Lovely Chef - 7

Mulai dari awal
                                    

"Lima ratus juta. "

Kali ini Lily diam, saking kagetnya dia tak bisa bersuara. Lima ratus juta? Oh ya Allah, itu bukan uang yang sedikit. Apa Al sudah mulai gila?

"Kamu mau bikin teteh bangkrut? " Ucap Lily sambil menekan pelan pelipisnya.

"Hehehe, Al cuma becanda. Al kesini mau ajakin teteh makan siang di rumah. Mami kangen teteh katanya, jadi mami minta Al buat jemput teteh. Ya sekalian Al juga mau pamer mobil baru sama teteh. "

"Kamu nih, ngerjain ampe buat teteh shock. Gak ada bedanya sama double F. "

Lily berjalan kearah mejanya membereskan berkas laporan pemasukan dan pengeluaran cafe bulan ini.

Tiba-tiba Al merengkuh pinggang Lily.

"Apa sih ini pake peluk pinggang segala, Al? " Tegur Lily.

"Gak, cuma pengen test aja. " Ujar Al santai. Sedangkan Lily hanya mengendikkan bahunya acuh dan membiarkan Al merengkuh pinggangnya.

Al sekilas melirik kearah dapur di mana dia merasakan seseorang tengah menatapnya, dan benar saja. Kali ini Al mendapatkan tatapan membunuh dari lelaki itu. Al bisa merasakan aura kemarahannya, lagi pula itu sangat terlihat dari rahang yang mengeras dan tatapan yang semakin tajam. Jika saja dengan sebuah tatapan, seseorang bisa mati maka Al yakin dirinya sudah menjadi mayat sejak dia menuruni tangga tadi.

°•°•°•°

Setelah selesai makan siang dengan Al dan keluarganya, Lily kembali ke cafe. Laporan tadi belum selesai dia periksa.

Hari ini pengunjung cafe sangat ramai karna malam minggu memang selalu seperti ini, belum lagi dengan adanya live musik semakin menarik minat para pelanggannya.

"May, tolong buatin lemon tea anget ya. Anterin ke ruangan aja. "

"Iya teh. "

Lily menghempaskan tubuhnya di sofa lalu memejamkan sejenak matanya tanpa sadar jika di kursi kerjanya seseorang tengah memperhatikannya.

Tubuh Lily tersentak lalu membuka mata dan langsung duduk ketika mencium aroma parfum yang menusuk, aroma yang membuat tubuhnya panas.

"Se...sejak kapa...an an... " Lily menarik nafas sesaat untuk menetralkan kegugupannya. "Sejak kapan anda di situ? "

Andhy diam dan terus melangkah dengan perlahan kearah Lily yang juga memundurkan langkahnya. Dia merasakan tubuhnya memanas.

Oh sialan, Ly. Jangan jadi wanita murahan. Masa iya seorang Garindra luluh hanya dengan sebuah tatapan tajam.

Tapi kau merasakan panas, Ly. Dia mampu membangkitkan gairah yang tak pernah bangkit. Dia membangunkan sisi liar mu.

Lily menghentikan langkahnya saat punggungnya membentur dinding. Dengan susah payah dia mencoba meneguk sedikit salivanya, agar bisa mengeluarkan suara.

Andhy menatap tajam kearah Lily. Jika Lily menatapnya sedikit lebih lama, Andhy yakin wanitanya bisa melihat dengan jelas api kecemburuan sedang berkobar di mata Andhy bahkan hatinya pun masih terasa panas.

Tangan kiri Andhy terangkat dan memerangkap Lily dengan tembok dan dirinya. Kepala Andhy turun perlahan, menempatkan wajahnya dileher jenjang Lily, menghirup aroma parfum yang sudah bercampur dengan keringat Lily justru terkesan seksi bagi Andhy.

"Kamu sudah membangkitkan satu sisi yang sudah lama tertidur, boss. " Gumam Andhy.

Nafas hangat Andhy di lehernya membuat Lily merinding. Seluruh darahnya berdesir menuju satu pusat yang sama.

Lovely ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang