Part 21

336 8 1
                                        

VIKI POV

Pandanganku mencari-cari orang yang ingin kutemukan hari ini. Kafe ini cukup luas sehinga gue harus memperhatikan secara seksama orang-orang yang ada sehingga mataku berhenti pada laki-laki berbaju kaos yang dilapisi jaket kulit bewarna hitam, berbadan tinggi kekar dengan rambut shaggy yang acak-acakan. Dia salah satu orang yang pernah kulihat di restoran beberapa hari yang lalu.

Gue berjalan menghampiri meja yang berada di pojokan yang sedang di tempati laki-laki itu. Dia duduk sendirian. Seperti mengetahui dan menyadari keberadaanku, dia berdiri dari kursinya.

"Lo temannya Ferda kan?" Tanya kami berdua bersamaan.

Dia mengangguk dan berdeham lalu kembali duduk dan gue mengikuti gerakannya, duduk di hadapan laki-laki itu.

"Lo sendiri doang?" Tanyanya. Sebagai jawaban, gue hanya mengangguk mengiyakan. "Gak bareng Ferda?" Gue kembali mengangguk.

Hari ini Ferda menjanjiku untuk berkenalan dengan teman-temannya dan karna kemauan ku sendiri, gue pergi ke kafe ini sendirian.

"Oh ya, kita belum kenalan." Katanya seraya mengulurkan tangannya dan gue membalas uluran tangan itu.

"Rezi"

"Viki"

Kami saling terdiam dan melakukan aktifitas masing-masing. Gue melihat-lihat pemandangan di luar melalui jendela besar sementara dia sedang asik berkutat dengan handphone nya.

Sifatku yang tidak gampang bergaul dan tidak banyak bicara dengan orang yang baru ku kenal membuat suasana menjadi canggung. Laki-laki itu juga tidak berusaha membuka obrolan dan masih sibuk dengan handphonenya.

Menunggu Ferda memang membutuhkan banyak kesabaran. Anak itu tidak bisa di harapkan untuk datang tepat waktu sesuai janji.

Tiba-tiba laki-laki bertinggi kurus dan sedikit berotot dengan baju kaos polos bewarna merah maroon dan celana jeans datang. Laki-laki di depanku mengalihkan pandangan dari handphone ke orang yang baru saja datang dan sekilas senyuman langsung muncul di wajahnya.

"Wey Rez, baru kita doang nih yang datang?" Tanyanya kemudian duduk di samping Rezi.

"Iya, sama temannya Ferda juga." Jawabnya datar

Laki-laki yang baru datang itu tersenyum kepadaku lalu mengulurkan tangannya dan berkata, "Tera"

"Viki" Senyumku dan membalas uluran tangannya.

"Lo teman sekelasnya Ferda kan?" Tanya laki-laki yang bernama Tera itu.

"Bukan. Sekarang udah beda kelas." Koreksiku

"Kok lo enggak bareng Ferda?" Tanyanya lagi

"Gue sendiri yang nolak mau bareng kesini sama dia." Dia hanya manggut-manggut mendengar ucapanku.

"Ferda sering banget cerita tentang lo ke kita-kita kalo lagi ngumpul bareng." Ujarnya

"Iya, sampe gue bosan dengarnya." Lanjut Rezi yang mulai membuka mulut.

Kayaknya dia cenderung menyenangkan dibandingkan laki-laki disampingnya. Rezi pendiam dan jutek sementara Tera lebih suka mengobrol dan ramah.

"Oh ya? Gue baru tau. Memangnya dia cerita apa aja tentang gue?" Tanyaku dengan nada datar.

"Banyak." Sahut Rezi

"Yang baik-baik atau yang buruk-buruk?" Tanyaku

"Dua-duanya. Tentang keseharian lo sama dia di sekolah, tentang lo yang suka dunia fotografi, tentang dia yang suka sama lo, dan masih banyak lagi yang menyangkut soal lo." Jawab Tera

I'm with youWhere stories live. Discover now