Part 16

346 12 0
                                        

"Udah enggak ada yang ketinggalan kan?" Tanya mama yang sedang sibuk membantuku memasukkan pakaian yang akan kubawa.

Mama sibuk sendiri dengan mengurus keperluanku. Hanya dua hari meninggalkan rumah, mama sudah repot sendiri mengurusiku.

Kebiasaan mama yang membedakannya dengan mama kandungku, dia lebih care kepada anak-anaknya ketimbang dengan pekerjaannya. Berbanding lurus dengan mama kandungku.

Gue menatap kosong kedepan. Pikiranku langsung dipenuhi lagi dengan secercah masa lalu. Membuatku kembali mengenangnya saat dimana mama masih bersamaku. Mengingat ketika gue masih kecil, ketika mama dan papa selalu ada menemaniku, selalu membelaiku, saat dimama sebelum mereka bercerai, sebelum masalah dalam keluargaku yang dulu muncul. Tanpa disadari, gue kangen masa-masa itu.

"Ferda?"

Panggilan mama membuat lamunanku langsung buyar. Sudah berkali-kali mama memanggilku tapi gue masih saja diam dan menatap kosong kedepan.Tali sepatu yang tadi rencananya mau ku ikat belum selesai karna melamun.

"Sadar enggak ini udah jam berapa?" Tanya mama

Gue melirik jam yang bertengger di tangan kiriku. Astaga! Sudah jam setengah sepuluh. 13 menit lagi bus akan jalan. Perjanjian kami harus kumpul di sekolah jam sepuluh. Supir tidak akan mau menunggu siswa yang terlambat dan gue bakal mampus kalo sampai ketinggalan bus.

"Aku pergi dulu ma!"

●●●

Bus sekolah sudah berjalan keluar dari gerbang. Gue ketinggalan! Gue berlari mendekati bus sampai mencapai pintu belakang yang sudah tertutup gue melompat ke tangganya dan berusaha membuka pintu. Setelah berhasil membukanya, gue melompat masuk kedalam dengan tubuh berdiri tegap.

Gue seperti melakukan kerusuhan sehingga beberapa pasang mata melihat kearahku. Gue hanya memberikan cengiran dan mencari-cari kursi yang kosong. Setelah menyadari, ternyata gue salah memasuki bus. Orang-orang di dalam bus ternyata semuanya murid kelas ipa-2.

Tanpa memikirkan sekitar, gue akhirnya menemukan tempat kosong.

"Lo kenapa disini?"

Suara yang tidak asing terdengar di telingaku memberhentikan gerakanku yang ingin mengeluarkan headphone dari dalam tas. Suara yang selalu kudengar dan selalu ada setiap gengku melakukan pertandingan dengannya. Alfian. Gue baru menyadarinya orang yang daritadi duduk di sampingku ternyata dia.

"Salah masuk." Jawabku datar kemudian memasang headphone di kepalaku dan memutar musik dengan volume yang besar agar tidak mendengar suara orang-orang lagi.

Tapi Alfian mengambil headphoneku dan kembali berceloteh "Lo dengar gue gak sih?"

"Enggak. Emang lo ngomong apa?" Gue mengerutkan kening

"Enggak jadi."

"Yaudah balikin punya gue." Ketusku

Gue kembali memasang headphoneku dan menutup mata.

●●●

Gue turun dari bus dan mencari teman-temanku. Suasana di pantai lumayan ramai dengan di kunjungi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Tiba-tiba saja sebuah tangan menempel dibahu ku dan memperlihatkan wajahnya di depanku. Demi langit dan bumi gue kaget melihat tampangnya yang menyeramkan datang dengan tiba-tiba.

"Lo barusan ngagetin gue tau gak!" Semburku

"Tau kok tau, tujuan gue emang gitu kali." Katanya sambil nyengir "Gue kira lo enggak jadi datang. Tau tau aja lo ada disini. Kok gue gak liat lo waktu di bus tadi ya?" Tanyanya

I'm with youWhere stories live. Discover now