-20. Kabur? Maybe

574 58 2
                                    

Walau awalnya aku ragu, tetapi tetap ku terima genggaman tangan itu. "Jeon... Somi."

Ia melepaskan tangannya dan tersenyum. Sangat manis. "Ya... Aku sudah mengetahui namamu, nona. Kurasa kau sangat cantik. Itu membuatku tertarik."

Seketika, wajahku langsung memerah di buatnya. Aku menutup kedua pipiku dengan kedua telapak tanganku, ketika menyadari wajahku memerah.

Guanlin tertawa terbahak-bahak. Hei? Apa yang lucu?

Aku menghentakkan kakiku kesal. Aku berjalan menjauh. Tetapi hanya beberapa langkah. Kemudian, Guanlin menarik tanganku dan memaksaku untuk berbalik.

"Kau tak akan bisa lari dariku, nona manis."

"Apa maksudmu?" Tanyaku heran. Dia tersenyum manis, kemudian berkata, "Ikut denganku, nona!"

Dia menarikku dan berlari. Ralat. Aku diseret olehnya. Aku sempat memberontak tapi percuma saja. Ingalah, para wanita. Sekuat apapun kalian, tetaplah pria yang lebih kuat.

"Kau mau kemana?" Tanyaku kala dissret Guanlin. "Lihat saja! Ikuti aku," katanya tetap menarikku. Paksa.

Kami berhenti di sebelah sebuah mobil. Aku menaikkan alis kananku. "Ini mobil siapa? Kau mengajakku ke mobil? Oh no no no. You bett–"

"Ini mobilku. Dan aku tak akan melakukan apa-apa kepadamu. Jadi sekarang kau masuk, atau aku akan memasukkanmu dengan paksa, kedalam mobil ini." Potong Guanlin cepat dengan seringaian di wajahnya.

Buku kundukku berdiri seketika. Daripada aku celaka, lebih baik aku masuk sendiri. Kulihat Guanlin berlari mengintari mobilnya, kemudian masuk ke dalam mobil.

"Pasang safety beltnya, atau aku yang–"

"Ya ya ya. Aku tahu!" Cergahku kesal. Ku tarik safety belt itu dengan paksa. Sial. Bahkan safety belt itu marah padaku.

"Aishh. Jinj..."

Jantungku berdegup kencang. Tidak tidak. Jangan lagi.

Guanlin mendekat dan menarikkan safety belt, serta memasangkannya untukku. Kutahan napasku karena wajahnya terlalu dekat dengan wajahku. Dia tersenyum kecil dan menjauh.

Aku tak bisa bernapas. Tidak. Tidak bisa. "Ja."

"Jangan melihatku seperti itu. Aku tahu aku ganteng," ucap Guanlin dengan pedenya.

Aku memukul kepalanya itu. "Dasar. Sangat percaya diri. Ck."

"Hei! Jika aku tak percaya diri, kau tak akan berada di mobil ini kan?"

Aku mengabaikan ucapannya barusan. Saat mobil telah menjauh dari sekolah, aku tersadar. Ini masih jam sekolah.

"Bukannya... ini masih jam sekolah?"

Guanlin menoleh sebentar dan tersenyum. Pleasee. Not that one.

"Hari ini guru-guru ada meeting. Seharian penuh. Jadi, siswa-siswi di perbolehkan pulang terlebih dahulu." Katanya.

Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku. Kemudian aku tersadar lagi. "Bagaimana dengan tasku?"

"Aku akan menelpon satpamku untuk mengambilnya nanti. Tenang saja." Ucapnya enteng.

Aku membulatkan mataku. Sempurna. "Satpam?"

"Iya satpam," jawabnya sambil mengangguk.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku. Ternyata Guanlin sangat kaya. Ck.

***

Hai haiii. Maap ya updatenya dikit banget ehehehhe. Moga suka okaiii. BTW SELAMAT HARI KARTINI YAAAA.

Gomawoyoo

21 April 2018

Jeon Somi Where stories live. Discover now