s a t u

4.4K 411 95
                                    

Mungkin benar Jungkook melupakan Rain, tapi tidak dengan Rain. Rain masih ingat setiap detail kehidupannya sebelum Jungkook kecelakaan bahkan di setiap detiknya. Rain tak akan menyerah soal Jungkook sampai kapanpun. Ya, itu terlihat dari semua usahanya selama ini. Membantu Jungkook membuat skripsi, menyemangatinya saat terpuruk soal Stella, menemaninya sidang skripsi, dan bahkan membuatkan party kecil untuknya ketika ia dinyatakan lulus sidang dan resmi mendapat gelar S1 di bidang pendidikan Biologi di umur semuda dirinya.

"Jungkook! Jungkook!" Suara ketukan pintu terdengar bersautan dengan suara lembut namun terdengar kesal Rain. Ya, gadis beranting bulan bagi Jungkook itu. Jungkook menggaruk belakang kepalanya kesal. Sepagi ini? Dan Rain menganggu tidur pulasnya? Huh.

"Jungk—"

Cklek

"Apa?"

Rain terdiam. Melihat Jungkook yang berdiri di hadapannya hanya mengenakan boxer pendek dan bertubuh telanjang membuat pikirannya melayang-layang. Ia sontak menghindarkan matanya ke arah samping demi tak melihat tubuh topless Jungkook yang menggoda itu. "K-kau lupa? Hari ini, aku...."

"Kenapa kau rapih sekali? Ada apa?"

Deg

Jungkook sepenuhnya berubah. Rain harus mendapati kenyataan kalau Jungkook melupakan hari pentingnya, wisuda SMA yang selama ini ia wanti-wanti. Jungkook telah berjanji padanya akan menjadi walinya karena Rain sudah tak memiliki orangtua, tapi sepertinya Jungkook melupakan janjinya. Memang sih, saat ini di antara keduanya tidak ada hubungan apapun. Karena bagaimanapun, Rain tidak ingin memaksakan ingatan Jungkook soal dirinya. Ia memilih sakit sendirian dibanding Jungkook harus mengingat rasa sakit juga. Tapi kenyataan ini membuat Rain terasa ditampar kenyataan. Seolah-olah ia mengatakan 'Sadarlah! Dia bukan Jungkookmu lagi!' atau 'Bodoh! Jungkook bukan Jungkook yang dulu!' Seperti itulah pikirannya saat ini.

Rain langsung menatap wajah Jungkook. Perlahan menyunggingkan senyum lembut yang membuat Jungkook tiba-tiba tergugah. Ia langsung sadar sepenuhnya dari pengaruh mengantuk, dan menepuk dahinya pelan. "Wisuda? Ah aku hampir lupa. Tunggu sebentar, aku bersiap sebentar saja."

Jungkook buru-buru memasuki kamarnya kembali. Rain kembali tersenyum lemah. 'Tidak apa, tidak apa, setidaknya ia ingat.'

"Jungkook, aku tunggu di meja makan ya," teriak Rain kecil.

"Ya."

Rain turun ke bawah. Ia sudah menyiapkan sarapan sejak subuh tadi. Bahkan ia sudah tiba di rumah Jungkook sejak jam 6 pagi, tapi ia harus menunggu hingga jam 8 dan baru membangunkan Jungkook, sedangkan acara wisudanya dimulai jam setengah 9.

"Rain maaf ya aku hampir lupa." Jungkook sudah tiba di hadapannya dengan tuxedo hitam dan rambut yang disisir rapih, membuat tingkat ketampanannya meningkat drastis. Rain hampir menganga menatapnya begitu lama, namun dengan segera sadar kalau mereka akan terlambat.

"Keberatan kalau kita sarapan di jalan saja?" tanya Rain mengangkat dua roti sandwich yang ia bungkus barusan.

"Tidak apa." Lalu beberapa lama Jungkook terdiam memerhatikan Rain. Rain yang bingung memeriksa dirinya sendiri.

"Ada yang terjatuh? Make up-ku terlalu tebal?" tanya Rain. Jungkook terdiam, lalu tersenyum.

"Kemana manner-ku. Aku belum mengatakan kau cantik sekali hari ini, Rain."

Huh, Rain memutar bola matanya. Jungkook memang lupa dirinya, tapi tidak lupa kebiasaannya. Tapi tentu saja perkataannya itu membuat Rain blushing. "K-kita akan telat, ayo!" ujarnya lagi.

Pervert Biology Teacher 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang