"Arnaud!" Teriakan Pangeran Silas membuat seisi bangunan bergetar, pun dengan Arnaud yang tergesa-gesa memasuki ruangan dengan tubuhnya yang bergetar ketakutan, terutama dengan mata cokelat tajam yang nampak siap membunuh itu. "Di mana Harmony? Kau bilang dia di sini mengganti pakaiannya. Gaun sialannya bahkan masih di sana! Di mana putrimu yang mulia itu, Hah?!" bentaknya.

"Yang Mulia Putri tadi menyuruh saya keluar karena beliau mau mengganti..." Kalimat mencicit Arnaud terpotong dengan seorang pengawal yang muncul di pintu sambil memegangi kepalanya.

"Pangeran." Pengawal tersebut nampak seperti orang habis berlari. "Yang Mulia Putri Harmony mencoba kabur dari istana. Beliau-"

"Brengsek!" Pangeran Silas tanpa mau membuang waktu mendengar laporan lebih panjang staf istana lebih dulu mengambil langkah keluar ruangan. Langkah kaki panjangnya jauh lebih cepat daripada angin. Ia melompati tiga anak-anak tangga sekaligus, pengawal yang menyusulnya di belakangnya bahkan nampak kewalahan.

Bukan hanya menghafal setiap sudut bangunan sayap kanan istana, Pangeran Silas tahu di mana pengawal yang melapor bertugas. Prediksinya tidak mungkin salah jika satu-satunya jalan yang akan dilewati Putri Harmony untuk lari tanpa tertangkap basah, tanpa melewati keramaian adalah lorong yang terhubung langsung dengan sisi taman belakang Istana Wealthbridge. Ada gerbang di sana yang memungkinkan Putri Harmony bisa keluar dari wilayah istana.

Dan benar... lompatan Pangeran Silas melalui jendela bangunan tidak sia-sia. Setidaknya dia sampai lebih dulu di ujung anak tangga lorong dibandingkan Putri Harmony yang kini terjebak ddi antara pengawal di ujung tangga teratas juga Pangeran Silas dan pengawal lainnya di ujung tangga terbawah.

"Mau lari kemana, Harmony?" Iris cokelat Pangeran Silas terlihat gelap. Rahangnya nampak tegang dengan ekspresi dingin di wajahnya. "Kembali ke ruanganmu," desisnya.

Putri Harmony tak menyerah mencari celah untuk lari. Gerakan bola mata serta tubuhnya sayangnya bisa dengan mudah dibaca oleh Pangeran Silas yang bertahun-tahun belajar membaca gerakan tubuh di militer.

"Kau takkan bisa lari dari sini, terutama ketika aku yang sudah berdiri di sini. Kau bisa mengelabui staf istana, tapi tidak denganku. Kembali ke ruanganmu, tidak perlu mencari cara kabur karena usahamu hanya akan sia-sia," kata Pangeran Silas dingin. Cara berdirinya dengan melipat tangan membuatnya nampak mengintimidasi.

Bukannya merasa takut, Putri Harmony justru mengangkat dagu tinggi. "Oh, ya?" tantangnya. "Hanya dalam mimpimu kau bisa menjadikanku pelayan tidurmu!" ucapnya keras, bersamaan dengan gerakan cepatnya menarik lepas sepatu dan melemparnya tepat mengenai sisi kepala Pangeran Silas.

Pangeran Silas tidak berpikir Putri Harmony akan menggunakan sepatu untuk melemparnya. Di pikirannya, perempuan itu melepas sepatu sialannya untuk memudahkannya berlari mengingat tinggi kaki sepatu berhias berlian tersebut. Sialannya, rasa berlian mahal luar biasa menyakitkan mengenai kepalanya.

"Perempuan sial," umpat Pangeran Silas sambil memegangi kepalanya. Tanpa berlarut-larut memusingkan kepalanya yang sakit, gerakan lincahnya berhasil menangkap Putri Harmony yang memanfaatkan situasi untuk kabur.

"Lepas! Lepaskan aku!" teriak Putri Harmony, berusaha melepaskan diri dari pelukan erat Pangeran Silas. "Lepas!" Putri Harmony tak menyerah, usaha lainnya adalah mengigit lengan Pangeran Silas.

"Dammit. Kau lebih ganas dari macan betina rupanya," cetus Pangeran Silas geram. Gigitan Putri Harmony di lengannya sama sekali tak ada apa-apanya mengingat lapisan otot-otot di sana, namun ia jelas terganggu dengan gigi perempuan itu yang tak berhenti melancarkan aksinya.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) - New Version Where stories live. Discover now