4 . arlo?

26 7 3
                                    

Outhor pov.

Raina dan randra sedang menikmati pemandangan yang indah, mereka hanya ketaman terdekat dikomplek hanya saja ditaman itu banyak anak anak yang sedang bermain, sesekali randra melirik raina yang tertegun dengan anak laki laki yang sedang bermain bola, bocah itu sangat lucu hingga
membuat raina tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Randra pov.

“Lihat lah bocah kecil itu haha dia sangat lucu” ucap randra

“terlalu lucu, kau tau aku sangat menyukai anak anak, mereka sangat menggemaskan untuk seumuran mereka” ucap raina yang masih belum
mengalihkan pandangannya

“benarkah? Bagus kalau begitu” ucap randra

“bagus kenapa?” ucap raina yang akhirnya melihat kearah randra

“kalo kita punya anak akan lebih bagus, dan anak kita ga akan kekurangan kasih sayang dari orang tuanya” ucap randra mengelus lembut rambur raina dan menyandarkan kepala raina tepat didada nya.

Oh lihatlah mereka sangat sangat menggemaskan, sungguh pemandangan yang sangat indah dipagi hari yang menjelang siang, aku masih mengamati anak laki laki itu, tiada hentinya ia mengejar bola dengan sedikit keringat dibagian tubuhnya, setelah lama ia mengejar bola ia duduk dipinggiran kolam, dan aku sedikit tertarik dengan bocah itu.

“hai nak!” teriak ku, dan bocah itu melihat kearahku, aku melambaikan tangan mengisyaratkan agar ia kesini

“ran, ngapain?” tanya raina

“udah diam aja” ucapku, anak laki laki itu sedikit berlari kearahku dan raina astaga lucunya ia berlari

“ada apa paman memanggilku” ucapnya, suaranya begitu lembut

“panggil paman uncle aja ,hei nak, siapa namamu” ucapku menggenggam tangan bocah itu

“nama aku allo uncle” ucapnya

“arlo?” ucapku mengulangi kata katanya, karena masih belum bisa mengucapkan huruf r, dan bocah itu mengangguk dan tersenyum menunjukkan gigi gigi kecilnya hingga pipinya menjadi chuby dan mata yang sedikit tertutup

“perkenalkan, dia istri uncle namanya aunty raina” raina tersenyum saat anak laki laki itu tersenyum kearahnya

“hallo aunty, nama aku allo”

“hallo arlo, namamu sangat bagus dan kau sungguh tampan” ucap raina mencubit pipi arlo dengan gemas



Raina pov.

Sangat menggemaskan, dia sangat tampan dan mudah bergaul

“arlo, dengan siapa kesini? Aunty ga liat mamah sama papah kamu” tanyaku karena aku tidak melihat ada orang tua yang mengawasi arlo sejak ia bermain dengan teman temannya. Tapi anak itu malah diam dan wajahnya berubah jadi sedih, apa aku salah?

“maafkan aunty sayang, kalo aunty—“

“ga ko aunty, allo sendilian kesini mamah sama papah arlo sudah ga ada”ucapnya dan menundukkan kepalanya, aku melirik kearah randra

“terus arlo tinggal sama siapa sayang” ucap randra

“allo tinggal sama teman teman allo dipanti” ucapnya sambil menunjuk kearah beberapa temannya yang masih sibuk dengan bola mereka

“Aku sangat iba melihatnya, anak ini masih kecil namu sudah ditinggalkan orang tuanya anak yang malang” ucapku dalam hati

‘berapa umurmu sayang?” tanya randra

“sebental lagi 4 tahun uncle” ucapnya

“benarkah? Kapan itu jika uncle boleh tahu”

“2 hali lagi uncle” ucapnya menunjukan jarinya namun jari itu ada 3, randra dan aku tersenyum melihat anak itu

“2 hari lagi ya sayang” ucap randra membenarkan jarinya yang salah, arlo hanya tersenyum malu

“mau uncle belikan eskrim?” tawar randra

“emm” arlo nampak berpikir

“hm sepertinya tidak mau ya, padahal eskrim diseberang sana sangat enak apalagi rasa coklat” ucap randra membuat arlo meneguk liurnya astaga randra sangat pandai menaklukan hati anak anak dengan caranya sendiri

“ayo, nanti sekalian uncle antar pulang” randra berdiri dan menggenggam tangan arlo dengan erat

“mau ikut?” tanya randra

“tidak, aku disini aja, tapi yang vanila coklat sama stroberi yah” ucapku membuat mereka tertawa bersama

Randra dan arlo meninggalku sendiri, mereka sedang membeli eskrim diseberang sana, sesekali randra menggendong arlo, setelah beberapa lama mereka membeli eskrim akhirnya mereka balik dan menghampiriku.

“aunty, ini punya aunty” ucapnnya sambil memberiku eskrim pesananku
“terima kasih sayang” ucapku

Entah sudah  berapa lama kami disini, sedang asik bercanda dengan arlo menanyakan beberapa hal kepadanya, hingga orang tuanya yang sudah lama meninggal.
.

.

.

.

.

.
“arlo, apakah disini?” ucap randra melihat rumah berukuran sedang yang dimuka pagarnya bertulisan “panti asuhan anak” dan arlo mengangguk. Ternyata pantinya tidak terlalu jauh dengan rumah kami. Aku dan randra memasuki panti itu bersama arlo

“bibi allo pulang” teriaknya, dan keluarlah seorang perempuan paruh baya dan tersenyum menyambut kedatangan arlo

“arlo kenapa lama sekali, bibi mengkhawatirkan mu” ucapnya dan mengelus rambut arlo lembut

“maaf, apa arlo nakal bu pak?” tanya wanita itu takut

“ah tidak bu tidak, kami tadi bertemu dengannya ditaman dan menjadi akrab” ucap raina

“perkenalkan bu ini suami saya randra” wanita paruh baya itu bersalaman dengan randra

“bibi bibi, tadi uncle sama aunty membelikan allo esklim, dan esklimnya sangat enak” ceritanya dengan semangat, membuat kami semua tersenyum

“benarkah itu? Pantas lupa pulang ya” ucap wanita itu dan mencubit hidung arlo gemas

“baiklah arlo, uncle sama aunty pulang dulu yah, sampai jumpa nanti” ucap randra, aku mencium pipi arlo bergantian dengan randra dan setelah itu kami pulang kerumah.













sampe sini dulu ya...

jangan lupa vote dan koment nya biar semangat update part berikutnya

sarangek semua hehe

Raina & RandraWhere stories live. Discover now