Sulthan|•bagian dua puluh satu

Start from the beginning
                                    

Vanesya berdecih, "jangan kebanyakan drama lo. Masih nanya aja lagi."

"Kenapa? Gue perasaan beneran nggak... Eh nggak boleh mukul-mukul, nanti kualat kalau mukul calon suami." Sulthan menaik turunkan alis nya, kemudian menurunkan tangan Vanesya yang berniat untuk memukul nya.

Vanesya benar-benar sudah merasa sangat kesal sekarang. Dari raut wajah nya, tidak ada lagi kesempatan untuk berbaik hati. Apalagi terhadap lelaki didepan nya itu.

"Gini aja deh, lo pulang bareng gue aja. Gimana?" Tawar Sulthan.

Vanesya tidak menjawab, ia menatap Sulthan dengan menyipit dan terkesan dingin. "Kenapa? Lo nggak percaya sama gue? Lo pikir gue penjahat yang bakalan ngulik lo, iya?"

"Mungkin."

"Nggak mau, lo nggak enak untuk diapa-apain."

Perkataan Sulthan berhasil menaikkan pitam perempuan itu lagi, "apa lo bilang? Ngomong lagi sekarang!"

"Nggak ada. Udah ah, mau pulang bareng nggak? Kalau nggak mau gue pulang duluan, nih?"

Karena tidak mendapatkan jawaban, Sulthan pun meninggalkan Vanesya. Ia berjalan kearah mobil nya yang tidak jauh dari mobil Vanesya.

Sedangkan Vanesya melirik kearah sekitar nya yang mulai sepi dari kepadatan murid-murid. Bel sekolah memang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, tak heran jika kini sekolah sudah hampir sepi dan hanya tinggal beberapa dari penghuni sekolah yang masih berlalu lalang.

"Gue hitung sampai tiga, pasti dia manggil. Satu... Dua... Ti..

"Sulthan tunggu."

"..ga. Kan gue bilang juga apa." Sulthan berbalik. Ia menaiki sebelah alisnya, menunggu ucapan Vanesya berikutnya.

"Gue bareng lo, ya?"

Sulthan tersenyum kemenangan. Didalam hatinya, Sulthan sudah berteriak heboh hanya karena rencana nya berjalan dengan sangat mulus.

+++++

Vanesya dengan mood yang sudah tidak terpaksa harus menerima garis takdir nya untuk hari ini.

Aroma maskulin khas lelaki itu sangat kental saat Vanesya baru saja memasuki mobil milik Sulthan. Kali ini Vanesya cukup menikmati perjalanan karena ditemani oleh alunan musik yang sangat terasa nyaman di telinga nya.

Sssssstttttt.

Vanesya tidak percaya dengan Sulthan yang tiba-tiba saja memberhentikan mobil nya. Dipegang nya kening nya yang baru saja terbentur bagian depan mobil. Matanya kemudian beralih menatap Sulthan dengan tajam. "Sakit! Lo bisa nggak sih nggak usah rem mendadak?"

"Sorry Sya, tadi ada kucing lewat. Lo nggak papa? Sini gue liat."

"Nggak usah." Vanesya kembali membenci hari ini.

Sulthan hanya mendengus, sepertinya ia memang akan selalu harus bersabar dengan makhluk yang bernama perempuan entah itu mami nya atau bahkan Vanesya sekali pun-semua nya terasa sama saja. Sama-sama menjengkelkan.

Tidak jauh Sulthan menepikan mobilnya, membuat Vanesya mendongak dan mengerutkan kening nya. "Kenapa berhenti?" Tanya Vanesya penasaran.

Sulthan [Revisi]Where stories live. Discover now