Sulthan|•bagian dua puluh empat

1.3K 46 3
                                    

"Bahkan hubungan lama tidak akan selalu menjamin sebuah kebahagiaan,"

°°°°°

[Budayakan vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]

******

Karena kesepakatan yang sudah dibuat nya kemarin, membuat Vanesya kini sudah berada dirumah besar milik Sulthan. Namun, jujur saja, Vanesya sedikit tidak percaya dengan lelaki itu untuk niat nya belajar.

Kaki nya mulai menginjakkan ubin putih rumah Sulthan, matanya pun mulai menjelajah hampir ke seluruh ruangan. Sudah lama Vanesya tidak mengunjungi tempat itu. Dulu, saat ia dan Sulthan masih duduk di bangku SD, Vanesya sangat sering kesana bahkan hampir setiap hari.

Tapi setelah keduanya duduk di bangku SMA, dan Vanesya pun sudah memiliki tugas yang sangat berat di sekolah. Alhasil, membuat nya sangat susah untuk mampir kerumah besar tersebut.

Sebuah suara berhasil mengalihkan pandangan Vanesya, "Vanesya," dari ujung tangga Nita bergegas turun dan menghampiri Vanesya. Nita memeluk erat Vanesya dengan hangat, "Tante kangen sama kamu," ujar nya setelah melepaskan pelukan nya.

Vanesya tersenyum, "Vanesya juga Tante," balas Vanesya.

"Sulthan nya mana, Sya?" Tanya Nita saat tidak menemukan Sulthan disana.

"Tadi katanya Vanesya disuruh tunggu dulu Tan, nggak tau dia mau ngapain."

Bahkan, sebelum Vanesya sampai-sulthan sudah menyuruh nya untuk diam saja ketika sudah berada dirumah lelaki itu.

"Yaudah kalau gitu Tante panggilin dulu ya, kamu duduk dulu aja."

Vanesya hanya mengangguk dan memilih mengeluarkan ponsel nya.

Dari kamar nya, Sulthan yang baru saja ingin memasangkan earphone ke telinga nya seketika menjadi kaget saat melihat Mami nya berada di ambang pintu.

"Hai, Mami." Begitu sapaan yang dilontarkan oleh Sulthan.

"Hai, hai, kamu tidak ingat sesuatu Sulthan?!"

Sulthan tampak berpikir, "enggak, kenapa?"

Nita mendengus pelan, "kamu lupa atau pura-pura lupa? Vanesya udah nunggu kamu dibawah, dan kamu malah disini enak-enakan?"

Sulthan menepuk kening nya, kemudian bangkit dan menuruni anak tangga dengan cepat.

Bruk. Suara keras itu membuat Vanesya yang tadinya fokus bermain ponsel langsung menoleh, Sulthan tersungkur dengan memegangi kaki nya.

"Mami sakit!" Ringis Sulthan berteriak.

Vanesya sontak bangkit dan menghampiri Sulthan, gadis itu membungkuk kan tubuh nya dan tampak kaki Sulthan yang sudah memar.

"Lo nggak papa? Kenapa pake lari segala sih?" Tanya Vanesya panik.

Nita yang datang dengan kotak p3k pun menyerahkan nya kepada Vanesya, "makanya jangan kayak anak kecil Sulthan, udah besar itu nggak harus lari-larian segala."

"Mami jangan ngoceh deh, udah tau anak nya lagi kesakitan gini." Sulthan tak habis pikir, bahkan jika dibandingkan ucapan Mami nya malah membuat telinga nya nyeri dari pada memar di kakinya.

Sulthan [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang