PART 35

377 27 3
                                    

Selamat membaca....

Setelah Jessy memberikan nomor pada Aldi, dia langsung pergi tanpa curiga apapun. Setelah ia keluar, langsung ber lari namun tangan nya ditarik seseorang yang membuatnya menengok kearah tangan.

Ternyata itu adalah Rey dan di samping ada motornya.

"Katanya lu sakit? Kok malah di sini." Kata Jessy bingung dan sedikit kesal.

Jessy itu tidak seperti Yessi, yang selalu waspada dan teliti. Walau wajah mereka sama tak ada yang menjamin jika mereka memiliki sifat yang sama.

"Ya... gitu deh." Kata Rey sambil tersenyum.

"Ah, rusuh lu. Ganggu gw aja, pulang sana." Kata Jessy.

"Kok gitu sih, yes. Ngusir ceritanya." Kata Rey pura-pura ngambek.

"Engga, dah ayo pulang." Kata Jessy sambil sambil melepas tangan nya Rey.

"Tumben, Yessi ga cuek. Biasanya dinginnya minta ampun." Batin Rey mulai merasa Yessi semakin berbeda jauh sifat nya.

"Yes, lu lagi ga sakit kan?." Kata Rey kuatir.

"Ga ada yang luka kan? Atau ada yang jahat sama lu di club itu?." Kata Rey lagi sambil membolak- balikan badan Jessy.

"Ish. Apaan sih!." Kata Jessy yang menepis tangan Rey, dan akibatnya tangan Jessy tergores pagar dan terluka.

Rey melihat luka dan darah di tangan Jessy, membuat nya menelan ludah nya sendiri. Mata nya yang menyala dan membuat Rey membenturkan Jessy pada dinding.

"Akh... sakit tau! Apaan sih lu!!." Bentak Jessy.

Rey hanya menutup mata merasakan aroma darah yang mengalir dari tangan Jessy, Rey memegang tangan Jessy yang terluka kemudian menjilat nya.

Jessy sempat syok sesaat, namun ia langsung memukul kepala Rey. Itu membuat Rey tersadar, setelah sadar Rey menjauh.

"Apa yang lu lakuin sih, pertama nelfon gw , kedua dorong gw sampe punggung gw sakit, ketiga jilat darah gw. Itu semua maksudnya apa!?." Bentak Jessy sambil memegang tangannya yang terluka.

"Sorry, gw ga sengaja. Gw juga ga tau kenapa." Kata Rey berbohong.

"Udhlah, pokoknya gw mau balik. Dan lu awas aja masih ngikutin gw. Ga bakal gw maafin seumur hidup!." Ancam Jessy yang pergi meninggalkan Rey.

Rey hanya memukul dinding.

"Kenapa gw bisa lepas kendali kayak gini sih! Dasar sialan!." Kata Rey yang meninju dinding lagi sampai berdarah dan terluka. Namun luka nya dengan cepat menutup.

Rey segera pulang karena kesal dengan diri nya sendiri dan lupa dengan tujuan utamanya tadi.

Sementara Jessy hanya berjalan dan melamun. Luka di tangan nya juga sudah sembuh, kekuatan es nya sangat membantu disaat ia terluka dan jika ia mau ia juga bisa mengobati orang lain.

"Kenapa Rey, menjilat darah gw ya? Masa dia vampire sih. Vampire itu udah punah beberapa ratus tahun lalu bahkan saat gw hidup mereka juga udh punah, dan jika ada tak mungkin mereka berbaur dengan manusia. Jika ketahuan bisa di bakar mereka." Batin Jessy yang masih berpikir.

Tanpa sadar, Sebastian lewat dengan mobil nya keluar dari sebuah hotel berbintang. Dan tak sengaja Sebastian melihat Jessy kemudian mengemudikan mobilnya ke arah Jessy.

Dengan sengaja mengklakson ke arah Jessy dan itu membuat Jessy terkejut, baru saja Jessy ingin marah namun Sebastian sudah membuka jendela mobilnya.

"Apa!." Kata Jessy yang masih kesal.

"Haha... sudah lah jangan marah kayak gitu lu jadi jelek." Kata Sebastian mengejek dan tertawa.

My First Love Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang