THANKS BEAM berkatmu Malam Kami ....

729 44 2
                                    

Tenang, tidak tergesa gesa, perlahan itulah yang kini aku rasakan dengan Ming-KU tepat di atas ranjang nyaman berhiaskan sprei biru laut. Kedua lutut Ming menopang tubuhnya agar tidak benar benar menindihku yang kini tepat dibawah kungkungannya memanjakanku.
Dada kami berdua sudah terbebas dari pakaian yang sebelumnya melekat rapih. Ouh bukan ! aku rasa hanya Ming yang bertelanjang dada dan aku, aku kini benar benar merasa tegang dan menunggu kapan akhirnya kain terakhir yg melekat menutupi juniorku akan dia lepaskan seperti tadi dia melepaskan celana pendekku.
Sial walaupun kami melakukannya dengan begitu perlahan dan tenang tapi justru itu malah semakin dan semakin membuat suara jantungku mengalahkan suara detak jarum jam dinding di atas kepalaku.
Tak tahan ku tutup kedua mataku. Dapat kurasakan lembab bibir Ming di keningku, kedua kelopak mataku tak luput dari bibir lembabnya berlanjut pada kedua sisi pipi dan berakhir lembut menyapu bibir ku yang arghh aku akui bibirku sedikit gemetar. Satu kecupan singkat , menunggu apa yang akan Ming berikan padaku dan dan dan dan Apa apan ini ?!! aku merasakan tidak ada yang terjadi selanjutnya sampai aku membuka mataku, kudapati kornea Ming dalam menusuk menuju kornea ku, semakin fokus aku memandang kelopak matanya yang tajam semakin aku merasakan bulu kudukku meremang karena sapuan nafas ming tepat di depan wajahku. Kembali kurasakan kulit lembab itu menyapu bibirku, satu kecupan singkat setelah itu Ming membelai rambut yang menutupi keningku dan mengusap lembut kepalaku sembari melanjutkan kecupannya yang berlanjut menjadi ciuman basah. Ciuman yang bermula dengan irama lembut tapi menuntut kini berubah menuju titik agresif saling menukar saliva. Kurasakan Ming semakin dan semakin mendorong kepalanya dengan begitu eughh liar ? Bibir atasku bibir bawah hingga lidahnya menerobos menyusuri deretan gigi gigiku. Sial, semakin aku berusaha mengimbangi irama ciumannya semakin dia bertambah liar sehingga tidak ada tempat bagiku untuk bisa sejajar dengan kemampuannya dalam berciuman. Sungguh Good Kisser sialan-KU.
Kini aku benar benar membutuhkan pasokan udara masuk menuju paru paruku tapi sepertinya Ming memang benar benar Gila sekarang , aku benar benar merasakan kalau dia memang tidak ada niat sedikitpun melepaskan mulut Sexy nya. Ku keluarkan sedikit tenaga untuk mendorongnya kesamping hingga kini aku berada di atas duduk di Paha kencangnya. Ming menatapku lembut, kusentuh kancing celananya dan ku usap perlahan. Aku melakukannya sembari tak melepas pandanganku terhadap Ming.
Kancing celananya sudah lepas, sedari tadi sudah kurasakan keadaan miliknya tak jauh berbeda dengan milikku "sudah menuntut" kutarik resleting celana ming perlahan sampai tiba tiba suara teriakan dibalik pintu dan gedoran yang begitu kencang seakaan orang dibalik pintu itu sedang kesetanan sehingga kami berdua terlonjak kaget.
Kami berdua hanya saling pandang dengan halis berkerut bingung, kami mencoba menenangkan diri dahulu dari keterkejutan sialan ini sampai akhirnya aku menyadari kalau itu suara sii Bangsat Beam !!!

BAM BAM BAM BAM BAM
BAM BAM BAM BAM BAM

kurasa itu bukan ketukan yang berasal dari balik punggung tangan Beam yg bersentuhan dengan pintu kamarku tapi lebih tepatnya Beam memukul mukul pintuku kasar sambil berteriak kesetanan -'-

Berjalan gontai menuju pintu setelah memakai pakaian lengkapku dan tentunya setelah memastikan Ming pun melakukan hal yang sama. Kulirik Ming tengah duduk manis di atas ranjang biru ku.

Beam masih menggedor pintu dan berteriak seperti anggota keamanan yang sedang kesetanan karena tengah memergoki warganya berbuat hal kotor, SANGAT BERISIK . Kubuka pintu sedikit yg hanya menampilkan kepalaku saja. Saat Beam menyadari pintu terbuka dia langsung mendorongnya tapi tentu saja kutahan karena ....

"hei Kit, biarkan aku masuk ! Sialan apa kau tahu sekarang kita benar benar harus pergi ke medan perang huh ?!"

"......"

"Aku tahu kau lelah setelah ehmmm mungkin sedikit bermesraan dengan Ming tadi tapiiiii sungguh kita harus bersiap sekarang dan biarakan aku masuk"

"...... ..... kita bicarakan besok"

Saat ku hendak menutup pintuku dengan keras kepala Beam menahannya dan yang membuat ku shock hingga akhirnya tidak memiliki tenaga untuk menahan pintu ini adalah "Kit, Mobil Phana hilang terlebih lagi sekarang ......"

Walaupun Beam berhasil merangsek masuk tapi aku masi setia berdiam diri menempelkan tubuhku dibalik pintu.

" -'- heii ai kitty apa ekspresi shock mu harus sekonyol ini huh ?! Ayo kita bicarakan i....." saat Beam berbalik menuju tempat tidur mulut Beam seketika berhenti setelah melihat sosok Ming, tubuh Beam mematung dan hanya memutar kepalanya untuk melihatku dan memutar kembali melihat sosok Ming yang tengah duduk manis sambil memegang bantal di atas pahanya SEKALI SEDANG MEMEGANG BANTAL DI ATAS PAHANYA. Sial Beam kau tahu betul kan kalau 'milikmu' sedang berdiri tegak tidak akan mudah untuk 'menidurkannya' kembali secara mendadak. Apa kau bilang ?! Ekspresi konyol ?! Kau tahu betapa kerasnya usahaku menenangkan Milikku dengan baik dan bersembunyi dibalik pintu yang sudah kau aniaya ini, sungguh pintu yang malang dan kau lihat bantal itu, bantal yang seharusnya menjadi saksi 'pertemuan pertama' kami malah jadi pelindung Ming Junior yang tengah berjuang untuk 'tidur kembali' bersembunyi dan menenangkan diri dari pandangan manusia bodoh sepertimu yang tiba tiba datang mengganggu ritual kami.

"Ouh maaf.... ehm... uhuks... euhh silahkan urus dulu urusan mendesak kalian tapi Ai Ming kumohon untu.... ah sudahlah pokonya Ai Kitty aku tunggu kau di kamarku" sebelum Beam melengos pergi kulihat Beam sekali lagi melirik bantal yang tengah dipegang erat oleh Ming seketika itu juga tanganku yang terbebas memukul kepalanya cukup keras.

"Okay okayyyy, lakukan secepat mungkin karna boss kita sedang menunggu.byee "

Kuhirup udara sebanyak mungkin sembari menutup pintu lalu ku hembuskan dalam sekali buang.

Maafkan Aku MingWhere stories live. Discover now