"Ish." Desis Jessy.

"Mau bareng ga?." Tanya Sebastian.

Jessy kemudian berpikir dan menimba-nimba.

"Udh lah ikut aja, hampir jam 2 pagi malam." Kata Sebastian sambil melihat jam tangannya.

"Iya deh." Kata Jessy yang langsung menyusul masuk ke dalam mobil.

Mereka pun berangkat dan hening di perjalanan.

"Abis dari mana?" Tanya Sebastian membuka topik.

"Lu sendiri abis dari mana?" Tanya Jessy.

"Lu orang nanya jawab dulu, baru nanya balik." Kata Sebastian.

"Dari mana aja boleh kali, yang penting gw happy." Kata Jessy tersenyum.

"Ck, Kalo gw biasalah, bisnis." Kata Sebastian sambil terus fokus menyetir dan Jessy hanya mengangguk mengerti.

Setelah sampai dirumah Yessi, Sebastian langsung pergi.

****

Setiap di sekolah Jessy terus menempel pada Sebastian sampai membuat Rey merasa cemburu.

Mulai dari masuk sekolah bersama, Jessy memeluk lengan Sebastian, suap-suapan, dan masih banyak lagi. Dan lagi itu membuat kepala Rey panas. Para saudara hanya bisa menghela napas atas perbuatan Jessy yang mereka kira adalah Yessi.

Hari demi hari Jessy terus seperti itu pada Sebastian, sehingga membuat yang lain merasa aneh. Bahkan kedua sahabatnya pun merasa aneh atas perilaku Jessy, dia berubah 360 derajat dari Yessi yang dulu.

"Yessi kenapa lu selalu nempel ke Bastian sih?." Tanya Max berhati hati

Mereka ber-4 sedang berkumpul di sebuah kafe.

"Memang nya kenapa tidak boleh?." Bukannya menjawab Jessy malah balik bertanya.

"Ya, tidak apa-apa sih. Cuman.."

"Kalau begitu bukan masalah kan, orang nya pun tidak mempermasalahkan nya." Kata Jessy memotong pembicaraan Max.

"Tapi Yessi bagaimana dengan pria yang dekat dengan lu itu?." Tanya Intan.

"Pria yang mana maksud lu?." Jawab Jessy sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kalau tak salah namanya..." Kata Intan Sambil berpikir.

"Rey." Celetuk Sebastian sempat kesal.

"Nah iya itu." Kata Intan.

"Owh, dia bukan siapa-siapa lagi pula gw ga tertarik dengan dia kok." Kata Jessy sambil meminum Jus nya.

"Tapi, gw ngerasa ada yang aneh sama lu Yes." Kata Sebastian membuat Jessy menengok ke arah nya.

"Apa?." Jawab Jessy

"Bisa kita ngomong nya di rumah lu aja ga?." Tanya Sebastian.

Membuat Jessy melirik kearah Max dan Intan yang muka mereka serius. Jessy hanya berpikir mereka mulai curiga dengan tingkah nya.

"Kenapa tidak di sini saja? Segitu privasi nya kah?." Tanya Jessy dengan wajah dinginnya.

"Hmm.. menurut gw ya." Jawab Sebastian.

My First Love Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang