. Mereka pun berjalan menuju tempat pernikahan Grant.

*

Saat sampai disana, pesta sudah meriah. Banyak yang sudah mulai mabuk dan bernyanyi untuk mempelai. Saat baru sampai, Tom dan Emma langsung disambut hangat oleh keluarga Grant dan Andrea. Sesampainya di halaman belakang, Tom langsung menemui Grant dan memeluknya.

Pesta pernikahan ini adalah pesta pernikahan kedua. Pesta pertama di adakan di Virginia, tempat kelahiran Andrea. Dan saat itu Tom dan Emma tidak bisa datang ke pesta di Virginia. Tetapi sebagai gantinya Tom berjanji akan datang ke pesta kedua di rumah Grant. Pesta ini adalah pesta eksklusif dimana hanya teman-teman dan keluarga dekat. Bahkan gaun dan setelan Grant dan Andrea tidak sebagus resepsi pernikahan mereka hari jumat kemarin di Virginia.

"Tak kusangka kita sudah menjadi kepala keluarga sekarang, Tom." ujar Grant saat selesai memeluk Tom. Tom tersenyum dan mengangguk. "Bukankah indah menjadi seorang suami? Akhirnya kau merasakan kebahagiaanku saat bersama Emma dulu." Tom berujar dengan menepuk pundak Grant. Emma sedang berbincang-bincang dengan Andrea tentang pernikahan mereka yang di Virginia.

The Name Of Love ( Feltson )Where stories live. Discover now