"Kenapa malah kayak ngajak anak bayi belanja, gak dipegangin ngilang gak tau kemana" Gerutu Gaura di sela langkahnya.

"Dih si freezer"

Gaura menghela nafas lega saat berhasil menemukan Alan. Laki-laki menyebalkan itu kini terlihat sibuk memilih berbagai macam mie instan.

"Bisa gak lo ngomong kalau mau cari barang lain? Bikin panik orang aja"

Alan melirik sekilas ke arah Gaura sebelum kembali fokus pada deretan mie instan di depannya.

"Gue bukan anak umur dua tahun yang bisa ilang di supermarket"

Gaura menyentuh dadanya , gadis itu benar-benar dibuat kesal oleh laki-laki didepannya.

"Mau kemana?" Alan menahan langkah Gaura.

"Cari buah" Ketus Gaura.

"Kita cari sama-sama, ini gue udah selesai"

Gaura kini melangkah di belakang Alan, gadis itu tidak mau laki-laki didepannya kembali hilang entah kemana.

Gaura masih sibuk membaca ulang list belanjaan Alan, memastikan tidak ada barang yang terlewatkan.

"Sayang..."

Alan tiba-tiba merangkul bahu Gaura, hingga membuat gadis itu terkejut.

"Anak kita biasanya minum susu yang mana?"

Bola mata Gaura membulat sempurna, gadis itu mendelik galak saat Alan bersuara dengan volume yang besar.

Mata Gaura kini menelusuri sekitarnya, gadis itu baru menyadari kini dirinya berdiri di lorong rak susu anak.

Pengunjung yang mendengar kalimat Alan terang-terangan memperhatikan mereka.

"Lo gilaa ya!?" Bisik Gaura kesal, emosi gadis itu seolah akan melekat.

Tanpa diduga Alan mengecup singkat pipi Gaura. "Oh susunya masih, yaudah kita cari yang lain lagi"

Gaura seketika lupa cara untuk bernafas saat satu tangan Alan memeluk pinggangnya. Tanpa memperdulikan pandangan beberapa orang disekelilingnya ,Alan dengan santai melanjutkan langkahnya.

Mereka berjalan beriringan melewati pengunjung lain dengan tangan kiri Alan mendorong troli dan tangan kananya memeluk pinggangnya Gaura.

"Lepas atau gua tonjok perut lo" Bisik Gaura.

"Gak mungkin lo tega nonjok perut gue" Sahut Alan santai.

Saat tak ada satu orang pun di dekat mereka, dengan cepat Gaura menepis tangan Alan yang melingkar di pinggangnya.

"Gila ya lo!" Gaura masih menahan nada suara agar tidak didengar oleh orang lain.

Alan sama sekali tidak peduli dengan kemarahan gadis di sebelahnya, dengan santai laki-laki itu melanjutkan langkahnya menuju area buah-buahan.







🕊️🕊️🕊️






Tiga laki-laki remaja terlihat menuruni anak tangga, mereka melangkah beriringan menuju ruang tengah.

G and AlWhere stories live. Discover now