2. why?

69 11 7
                                    

Matahari menampakkan sinarnya pagi ini, dengan sinarnya yang terang menyilaukan pandangan seorang wanit yang masih terpejam dengan mimpinya. Namun dengan terpaksa wanita itu bangun, ia mulai membereskan tempat tidurnya, mandi dan memasak.

Raina pov

Selesai memasak gue menuju kekamar dan siap siap untuk bekerja, hari ini gue memakai baju berwarna putih dengan rok sepan diatas lutut, memoleskan sedikit make up dan rambut yang dikuncir. Selesai bersiap siap gue melangkah kekamarnya randra, kamar randra? Iya gue sama dia pisah kamar sebelum gue sama dia udah saling cinta gitu haha, gue membuka pintunya pelan mata gue fokus kekasurnya, gue lihat ia masih tertidur pulas dengan tenangnya. gue mendekat kearahya “semoga gue udah bisa sayang lebih ke lu ran...” memandang wajah tidurnya membenarkan poni yang menutupi matanya. Cukup lama gue pandang gue kaget pas ia membuka matanya.

“sudah puas melihatnya?” tanyanya
“bangun, terus sarapan gue udah masak” ucap gue mengalihkan topik

Ia bangun dan melihat penampilan yang gue pakai, matanya tertuju dengan rok span gue . gue melihatnya seolah bertanya kenapa?

“lo mau kekantor memakai rok sepen dek ini?” tanyanya, gue mengangguk kecil
“biasanya sekertaris memakai pakaian seperti inikan?” tanya gue
“iya emang, tapi lo memakai pakaian tertutup aja, dan rambut lo jangan di ikat biarkan terurai” ucapnya lalu beranjak pergi memasuki kamar mandi, gue tersenyum melihatnya, meskipun gue sama dia menikah dengan cara dijodohkan, gue memutuskan untuk bisa membuka hati masing masing. gue kembali kekamar dan mengganti pakaian dengan pakaian tertutup.

Setelah selesai makan kami menuju kantor perusahaan randra, dimobil gue ga bosan bosannya bertanya padanya.

“ran, btw gue pertama kali jadi sekertaris, gue harus ngapain disitu? Btw lu punya ruangan khusus? Sekertarislu dulu cewe semua?” tanya gue, randra membuang napasnya pelan.

“lo ini nanya atau ngerapper na?” tanyanya gue cuma cengingiran ga jelas.

“yang lo lakukan cuma temani gue, gue punya ruangan khusus, sekertaris gue itu cowo semua” ucapnya lalu memarkirkan mobilnya.

Selesai memarkirkan mobilnya, gue sama randra turun dan memasuki pintu utama perusahaan, bolehkah gue memuji? Gue pikir ini bukanlah perusahaan,semuanya terlihat sangat menakjubkan dan beberapa staf menyapa randra dengan senyum manis.

“morning tuan” ucap beberapa wanita sambil sedikit membukukkan badannya memberi hormat , gue ngelirik randra ia hanya memberi senyum simpul

“ran lo selalu seperti itu saat disapa?” tanya gue menyenggol lengannya

“kenapa?” tanyanya

“balaslah sapaan mereka...”bales gue sambil tersenyum dengan beberapa staf lainnya

“morning boskuu, ciee kekantor sama isri”goda seorang laki yang bernama davin, davin adalah orang suruhan randra ketika ia sibuk dan sekaligus orang kepercayaan randra. gue hanya tersenyum ramah kepadanya.

“wah bos, istri lo sangat cantik” pujinya

“terima kasih” ucap gue

“davin, kayanya lo udah ga mau kerja disini" ucap randra menatap tajam davin, davin hanya tertawa.
“adududu bosku, panutanku sedang marah” ledek davin dan berlari menjauh dari randra, randra hanya tersenyum melihat kelakuan davin, apapun yang dilakukan davin tidak pernah membuatnya marah menurut randra. Kecuali randra sedang serius.

gue sangat tertegun dengan isi perusahaan ini, sangat sangat sangat mewah, dengan seiringnya kami berjalan gue mendapati ruangan bertulisan “MR. Randra Room” randra membuka ruangan itu, oh ok gue tertegun untuk kesekian kalinnya.

Raina & RandraWhere stories live. Discover now