Chapter 8: Winter Wonderland

4.4K 514 116
                                    

Hello semua!! Maaf yaa slow update. Tugas benar-benar memburuku :'( Ditambah aku udah banyak kegiatan di kampus, makanya jadi ga banyak waktu buat ngetik ff. Bismillah semoga next nya aku bisa membagi waktunya lagi. So buat kalian yang udah nungguin, ini dia feltsonnya ;') Enjoy^^

------------


London, 1 Januari 2017

Udara di London hari ini hampir 2 derajat. Namun hal itu tidak menurunkan semangat Tom untuk bertemu dengan Emma. Bahkan dia merasa sangat hangat di dadanya di situasi dingin seperti ini. Setelah menunggu selama seminggu dengan rasa tidak sabar. Akhirnya hari ini tiba juga. Tom hampir lompat kegirangan mengetahui kalau hari ini adalah harinya dan Emma.

Dengan pakaian yang berlapis, topi koboi, dan kacamata andalannya, dia siap menemui Emma hari ini. Secangkir kopi panas dan roti panggang sudah berada dihadapannya sebagai temannya selama menunggu Emma datang. Dia menunggu Emma di sebuah café terdekat dari Winter Wonderland. Hampir 15 menit yang lalu Tom menerima pesan terakhir Emma yang memberitahu kalau dirinya akan sampai ke Winter Wonderland dalam waktu 10 menit. Tom kembali melirik arloji di lengannya. Apakah dia akan datang?

Tom baru saja akan bangkit dan membuang gelas kertas kopinya sampai dia melihat sosok yang ditunggunya tengah berjalan ke arahnya. Dengan mantel berlapis, sarung tangan hitam, kacamata, dan kupluk hitam, Emma terlihat begitu menawan. Tom sampai terpaku melihatnya.

"Maaf aku terlambat." Emma berseru dengan suara yang amat lembut. Asap putih keluar dari bibir mungilnya yang diberi lipstick berwarna merah cerah. Tom berbinar melihat kecantikan wanita dihadapannya ini. Bibirnya tersungging ke atas melihat betapa sempurnanya wanita ini.

"Tidak. Aku saja yang terlalu cepat datang." Tom berujar dengan senyuman yang paling manis yang pernah dimilikinya. Seketika dia melupakan segalanya. Melupakan kalau Emma datang terlambat. Bahkan lupa apa yang dilakukannya sekarang bersama Emma.

"Kau mau minum dulu?" Tom menawarkan. Emma menggeleng. "Aku sudah minum cokelat panas tadi." Mereka seperti baru pertama kali kenal. Basa-basi yang sangat biasa. Berbicara secukupnya. Seperti mereka tidak pernah kenal sebelumnya. Padahal mereka dulu sangatlah dekat.

"Baiklah. Siap untuk Winter Wonderland?" Emma tersenyum sumringah mendengarnya. Dia mengangguk sampai rambut kecil yang terselip dibalik kupluknya menjadi keluar. Tom pun tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Emma melirik tangan Tom lalu menerima uluran tangan Tom dengan ragu. "Tenanglah. Paparazi libur saat tahun baru." Tom berseru saat melihat ada sedikit keraguan pada Emma. Emma tertawa mendengarnya lalu mengangguk kecil. Mereka pun berjalan dengan tangan yang bergandengan. Topi dan kerah mantel Tom membuat wajah Tom tidak terlalu terlihat. Begitu juga dengan kerah mantel Emma yang tinggi membuat wajah bagian bawahnya sedikit tertutup. Orang-orang harus melihat dua kali untuk menyadari kalau mereka adalah Emma dan Tom.

Setelah masuk ke dalam pekarangan Winter Wonderland. Emma segera menarik Tom untuk menuju sebuah permainan melempar bola ke dalam tong besar. Dengan antusias Emma menerima 5 bola setelah membayarnya lalu berusaha melemparkan. Tom sendiri hanya berdiri di samping Emma dengan senyuman yang terus terukir di bibirnya. Matanya tidak pernah mengalih ke tempat lain, hanya ke arah Emma lah matanya tertuju.

2..3..4 bola sudah di lemparkan Emma. Namun tidak satupun dari bola tersebut masuk ke dalam tong besar yang berjarak sekitar 3 meter di hadapannya. Sampai pada bola terakhir, dia sempat berdoa dan mencium bola terakhir yang ada di genggamannya. Saat dia ingin melemparkan bola itu, Tom segera berjalan menuju belakangnya. Tangan kanan Tom menyentuh lengan kanan Emma yang menggenggam bola dan tangan kiri Tom menyentuh pinggang Emma dengan nyaman.

The Name Of Love ( Feltson )Where stories live. Discover now