일곱 - Untuk Eunji

Start from the beginning
                                    

"Kenapa dengan aku dan Seongwoo?"

"Kalian terlihat berbeda. Tidak seperti Daniel dan Seongwoo yang dulu. Apa ada yang kalian sembunyikan dariku?"

Entah mengapa, perkataan Eunji membuat Daniel bungkam.

✳✳✳

Bagi Daniel, Seongwoo dan Eunji adalah sahabat terbaiknya. Mereka berdua selalu ada untuknya kapanpun itu. Apalagi Eunji, gadis itu selalu punya banyak cara jika Daniel merasa sedih ataupun dalam keadaan mood yang kurang baik. Sebenarnya, dengan kehadiran gadis itu saja sudah membuat Daniel bahagia. Melihat gadis itu tersenyum dan tertawa adalah salah satu semangatnya.

Jika Eunji adalah semangatnya, Seongwoo sudah Daniel anggap seperti kakak sendiri. Meskipun kadang pria itu menyebalkan, tapi Daniel menyayanginya. Namun, semuanya mulai berubah ketika Seongwoo memutuskan untuk pindah ke Seoul. Gara-gara itu, Eunji menangis seharian. Membuat Daniel kelabakan untuk menenangkannya.

Hingga akhirnya Seongwoo kembali beberapa bulan lalu.

Satu hal yang membuat Daniel kesal.

Kenapa dia harus kembali di saat Eunji sudah mulai terbiasa dengan ketidakhadirannya? Membuatnya takut jika sewaktu-waktu gadis itu bisa menjadi milik pria itu. Dan semua kemungkinan itu, Daniel tidak suka.

"Ada lagi yang ingin di beli, Daniel-ssi?"

Suara penjual bunga langganannya membuat Daniel mendongak, menyeretnya untuk kembali sadar dari lamunannya.

"Ah, tidak Bibi. Ini saja. Totalnya berapa?"

Setelah bibi itu menyebutkan nominal yang harus dibayar, Daniel segera mengeluarkan uang dari dompetnya. Memberikan lembaran uang kepada bibi penjual bunga lantas melangkah keluar dari ruko kecil itu setelah mengucapkan terima kasih.

Sepanjang perlajanan, senyum tidak lepas dari bibir Daniel. Untuk sekarang, dia akan melupakan Seongwoo dan kedekatan pria itu dengan Eunji. Jika terus memikirkannya bisa-bisa membuatnya sakit kepala. Daripada pusing memikirkan itu, lebih baik dia fokus pada Eunji.

Hari ini kafe diliburkan karena suatu hal, dan karena libur itu pula Daniel bermaksud mengajak Eunji jalan-jalan. Semalam dia sudah menghubungi Eunji dan gadis itu mengiyakan. Lagi pula, sudah lama sekali sejak mereka bisa hangout seperti ini. Nyatanya, kesibukan kafe menyita hampir semua waktu luang yang mereka miliki. Mungkin hanya malam hari yang bisa mereka gunakan untuk sekedar melepas penat sembari minum di kedai dekat kafe.

"Niel-ah!"

Senyum Daniel semakin merekah tatkala dia melihat Eunji tengah duduk di halte sebuah bus sembari melambaikan tangan padanya. Gadis itu tampak manis dengan balutan kaos berwarna putih dipadu dengan cardigan abu-abu. Rambutnya yang dibiarkan tergerai dengan poni tipis yang jatuh di keningnya, membuat Eunji semakin menawan di mata Kang Daniel.

Daniel mempercepat langkahnya untuk menghampiri Eunji, sebelumnya satu buket bunga yang dia beli tadi disembunyikan di belakang punggungnya.

"Sudah lama menunggu?" tanya Daniel begitu dia sampai di dekat Eunji.

Gadis itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Apa yang kau bawa?" Eunji menggeser tubuhnya untuk mengintip apa yang disembunyikan Daniel di belakang tubuhnya, membuat pria itu tertawa kecil.

"Untukmu." Meskipun terkesan tidak romantis, Daniel memberikan satu buket bunga gladiol berwarna baby pink pada Eunji, yang disambut dengan mata berbinar oleh gadis itu.

Apa tadi? Romantis? Sepertinya Daniel tengah berkhayal terlalu jauh.

"Untukku?"

Daniel mengangguk sembari tersenyum kecil. Sepertinya Eunji suka dengan pemberiannya, terlihat dari binar mata gadis itu.

"Wahh, cantik sekali!" Senyum Eunji merekah begitu sebuket bunga gladiol itu berpindah ketangannya. "Dalam rangka apa kau memberiku bunga? Memangnya hari ini hari spesial?"

Daniel tertawa kecil.

Setiap hari spesial jika itu bersamamu.

"Hanya ingin. Lagi pula sudah lama sejak aku memberimu sesuatu."

"Bukankah kau membelikanku tas beberapa bulan lalu?"

"Itu tas, bukan bunga."

"Sama saja kau memberiku sesuatu."

"Itu sudah lama, Jung Eunji."

"Sepertinya sekarang kau suka sekali menyebutkan nama panjangku."

Lagi-lagi Daniel tertawa kecil. "Tidak boleh?"

"Aku lebih suka kau memanggilku seperti biasanya. Kau tahu, terasa asing jika kau memanggilku Jung Eunji."

"Kau suka ku panggil Meung?"

Eunji mengangguk, namun tidak menatap Daniel. Gadis itu sibuk memperhatikan bunga gladiol yang dia pegang. Tanpa gadis itu sadari, tingkahnya membuat Daniel tersenyum cerah. Hatinya menghangat melihat Eunji begitu senang menerima bunga pemberiannya.

"Kalau begitu, let's go, Meung! Aku akan mengajakmu menikmati Busan hari ini."

✳✳✳

gladiol pink

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

gladiol pink

Yogyakarta, 11 Mei 2018

Republished :
13 Juli 2019

When I Look at You ✓Where stories live. Discover now