-19. Ketua Osis

684 56 7
                                    

Hari-hari telah berlalu. Sejak kejadian Wooshin menciumku, hubungan kami makin dekat. Maksudku bukan dekat dalam artian 'dekat'. Tapi setidaknya Wooshin telah menganggapku sebagai temannya juga.

Dan entah mengapa, setelah 2 bulan itu, Doyeon tak melabrakku lagi. Entahlah apa yang di pikirkannya. Bukannya aku tak senang, hanya saja aku heran kepadanya.

Tapi tak apa lah. Aku senang Ia tak menggangguku lagi.

Saat ini aku sedang berada di kantin bersama Wooshin. Yap! Kami memang berteman. Seperti yang kukatakan tadi.

"Apa kau tahu, Wooshin?"

"Apa?"

"Aku sangat mencintaimu."

Seketika, kudengar Wooshin terbatuk-batuk. "Kau tak apa?" Tanyaku khawatir sambil menyerahkan air mineral kepadanya.

Air itu langsung di minum oleh Wooshin secepat kilat. Dengan hitungan detik, sudah tak tersisa lagi air di gelas itu. Aku menatapnya heran.

"Apa kau kehausan?" Pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja dari mulutku. Bodoh.

Kulihat Wooshin tampak menundukkan kepalanya. Ada apa dengannya? Kutepuk pundaknya dan sontak ia mengangkat kepalanya kaget.

Tunggu.




Ini...





Sangatlah....



























































LUCU!

Aku tertawa terbahak-bahak mendapati wajah Wooshin yang merah padam. Aku bahkan sampai menangis. Wooshin menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Aku menepuk-nepuk meja didepanku saking lucunya. Dapat kurasakan perutku mulai sakit akibat tertawa itu.

"Kau.... Hahaha.... kau kenapa? Mengapa... haha.. wajahmu merah pada... hahaha... dam?" Lihat? Aku bahkan tak bisa menyelesaikan kataku dengan baik.

"Ish," desis Wooshin kesal. Disitulah, tawaku makin menjadi. Aku bahkan sampai terbatuk-batuk karenanya.

Butuh beberapa menit untukku menyelesaikan tawaku. Saat aku selesai dengan urusanku, tiba-tiba Wooshin bangkit berdiri dan meninggalkan meja kantin.

Aku segera mengejar Wooshin. Aku bahkan rela meninggalkan pesananku demi dia. Ck.

Wooshin tampaknya berbelok ke toilet. Jadilah, kuntunggu dia sampai keluar toilet. Cukup lama aku menunggu. Akhirnya aku memutuskan untuk beranjak dari situ.

Tetapi baru selangkah, seseorang menarik tanganku. Aku berbalik dan menemukan seseorang yang lumayan tampan?

"Hai."

Aku menaikkan alisku sambil berkata, "hai?" Bukan. Itu adalah pertanyaan.

Orang di hadapanku menjulurkan tangannya. Aku memandang tangan itu heran. "Perkenalkan. Namaku Lai Guanlin, ketua osis di sekolah ini."

***

HAE GAESS. MAAPIN AKU YANG BARU UPDATE SEKARANG:(( MANA PENDEK DOANG LAGI. AKU USAHAIN BIAR CEPET CEPET UPDATE YA. SEKALI LAGI MAAP:((.

Moga suka part ini ya. Aku gada ide jadinya ngasih ini sorry eheheh.

Makasih yg udh mau ngevote walau aku jarang update. Pokokny terima kasih yaa

Gomawoyoo💕

April 2018

Jeon Somi Where stories live. Discover now