00 - MOPDB

33.5K 1.1K 86
                                    

Note: Arlan publish lagi ya guys, tapi ini versi barunya dari Arlan Series yang pernah tamat di tahun 2019. Akan ada banyak perbedaannya dr yg dulu. So, happy reading semuaaaaa😊. Semoga sukaaaa yaaaaa.

Kamu adalah mimpi buruk yang tak pernah aku harapkan untuk hadir.

[Mars, 08.48 A.M]

***

Empat ratus tiga puluh lima peserta hanya bisa menunduk pasrah saat mereka dipanaskan di tengah lapangan basket.

Dengan sisa tenaga yang mereka punya, mereka terus mencoba berdiri meskipun otot dan sendi mereka terasa nyeri. Ditambah lagi dengan panas sinar matahari yang terasa membakar kulit. Hal tersebut langsung membuat anggapan positif mereka terhadap kegiatan itu seketika musnah.

Buliran-buliran keringat terus menetes dari setiap pori-pori mereka. Bahkan topi kerucut yang terbuat dari kertas karton yang mereka pakai itu terasa basah karena keringat.

Meskipun lelah mulai mendera, dan dehidrasi mulai menyerang tenggorokan mereka, tapi mereka tak ada yang berani bersuara.

Karena mereka tau, wajah-wajah sangar nan tak ramah yang berdiri di depan mereka itu bertambah marah jika mereka mulai mengeluh.

"Hari ini kalian akan menjalani masa orientasi kalian yang pertama di SMA Mars. Dan tentu saja, kalian wajib patuh terhadap semua aturan yang ada di SMA ini. Termasuk peraturan yang telah kita buat. Dan bagi siapapun yang berani ngelanggar, kita enggak bakalan main-main untuk ngasih hukuman." gadis cantik berambut sebahu itu menjeda kalimatnya sebentar. Tania namanya. Sekretaris osis sekaligus panitia masa orientasi tahun ini.

Wajah cantik tanpa senyuman itu menatap puluhan siswa yang berdiri di depannya. Setelahnya ia kembali mendekatkan bibirnya ke arah mikrofon yang ada disana, "Kalian berulah, maka kalian sendirilah yang akan menanggung akibatnya."

Tania menatap ke arah Nanda, salah satu senior laki-laki yang berdiri di barisan panitia. Sosok bertubuh tinggi tegap dengan kulit sawo matang itu terlihat menakutkan di mata para peserta mos.

"Untuk kegiatan selanjutnya, akan dipimpin oleh Kak Nanda."

Merasa namanya terpanggil, Nanda langsung berdiri. Lagi-lagi tatapan cowok itu berhasil membuat seluruh peserta mos merinding.

"Kegiatan selanjutnya adalah pemeriksaan. Jika kalian tidak membawa atau kelebihan membawa barang bersiaplah untuk menerima hukuman." mendengar itu, seluruh siswa menelan ludahnya. Dalam hati mereka merapal do'a agar tidak kena hukuman.

"Untuk kakak-kakak panitia, bisa langsung berdiri dan memeriksa bawaan peserta. Mereka yang tidak memenuhi aturan, bisa langsung dibawa ke depan."

Setelah mengatakan hal itu, Nanda langsung turun dari auditorium. Cowok itu ikut masuk ke dalam barisan untuk memeriksa barang bawaan.

"Arana Azkia," seorang gadis berambut panjang hanya bisa menelan ludah saat Nanda mendekatinya. Dengan tatapan intimidasinya cowok itu membaca nama di ID Card salah satu peserta.

"Times New Roman, bukan Calibri. Kalau ada orang yang ngasih informasi itu dengar dan perhatikan, kamu bisa dengar kan?"

Gadis itu mengangguk kaku, "I-iya, kak."

"Maju ke depan! Cepat masuk ke barisan dan baris yang rapi."

Arlan  [Book 1 - Proses Revisi]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin