Sulthan|•bagian dua puluh dua

1.5K 53 0
                                    

"Aku tidak mengerti bagaimana mood Tuhan saat menciptakan ku, entah tengah bahagia atau sedih.

Buktinya saja, mereka terlu kejam untuk melukai."

°°°°°

[Budayakan vote dan comment sebelum dan sesudah membaca]

******

Setelah selesai membersihkan badan nya dengan mandi dan segala ritual yang selalu dilakukan nya, kini Vanesya bernafas lega. Dilirik nya jam dinding yang kini sudah menunjukkan pukul 8 tepat, matanya teralihkan pada ponselnya yang sejak tadi tidak hentinya berdering.

Vanesya mendudukkan tubuhnya di kursi yang tak jauh dari jendela kamarnya, tangan nya mulai membuka ruang obrolan yang sudah penuh walaupun baru beberapa saat ia tinggalkan.

Kening Vanesya berkerut saat melihat Tarisa mulai melakukan spam chat kepada nya.

TarisaVeronica:
Sya
Vanesya
Vanesya dimana kah dirimu?

VanesyaAnandita:
Apaan Tar?

Belum sempat lima menit, Vanesya kembali mendapati pesan milik Tarisa.

TarisaVeronica:
Lo harus jelasin sama gue, sekarang!

VanesyaAnandita:
Apaan sih Tar?
Jelasin apa?

TarisaVeronica:
Lihat story Sulthan sekarang Nes!
SEKARANG!

Vanesya semakin bingung, namun ia tetap langsung membuka story milik lelaki itu. Betapa terkejutnya Vanesya saat menemukan fotonya yang dengan sengaja dimasukkan oleh Sulthan dengan caption, "ucul banget sih🖤". Vanesya sontak membulatkan matanya. Bagaimana bisa lelaki itu memasukkan fotonya tanpa izin langsung kepadanya.

TarisaVeronica:
WOI JELASIN! JANGAN DIEM AJA VANESYA ANANDITA YANG CANTIK!

VanesyaAnandita:
Gue nggak tau Tarisa
Gue juga kaget, oke!

TarisaVeronica:
Tunggu, tadi lo pulang sama siapa?
Sama Sulthan ya?
Soalnya gue liat mobil lo disekolah

VanesyaAnandita:
Iya gue pulang sama dia

TarisaVeronica:
Demi apaan dong?
Bener-bener lo harus jelasin semuanya sama gue Vanesya

VanesyaAnandita:
Udah ya Tarisa, gue nggak ngapa-ngapain kok serius.

Jadi, stop berprasangka buruk sama gue.
Bye!

Dari tempat nya Sulthan tidak henti-hentinya tersenyum dan terus menatap bahagia layar ponsel nya, foto Vanesya yang terpampang jelas itu membuat nya semakin merasa bahwa Vanesya ada didekat nya. Walaupun hanya sebatas gambar. Terserah jika orang-orang berkata Sulthan lebay, buktinya itulah yang Sulthan rasakan saat ini.

Lamunan Sulthan terbuyarkan saat sebuah panggilan masuk yang membuat nya harus berhenti memandangi foto Vanesya. Namun Sulthan salah, bahagianya ternyata tidak sampai disana. Buktinya saja penelfon itu adalah Vanesya. Dengan cepat lelaki itu menegakkan tubuh nya, lalu menggeser toolbar layar ponsel nya.

Sulthan [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang