PART 10

178 6 0
                                    

Cuaca sudah mulai mendung, 3 kelompok itu sedang beristirahat dibawah pohon rindang. Jam menunjukkan pukul 2 siang, tetapi cuaca hari ini buruk.

"Kok jadi dingin gini ya?" Ucap Nathalie berbicara sendiri, melihat langit langit diatasnya terlihat sangat gelap.

"Lagian sih, kenapa pake rok pendek?" Tanya Reynaldi yang tiba-tiba ada disampingnya.

"Kan gue gak tau kalo nantinya bakal mendung kayak gini." Jawab Nathalie asal.

"Nih pake jaket gue." Reynaldi memakaikan jaket yang ia kenakan kepada Nathalie.

"Makasih rey, lo baik banget." Kata Nathalie.

"Gue boleh jujur?" Reynaldi memainkan batang kayu kecil yang ada dihadapannya.

"Tentang apa?" Nathalie mengerutkan dahi tanda ia tidak mengerti.

"Tentang perasaan gue."

"Maksud lo?"

"Gue suka nath sama lo, lo itu udah cantik, baik pula." Jujur Reynaldi, pandangannya mengahadap kearah Nathalie.

"Apa si rey, kalo ngomong jangan ngelindur." Nathalie memalingkan pandangannya.

"Gue serius nath."

"Lo suka sama gue karna lo kasihan kan? Iya?" Nathalie menatap lekat-lekat mata Reynaldi sesaat, kemudian langsung mengahadap kearah lain.

"Lo tatap mata gue, liat! Apa mata gue bohong sama lo?" Reynaldi menghadapkan tubuh Nathalie kearahnya.

"Udahlah rey, gue gak mau bahas ini." Nathalie beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Reynaldi.

Reynaldi merasa bersalah karna membicarakan ini disaat yang tidak tepat, ia membiarkan Nathalie untuk memikirkannya dulu.

●●●●

Nathalie mengumpulkan kelompoknya dan membuat barisan, saat ini dia tak mau berbicara dengan Reynaldi. Berbicara hanya seperlunya saja.

"Semua nya jalan pelan-pelan ya, Reynaldi yang mimpin dan gue yang jaga dibelakang." Jelas Nathalie sedikit berteriak. Semua nya sudah berjalan, Reynaldi yang memimpin pun harus terima karena ia tak mau membuat masalah dengan Nathalie.

Tak lama mereka berjalan, Nathalie tersandung batang pohon dan terjatuh. Ia meringis kesakitan, Reynaldi yang didepan pun langsung berlari kebelakang melihat apa yang terjadi.

"Lo kenapa nath?" Tanya Reynaldi panik.

"Lo gak liat kaki gue keseleo?" Nathalie memegangi kakinya yang kesakitan.

"Coba gue liat." Reynaldi pun langsung mengusap kaki Nathalie dengan penuh ketulusan, Nathalie memandanginya dengan merasa bersalah.
"Masih kuat jalan gak? Kalo enggak gue gendong aja mau?" Lanjut Reynaldi.

"Gak usah deh." Nathalie mencoba berdiri namun tetap saja kakinya terasa sakit. Tanpa basa basi Reynaldi langsung menggendong Nathalie dan melanjutkan perjalannya.

●●●●

Semua siswa yang berkemah pun sudah dipulangkan, Nathalie yang ingin segera pulang pun akhirnya pulang bersama Reynaldi, Amora dengan Fauzan, dan Liza bersama Adit.

Sesampainya dirumah Reynaldi menuntun Nathalie masuk kedalam rumahnya dan membawanya keruang tamu. Teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu karena merasa lelah.

"Bibi, bisa tolong ambilin minyak gak?" Reynaldi berteriak dirumah Nathalie.

"Ih, buat apa sih!" Protes Nathalie.

"Nih den, non Nathalie kenapa?" Tanya bibi sedikit panik.

"Gakpapa bi, bibi masuk aja ya." Kata Nathalie.

Reynaldi mengambil minyak itu dan menbalurkan nya kekaki Nathalie, dia mulai memijat kaki Nathalie. Walau sesekali Nathalie mengeluh kesakitan.

"Udah enakan kan?" Reynaldi mengelap tangannya menggunakan tisu yang diberikan Nathalie.

"Sakit lah, enak gimana." Balas Nathalie jengah. "Lo mau makan dulu gak? Kayaknya bibi gak masak, jadi kita cari makan diluar aja." Lanjut Nathalie.

"Boleh, lo mau ganti baju dulu apa gimana?"

"Gak usah deh." Mereka berjalan beriringan ingin keluar rumah, Reynaldi naik motornya dan diikuti oleh Nathalie.

"Pegangan nanti jatoh." Ucap Reynaldi dengan tertawa.

"Gak mau ah."

"Yaudah, kalo gue bawa ngebut jalan protes." Reynaldi langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Nathalie refleks memeluk Reynaldi.

Malam itu, mereka berdua makan disalah satu pedagang kaki. Sebenarnya Nathalie tidak pernah makan dipinggir jalan seperti itu, namun karena Reynaldi memaksa ya mau tak mau Nathalie harus mau. Setelah selesai makan, mereka berjalan ditaman yang tak jauh dari tempat mereka sebelumnya. Mereka mengobrol, bercanda, dan melakukan hal aneh yang tak pernah mereka lakukan.

Selama berjalan, entah sejak kapan tangan Nathalie memegang erat tangan Reynaldi.

"Lo gak mau kehilangan gue ya?" Reynaldi menatap Nathalie.

"Maksud lo?"

"Ini. Lo sampe megang tangan gue erat banget, kaya takut ditinggal mati aja." Setelah berkata seperti itu, pipi Nathalie memerah dan buru-buru ia melepaskan genggaman tangannya.

●●●●

Tbc

Maaf baru up lagi, bingung mau lanjutin gimna😂

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang