-13. Mimpi?

961 79 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Aku mengucek mataku dan menormalkan penglihatanku.

"Hey."

Sebuah tangan melambai bebas di depan wajahku. Aku menoleh ke si empunya tangan itu.

"Waeyo?"

"Kau tak apa-apa?" Tanyanya padaku. Aku mengernyit saat merasakan kepalaku yang pusing.

"Ya! Kau tak apa?"

Aku memegang kepalaku yang pusing sekali. Aku menutup mataku menahan rasa pusing itu.

Tiba-tiba, pandanganku mulai mengabur dan aku lupa akan apa yang terjadi padaku.

***

Aku membuka mataku. Dimana aku?

"Kau sudah sadar?"

Aku menoleh. "Dimana aku?" Tanyaku tanpa menjawab pertanyaan orang itu.

"Kau di UKS. Tenang saja. Kau hanya butuh istirahat," sahutnya. "Kau pingsan tadi," sambungnya lagi.

Aku hanya mengangguk paham. "Lalu, apakah aku tadi kecelakaan?"

"Mwo?"

"Apa aku tadi kecelakaan?"

"Tidak," jawab lawan bicaraku dengan nada dingin. Aku mengernyit heran. Bukannya tadi aku sedang di mobil bersamanya?

"Bukannya tadi kita sedang berkencan?"

"Ya! Bicara apa kau!"

"Aku tanya, Kim Wooshin."

"Kita tak pernah berkencan," jawab Wooshin dingin.

"Tap–"

"JEON SOMI!"

Aku menutup telingaku. Kemudian aku menatap orang yang tadi meneriaki namaku dengan tatapan horor.

"Apa?!"

"Kau tak apa?"

"Hm."

"Kau apakan adek kecilku ini? Hah?"

"Aku hanya menemaninya di bawah perintah Ny. Ahn," jawab Wooshin dingin. Lagi.

"Aku bukan adek kecilmu, Jeon Ji!" Teriakku kesal. Aku memang bukan adek Ji!

"Aku tau. Tapi aku sudah menganggapmu adekku, Jeon Somi," balas Ji sambil mengacak rambutku.

"Ya!"

Ji hanya cengengesan. "Ji~"

Ji menoleh. "Mwo?"

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Hanya menjenguk adek kecilku," jawab Ji sambil mengacak rambutku lagiii!

"Sudah berapa kali aku bilang, Jeon Ji. Aku bukan adekmu!" Geramku kesal.

"Aku tahu. Sudah berapa kali aku bilang, Jeon Somi. Aku menganggapmu sebagai adikku," kata Ji sambil tersenyum sok manis.

"Sudah sana! Pergi kau dengan Nam Jin Ah!" Sungutku kesal.

"Baiklah! Sampai ketemu lagi, Jeon Somi. Dan kau, Kim Wooshin, jaga adek kecilku dengan baik oke?"

"Hm," jawab Wooshin singkat.

"Jangan kau apa-apakan dia! Jika kau menyentuhnya, aku akan mem–"

"NAM JIN AH CEPAT TARIK JI KELUAR!" Teriakku sangat keras. Masa bodo dengan dokter yang berada di UKS itu.

"Baiklah! Sampai jumpa, Somi, Wooshin!" Ucap Jin Ah sembari menarik paksa tangan Ji keluar dari UKS.

Setelah pintu tertutup rapat, aku menghembuskan napasku lega. Aku menatap dokter yang berada di UKS sambil berkata, "Maafkan aku, dokter."

"Tak apa. Tak masalah bagiku," jawabnya sambil tersenyum manis. Aku membalasnya dengan senyum manis juga.

"Apa kau mau ke kantin?"

"Tidak."

"Kau mau balik ke kelas?"

"Ne."

"Aku ikut bersamamu, boleh?"

"Terserah."

"Baiklah ayo kita keluar. Gamsahamnida, dokterr!"

***

30 Januari 2018

Jeon Somi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang