Prolog

3.1K 234 7
                                    

Hujan yang turun dengan derasnya seolah tau jika saat ini ada hati yang sedang terluka karna kehilangan belahan jiwanya. Bau tanah basah tercium ketika hujan berhenti tapi masih menunjukan awan mendung. Wanita cantik dengan pakaian serba hitamnya masih bertahan di sana, menatap nisan bertuliskan Panji Prakasa, cintanya, tunangannya. Air mata yang tadinya tersamar oleh hujan, kini air mata itu tampak jelas mengalir dari mata indahnya.

"Teh, ayo pulang. Baju teteh udah basah, nanti teteh sakit. "

"Kamu duluan aja, Fa. "

"Aku gak akan ninggalin teteh sendirian. " Fariz menarik nafas dalam lalu menghembuskannya kembali. "A Panji sudah tenang, teh. Teteh gak boleh membebani a Panji di sana, dia akan berat kalau teteh terus kayak gini. Teteh harus bangkit, lihat sisi positifnya. Sekarang a Panji gak akan pernah lagi nanggung rasa sakit setiap saat dan gak akan lagi tergantung sama obat. "

Lily terdiam mendengarkan ucapan adiknya. Benar, kini Panji tidak akan lagi merasakan sakit yang menyiksa karna penyakit Leukimia yang di deritanya. Bagi Lily, Panji adalah lelaki terbaik setelah papa dan kedua adik lelakinya, Fariz dan Sean. Lelaki yang selalu ada untuknya, lelaki yang selalu memanjakan nya, lelaki yang mampu membuatnya nyaman. Pertemuan yang tidak disengaja antara dirinya dan Panji dua tahun yang lalu, menumbuhkan benih cinta diantara mereka. Tiga bulan yang lalu, Panji melamarnya dan seminggu kemudian mereka bertunangan, tapi keesokan harinya Panji tak sadarkan diri sampai pada dia meninggalkan Lily dan semua keluarganya.

Lily berdiri dari tempatnya berjongkok tadi, kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat terindah untuk Panji saat ini.

Aku akan selalu cinta sama kamu.

Sesampainya di rumah, Lily menerima sebuah surat yang di tuliskan Panji untuknya.

Assalamualaikum, Cinta.

Saat kamu baca surat ini pasti aku udah pergi ninggalin kamu. Maafin aku karna gak bisa menuhin janji aku untuk selalu sama-sama, maaf juga karna aku gak bisa mewujudkan pernikahan impian kamu.

Cinta, kamu tau kan kalau aku sangat mencintai kamu?

"Aku juga cinta sama kamu. " Bisik Lily dengan terisak, menahan segala gejolak yang ada di hatinya.

Aku rela dan mau melakukan apapun demi kamu dan hanya untuk kamu asal kamu selalu tersenyum. Cinta, aku mohon jangan tangisi kepergian ku, jangan halangi bila suatu saat nanti ada rasa baru yang muncul dalam hati kamu untuk lelaki lain. Aku gak keberatan sama sekali, selama dia bisa bahagaiin kamu. Simpanlah aku dan cinta yang aku miliki di dalam hati kamu, kunci dan simpanlah di sudut agar kelak cinta baru itu bisa tumbuh di hati kamu. Jadikan cinta baru itu penguasa dalam hatimu.

Berbahagialah selalu Cinta, aku selalu mencintai kamu.

With ❤ Panji Prakasa

Tubuh Lily jatuh merosot di lantai kamarnya setelah selesai membaca surat dalam Panji. Memeluk erat surat itu, seakan kini Panji lah yang sedang dia peluk. Pintu kamar terbuka, seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang hampir kepala empat.

"Sayang. "

Lily menyusut air mata saat mendengar suara lembut dari wanita yang sangat dia cintai.

"Mama. "

Prilly memeluk erat putri pertamanya. Dia sedih melihat putrinya terpuruk. Bila Allah mengizinkan, biar dia saja yang menanggung segala kesedihan putrinya. Melihat Lily seperti ini membuat hati Prilly sesak, tapi dia juga tak bisa melakukan apapun.

"Kenapa semua ninggalin Lily, ma? Apa salah Lily sampe semua orang yang Lily sayang dan cintai pergi dari Lily? "

"Ssssssst, teteh gak boleh ngomong gitu nak. Semua sudah jadi jalan hidup teteh, semua di atur oleh Allah. Teteh gak boleh mempertanyakan apapun yang sudah Allah putuskan. " Prilly melepaskan pelukannya, menatap wajah sembab Lily. Menghapus air mata yang masih saja turun dari mata putrinya. "Mama ngerti apa yang teteh rasain. Saat ini, teteh harus berdoa untuk Panji. Teteh juga berdoa untuk teteh. Mama dan papa selalu mendukung apapun keputusan dan semua yang terbaik buat teteh adalah prioritas untuk papa dan mama. " Prilly tersenyum lembut pada putrinya.

"Makasih, ma. Kalau gak ada mama, Lily gak akan bisa sekuat ini. Mama adalah wanita terhebat yang Lily punya. Love you, ma. "

"Love you more, sayang. "

❤❤❤

Prolog publish guys. Ayo, Qie butuh comment dan suport kalian. Tapi please di commentnya jangan ada kata 'next' atau 'lanjut' karna itu akan bikin mood Qie yang awalnya terbang tinggi jadi terhempas.

Gimana tanggapan kalian?

💜Qie

Prabumulih, 01 Juli 2017

Lovely ChefWhere stories live. Discover now