Bab 29 Malam Terakhir

1.2K 84 2
                                    

Malam ini akan menjadi malam terakhir bagi sang raja muda berada di istana. Bahkan, malam terakhir baginya menghembuskan napas di dunia.

👑👑👑

Langkah kakinya mengikuti ke mana putri mahkota pergi. Dengan jarak tak begitu jauh, dia melihat sang putri berjalan gontai. Terdengar isakan, sang putri menangis. Dia ingin sekali memeluknya namun dirinya tetap pada jarak di belakang putri mahkota. Mengikutinya hingga langkahnya terhenti ketika sang putri memasuki kamarnya.

“Audrina tak kembali ke pesta, dia pasti sangat sedih.” Alland menghembuskan napas. “Jasper! Laki-laki itu!” decaknya, “tak bisakah dia mengucapkan perpisahan tanpa harus menyakiti Audrina?”

Punggungnya kini bersandar di dinding. Kepalanya tertunduk dan dia memejamkan mata. Berkali-kali dia menghembuskan napas hingga kedua alisnya saling bertaut.

“Aku harus membuat Audrina bahagia,” gumam Alland, “aku mungkin tidak bisa membuat dirinya jatuh cinta padaku, tapi aku berjanji dan bersumpah akan membuatnya bahagia,” lanjutnya.

Alland mengangkat wajahnya dan menatap kosong ke depan. Aku jatuh cinta padamu, Audrina.

Sakit! Itulah yang dirasakan Alland, mengetahui Audrina begitu terluka karena pria lain. Tapi yang membuat sakitnya semakin nyata adalah alasan pria itu melukai hati Audrina adalah keputusan sang putri yang memilih dirinya sebagai pendamping hidup.

Alland mendongak dan menatap pintu kamar Audrina. “Jika kau bukan putri mahkota, kau pasti tak akan memilihku,” ucapnya lirih. “Aku tahu, keputusanmu hanyalah sebuah tanggung jawab,” lanjutnya tersenyum tipis.

Dengan hati yang terluka melihat putri mahkota dicampakkan, Alland memutuskan untuk kembali ke pesta. Statusnya kini yang menjadi tunangan Audrina atau lebih tepatnya ‘pria pilihan putri mahkota’ membuatnya memiliki tanggung jawab kepada para undangan, apalagi putri mahkota tak kembali ke pesta.

Alland bergegas menuju Aula utama istana dan dia berpapasan dengan Andres tepat di pintu masuk.

“Alland! Akhirnya kutemukan dirimu!” Andres tampak bingung melihat Alland sendirian tanpa Audrina. “Di mana adikku?”

“Mm, dia tiba-tiba tidak enak badan dan memutuskan untuk beristirahat.” Alland mencoba memberikan alasan.

“Audrina sakit?” tanya Andres sedikit panik. “Aku harus melihatnya.”

Alland dengan cepat menahan Andres. “Tidak, jangan Andres. Dia hanya tidak enak badan. Sebaiknya kita kembali ke pesta.”

Bukan tanpa alasan Alland mencegah Andres untuk menemui Audrina. Karena Audrina sendiri suasana hatinya sedang buruk, jika kakaknya yang posesif menemuinya mungkin akan membuatnya semakin buruk.

Namun yang tidak diketahui Alland, ini bisa saja menjadi pertemuan terakhir Andres dan adiknya.

“Tapi aku khawatir padanya! Kau tak tahu, jika dia sudah merasa tidak baik-baik saja, sesuatu yang buruk akan terjadi padanya!”

“Aku tahu kau khawatir, tapi tenanglah! Audrina baik-baik saja. Percayalah padaku.” Alland berusaha meyakinkan Andres.

“Apa kau yakin dia baik-baik saja?” Andres mendelik ke arah Alland yang balik menatapnya dan mengangguk yakin. Dia lalu mendesah kasar. “Baiklah, aku percaya padamu.”

Alland tersenyum lalu dia menepuk bahu Andres. “Ayo, kita kembali ke pesta.”

Andres langsung menuju ke tempat di mana Eleanor duduk sedangkan Alland memutuskan bercengkrama dengan beberapa undangan yang menyadari Audrina tidak berada di pesta. Tentu saja, Alland sudah terlatih untuk menjawabnya dengan diplomatis.

CROWN PRINCESS (GALLARDINA)Onde histórias criam vida. Descubra agora