Chapter 00: Awal dari Segalanya

767 18 12
                                    

Malam yang larut, seorang anak laki-laki berlari menelesuri hutan setelah melihat merah cahaya berkobar dari desa tempat tinggalnya. Berlari di tengah kegelapan malam, tanpa henti dia terus berlari menuju desanya. Kekhawatiran terlihat jelas pada wajahnya yang panik melihat cahaya merah yang semakin jelas saat dia mendekati desanya.

 Guaaarrr

 Suara ledakan dari bangunan disertai dengan kobaran api yang menyebar ke seluruh desa. Dia sampai dan melihat keadaan desanya yang terbakar. Rumah dan pohon di sekitar desa dimakan oleh kobaran api yang ganas terus menjalar.

“Hah... apa yang sudah terjadi disini?”

Masih teringat di benaknya, keadaan desa yang aman dan tentram beberapa jam sebelumnya. Saat dia dan temannya masih berlatih dan bermain bersama.

===00===

“Haaaa...!!!”

Langkah seorang anak kecil yang berlari dengan semangatnya menuju orang yang ada di depannya. Dia berlari untuk menjatuhkan seorang gadis kecil yang menjadi lawan tandingnya siang itu.

Saat sang anak laki-laki mulai mendekat, gadis kecil itu langsung menarik baju yang ada di leher anak laki-laki tersebut, lalu dia memutar dirinya dan mengambil posisi kuda-kuda dan langsung membanting anak laki-laki itu ke lantai.

Brakk

Suara hempasan pada lantai terdengar di iringi oleh sorak sorai beberapa anak yang ada di ruangan tersebut. Sang anak laki-laki kalah dari sang anak perempuan dalam pelatihan tersebut.

“Sial! Sudah yang keberapa kali aku kalah?”

“Kau tak apa kan,Ryo?” tanya gadis itu.

“Hah..aku tak apa. Kau hebat sekali Rine, lagi-lagi aku tak bisa mengalahkanmu.”

Rine hanya tersenyum mendengar perkataan Ryo, lalu dari belakang datang seorang kakek yang menjadi instruktur mereka. kakek itu melihat keadaan Ryo yang terlempar ke lantai.

“Bukankah aku bilang untuk mempertahankan auramu? Aura itu sangat berguna bukan hanya untuk menyerang tapi juga untuk melindungi tubuhmu.”

“Hehehe...sepertinya itu lebih sulit dari yang di bayangkan,kek.”

“Ya, sudah! Latih lagi kemampuanmu. Baiklah, pelajaran hari ini selesai dan kalian boleh untuk pulang sekarang.”

Ucap kakek itu kepada seluruh murid yang ada di ruangan tersebut. Sontak seluruh anak-anak itu berlarian keluar ruangan namun beberapa tetap tinggal di ruangan itu. Sang kakek juga keluar ruangan menuju rumah yang ada di sebelah tempat latihan itu. Tak lama Rine juga mengikuti sang kakek menuju rumah tersebut.

“Maaf, aku akan menyiapkan makan malam untuk kakek jadi kalian pergi saja sendiri.” Ucap Rine.

“Baiklah, aku, Andreas dan Karma akan pergi ke sungai untuk memancing, kalau sempat kau datang saja.” ucap Ryo.

“Kalau begitu, sampai jumpa!” Rine pun pergi meninggalkan Ryo dan beberapa anak lainnya di ruangan itu.

“Ryo,  mau sampai kapan kau berdiri di situ. Ayo pergi!!”

Kedua anak yang ada di dalam ruangan itu berjalan keluar dan Ryo bergegas mengikuti mereka. mereka berjalan di jalan kota  menuju sungai yang ada di ujung desa untuk memancing ikan. Alat pancing juga sudah mereka siapkan sebelumnya di luar tempat latihan.

“Hei, Andreas, Karma tunggu! Tubuhku masih sakit sekarang jadi pelan saja jalannya.”

“Salahmu sendiri, bagaimana bisa kau di banting seperti itu oleh Rine.”

13 GEISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang