2. Karaoke

48.4K 1.1K 33
                                    

Update!!!

Harusnya aku update chapter ini udh lama ya, tapi baru kesampean sekarang. Sesuai dengan vote, aku kasih Side Story TEB.

Oke selanjutnya kalian mau chapter apa?

● The Devil Possession
● Darren Obsession
● The Dark Desire

Pilih satu, dan tulis di komen jawaban kalian ya.

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx



Love,DyahUtamixx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(TEB)

Elisia menghela keras dan dengan sebal memperhatikan map hitam yang ada di tangannya. Dari semua orang yang ada di Pack House, kenapa dirinya yang diperintahkan untuk mengantar dokumen ini ke rumah Sebastian oleh sepupunya? Dia seorang kepala warriors bukan kurir tukang antar! sambil menggerutu, dia berjalan menyusuri trotoar, sesekali Elisia berpapasan dengan anggota pack yang menyapanya dengan hangat, tapi karena terlalu jengkel dengan sang sepupu, Elisia hanya memberikan senyum kecil yang kaku dan terkesan jutek.

Sesampainya di depan rumah Sebastian yang merupakan rumah sederhana bertingkat dua ---berbeda dengan rumah sepupunya yang sudah mirip dengan rumah di kolom majalah--- yang sama sekali tidak mencolok, kecuali taman bunga di sekelilingnya. Elisia membetulkan dokumen yang ada pada dekapannya dan membuka gerbang rumah. Dia mendorongnya hingga terbuka sedikit, memberikannya celah untuk masuk sebelum berjalan menyusuri jalan setapak yang berada di tengah, diantara tanaman bunga.

Elisia melirik ke arah garasi mobil dan bernapas lega melihat mobil milik Sebastian terparkir disana. Well, itu bukan jaminan kalau Sebastian berada dirumah, tapi setidaknya itu memberikan Elisia sedikit harapan dengan tidak sia-sia mendatangi pria itu. Akhirnya kakinya berhenti di teras rumah. Dia sedikit mengernyit ketika mendengar---melalui pendengaran supernaturalnya, well dengan pendengaran manusia sekalipun akan terdengar karena suaranya yang keras---musik dari dalam rumah. Kenapa dia tidak mendengar suara berisik itu dari depan gerbang? Oh tentu karena Elisia terlalu sibuk merutuki sepupu muka temboknya itu, bukan berarti karena dia seorang dewa bisa menyuruh dirinya seenaknya.

Elisia menghela keras dan membuka pintu depan. Dia tidak mau repot-tepot mengetuk pintu atau menekan bell rumah karena itu akan percuma jika suara musiknya begitu keras. Dia melangkah memasuki rumah dan spontanitas menutup telinga karena suara bas yang begitu memekakkan telinga. Dengan menghentak keras, Elisia berjalan ke arah ruangan dimana sumber suara berasal. Langkah kakinya berhenti di depan ruang kerja milik mendiang ayah Sebastian yang telah beralih fungsi menjadi ruang rekreasi. Tanpa berpikir panjang, Elisia meraih gagang pintu dan membukanya. Dia menggeram dan bersiap mencaci maki Sebastian yang tingkahnya tidak seperti seorang Gamma, tapi kalimat itu tertelan begitu saja.

The Little BirdWhere stories live. Discover now