Gue sedang berjalan di koridor sekolah dengan tas ransel dipundakku. Beberapa pasang mata yang ada disana melihat dan memperhatikanku dengan tajam. Gue hanya berjalan cuek menuju kelasku, XI IPA-3.
Pak Sakar masuk kedalam kelasku yang diikuti dengan cewek berambut panjang dibelakangnya. Cewek itu enggak pernah gue liat sebelumnya. Dia memperkenalkan dirinya di depan kelas. Ternyata anak baru. Gue hanya mencorat-coret buku bagian belakang tanpa memperhatikan anak itu. Enggak penting. Saat selesai memperkenalkan diri, dia berjalan menuju bangku yang kosong. Eh, bentar. Kayaknya ada yang salah. Dia duduk di samping gue.
"Pak, kok anak barunya duduk di sebelah saya pak?" Protesku
"Kalau bukan disampingmu, dia mau duduk dimana?" Tanggap Pak Sakar
"Ya dimana gitu kek pak! Masa disini."
"Hanya bangku disebelah kamu yang kosong. Jadi kamu terima aja atau bapak suruh kamu keluar kelas sekarang."
Gue menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan-lahan. Kali ini gue enggak bisa ngelak lagi.
●●●
Gue berdiri-berdiri di taman belakang melihat anak-anak yang bermain basket sambil sesekali menghisap rokok yang baru kubeli tadi pagi. Tiba-tiba seseorang yang baru tadi pagi gue lihat mengambil rokok yang ada di tanganku dan membuangnya jauh-jauh. Ini cewek baru kenal aja udah sok-sok ngatur gue segala. Emak aja bukan.
"Lo udah dilarang berkali-kali masih aja ngelakuinnya." Ucapnya yang juga berdiri disampingku. "Lo taukan kalo ngerokok itu melanggar peraturan sekolah."
"Lo siapa sih daritadi ngatur-ngatur gue mulu perasaan." Gue menatapnya tajam tapi dia malah bersikap santai. Padahal kalo teman yang lain kalo gue tatap horor kayak gitu mereka bakal kabur. Tapi ini beda.
"Lo enggak dengar nama gue daritadi waktu gue perkenalin diri?" Tanyanya sok kaget
"Enggak." Jawabku cuek.
"Yaudah deh, lagian kita juga belum kenalan. Nama gue Viki Windari. You can call me Viki." Dia mengulurkan tangannya padaku dan aku membalas uluran tangannya.
"Rassya Fernando, Ferda."
"Oke. Gue rasa kita bisa jadi teman yang baik." Katanya lalu pergi meniggalkanku.
Semenjak setelah perkenalan itu, gue dan Viki menjadi tambah akrab dan menjalin persahabatan diantara kami berdua. Setidaknya, gue punya teman yang bisa ngertiin gue dan bisa curahin segala isi hati gue. Viki.
●●●
#NB : Gue sengaja buat part ini pendek. Hanya cerita awal perkenalan Freda dan Viki.
YOU ARE READING
I'm with you
Teen FictionKetika seorang cowok yang terlahir dari keluarga broken home yang kehidupannya terlantar secara perlahan bisa berubah karena seorang cewek disekolahnya yang membuat diri dan kehidupannya jauh lebih baik dan siapa sangka seiring berjalannya waktu dia...
