Part 20

364 8 1
                                        

VIKI POV

Setelah dua bulan jadi anak kelas 12 itu artinya tinggal beberapa bulan lagi gue akan menghadapi ujian akhir dan lepas dari yang namanya sekolah. Dan setelah gue pikir-pikir, gue bakal nerusin untuk kuliah dan mengambil jurusan photography. Tapi gue sendiri bingung untuk melanjutkan kuliah dimana. Setidaknya gue masih memiliki banyak waktu untuk memilih. Walaupun gue membiayai sekolah sendiri dengan hasil tabuganku sejak dulu.

Tahun ini dan akan menjadi tahun terakhir di sekolah ini, gue sekelas dengan Gina sementara Ferda sekelas dengan Ervan. Dan tahun ini gue akan membuat banyak kenangan selama masa-masa SMA.

Gue sendiri lupa bagaimana cerita tentang kedekatan kami berempat sehingga sampai sekarang kita menjadi sahabat dekat. Kedekatanku dengan yang lainnya seperti sudah bersahabat sejak beberapa tahun silam.

Pelajaran di jam terakhir sedang free class, Pak Rajab, guru matematika kami tidak masuk kali ini lantaran ada tugas yang lebih penting yang diberikan sang kepala sekolah sehingga beliau harus ke luar kota. Tidak ada guru yang menggantikannya sekarang sehingga kelasku jadi terlantar dan ribut sana sini.

"Pulang sekolah lo mau gak nemenin gue buat nyuci foto sekalian beli album baru?" Ajakku kepada Gina yang sedang duduk bersamaku di kantin. Daripada nongkrong di kelas yang sangat ribut mendingan gue berdua ke kantin buat hilangin rasa bosan.

"Maaf banget, Vik. Gue gak bisa. Udah ada janji sama kakak gue buat nemenin dia jalan. Hehe" Katanya sambil menyeruput jus yang telah ia pesan.

"Ooh yaudah deh lain kali aja."

Tiba-tiba saja dua bocah tengil yang pastinya bolos lagi dalam pelajaran telah duduk di depanku dan Gina dengan muka sok kerennya. Siapa lagi kalo bukan Ferda dan Ervan.

"Lo berdua bolos lagi yaa?" Todong Gina dengan jari telunjuknya

"Widihh ... Santai bro!" Ervan menyingkirkan jari telunjuk Gina yang masih ada di depannya. "Lagian Bu Rina bacot banget ceramah mulu siapa yang gak bosan. Ya gak, Fer?" Ferda yang di tanya hanya mengiyakan.

"Wah .. Fer, jangan mentang-mentang lo udah gak sekelas lagi sama gue jangan pikir perjanjian kita udah enggak ada yaa!" Kataku kepada Ferda

"Masih berlaku ya? Gue kira udah enggak. Hampir aja bentar malam gue mau rencana minum lagi sama geng gue." Tukas Ferda dengan muka tanpa dosanya

"Gue gak bakal temenan sama lo kalo lo coba buat minum lagi!" Ancamku

Gue membuat perjanjian dengan Ferda dengan tujuan mau membuat dia berubah menjadi anak yang baik-baik. Selama sebelum gue membuat perjanjian itu, dia selalu saja melakukan hal-hal yang tidak baik untuk dirinya. Semenjak saat itu, gue berusaha buat dia untuk berubah meskipun masih selalu dia langgar.

"Lo kalo mau minum juga ajak-ajak gue dong!" Sahut Ervan membuat mata yang ada disini melototinya.

"Gue baru tau kalo ternyata lo juga suka minum kayak gue." Gue langsung menatapnya tajam setelah berkata seperti itu dan dia cepat-cepat menambahkan, "maksud gue waktu dulu. Tapi sekarang masih suka minum diam-diam supaya gak ketahuan yang lain. Hehe."

"Seenggaknya lo gak minum tiap hari." Kataku

"Sejak kapan lo mulai minum, Van?" Tanya Gina

"Sejak kelas sepuluh." Jawab Ervan santai

"Ngomong-ngomong, lo berdua mau temenin gue nyuci foto sekalian beli album gak?" Ajakku mengalihkan topik

"Hari ini gue ada ekskul basket pas pulang sekolah." Ujar Ervan bertepatan dengan bel pulang sekolah berbunyi.

I'm with youWhere stories live. Discover now