Bab 2 Kematian Sang Ratu

4.8K 258 24
                                    

Di Gallardina adalah sebuah tradisi memasang rangkaian bunga fuchsia di pintu rumah jika ada keluarga kerajaan yang meninggal dunia.


Suasana di dalam Istana Fuchsia De Capri Blue tampak tenang. Ratu Allanira Rosarie La Clementine De Gallardino sedang menidurkan putrinya yang masih berusia dua tahun, Putri Mahkota Audrina Rosemary La Corsiva De Gallardino di kamar tidur kerajaannya di lantai tujuh gedung istana tersebut.

Lantai tujuh istana adalah lantai kerajaan khusus keluarga kerajaan. Di sinilah terdapat kamar utama kerajaan yang di tempati raja dan ratu yang berkuasa bersama dengan kamar-kamar anak mereka, ibu suri dan keluarganya.

Lantai tujuh juga dikenal dengan sebutan ‘ruang pribadi’ di mana hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memasuki lantai ini. Bahkan pelayan istana harus melewati pemeriksaan khusus kecuali pelayan pribadi dan pengawal pribadi.

Ratu Alla bersenandung sambil mengelus lembut rambut hitam dan lebat milik putri Audrina. Dia menyanyikan 'Ducae Drimesa, Carlae' lagu rakyat anak-anak Gallardina.

Bibir merah nan sempurna milik putri kecil Audrina tampak tersenyum dan dia memejamkan matanya menikmati suara indah ibunya. Lalu, terdengar suara pintu kamar utama kerajaan yang sangat besar itu terbuka dan seorang bocah laki-laki berusia lima tahun memasuki kamar.

Dia adalah pangeran kecil Gallardina, pewaris tahta kerajaan Amuria De Gallardine generasi ke dua puluh. Putra Mahkota Andres Montague La Corsiva De Gallardino.

“Ibu,” panggil sang pangeran kecil.

“Ah Andres, kemarilah.” Ratu Alla merentangkan sebelah tangannya memerintahkan Andres untuk mendekatinya. “Apa kau juga ingin mendengar nyanyian ibu?” tanyanya.

Pangeran Andres mengangguk. “Aku juga ingin tidur bersama Ibu dan Audri,” pintanya.

“Kemarilah! Naiklah ke tempat tidur, pelan-pelan dan jangan bersuara karena adikmu sudah tertidur,” bisik Ratu Alla.

Pangeran Andres mengangguk dan tersenyum, dengan hati-hati tanpa bersuara dia menaiki tempat tidur. Lalu meletakkan kepala di pangkuan ibunya, merebahkan diri di samping adiknya.

Ratu Alla kemudian bersenandung kembali. Kini dia mengelus lembut kepala kedua anaknya, putra dan putri mahkota Gallardina. Hatinya sangat bahagia sekali, dirinya merasa masih belum cukup bersyukur bisa memiliki dua permata indah milik Gallardina yang tentu saja sangat dicintai rakyat gallael.

Belum lagi dia merasa menjadi seorang ratu yang sangat beruntung karena dicintai seorang raja yang meskipun bukan dari kerajaan besar, tapi sudah cukup menjadi raja di hatinya.

“Ibu, apa suatu hari nanti aku harus menjadi raja?” tanya Andres yang ternyata belum tertidur.

Ratu Alla menghentikan nyanyiannya. Dia menatap Andres dengan tatapan teduh dan tersenyum. “Tentu saja, Andres. Ketika kau besar nanti, kau pasti akan menjadi raja hebat di Gallardina. Kau tahu ‘kan rakyat gallael sangat mencintaimu? Kau dan adikmu.” Ratu Alla kemudian melihat Audrina yang sudah tertidur. “Adikmu juga nanti akan menjadi tanggung jawabmu, Andres,” lanjutnya berpesan.

“Aku hanya ingin menjadi seperti ini selamanya, Ibu,” ujar Andres.

“Maksudmu?” tanya Ratu Alla dengan tenangnya dan tak menghilangkan keanggunannya.

CROWN PRINCESS (GALLARDINA)Where stories live. Discover now