"Wah, Fer. Jangan bilang lo juga punya kegiatan sehabis ini. Lo harus temanin gue dan setelah ini gue tunggu lo di tempat parkir." Kataku lalu menarik tangan Gina menuju kelas tanpa menunggu jawaban dari Ferda.
●●●
Sesuai janji, Ferda sudah menungguku di parkiran tempat mobilnya terparkir. Sepertinya dia telah menunggu sejak tadi. Gara-gara ingin memenuhi panggilan alam, gue harus ngacir ke toilet dulu sebelum gue menemuinya di lapangan parkir.
"Lama banget." Dua kata tersebut keluar dari mulut Ferda setelah melihatku datang kemudian dia membukakan pintu untukku.
Suatu kehormatan untuk perempuan di bukakan pintu oleh laki-laki dan demi menjaga kesopanan gue menerima tawaran itu lalu berterimakasih kepadanya.
"Jadi kita mau kemana?" Tanyanya setelah mobilnya keluar dari gedung sekolah.
"Kita cuci foto dulu setelah itu anterin gue ke gramedia." Jawabku
Gue memilih-milih kaset mp3 yang tersimpam di dalam dasboard untuk menciptakan kenyamanan dan tidak menciptakan keheningan diantara kami berdua.
"Sejak kapan lo ngoleksi lagunya westlife? Biasanya juga lagunya the beatless." Kataku kemudian memasukkan kaset itu kedalam dvd yang ada di mobilnya. Lagu safe mengalun lembut diantara keheningan.
"Udah lama. Lo suka selera musik yang kayak westlife?" Tanyanya balik
"Iya. Gue suka lagu yang nadanya slow gitu." Jawabku
"Bilang aja suka yang galau-galau."
"Masih jaman galau?" Tukasku
"Kali aja lo galauin gue."
"Pengen banget lo."
Mobil telah terparkir di depan tempat cuci foto langgananku. Gue membiarkan Ferda kembali membukakan pintu untukku lalu kami masuk kedalam bersama.
"Lo pengen nunggu atau kita ke mall dulu?" Tanya Ferda setelah gue memberikan file foto yang akan di cuci.
"Ke mall aja deh. Pulang baru kita ambil hasilnya. Lagian masih lama." Jawabku kemudian memberitahukan pegawainya bahwa gue akan kembali setelah ini.
Mobil Ferda berjalan masuk ke kawasan mall dan memarkirkan mobilnya di parkiran dengan rapi.
Gue dan Ferda masuk kedalam mall dan berpisah setelah berada di Gramedia. Gue berjalan kearah alat tulis sementara dia sepertinya berjalan kearah alat musik. Entahlah gue juga tidak terlalu memerhatikannya dia akan pergi kemana.
Gue mencari-cari album foto sesuai dengan ukuran foto yang gue cuci tadi dan menyusul Ferda.
"Udah dapat?" Tanyanya ketika gue menemukannya di tempat alat musik.
"Udah. Nih." Jawabku sambil menunjukkan album yang ku pilih
"Gede amat, vik. Sebenarnya itu semua lo pengen apain sih?"
Terlalu banyak orang-orang yang bertanya tentang keanehan yang kulakukan dalam kehidupan fotografi membuatku malas mendengarnya tapi gue sendiri juga cukup senang kalo membahas soal itu.
"Ini semua suatu saat nantinya bakal berguna kok, Fer." Jawabku tanpa ragu dan berjalan menuju kasir bersama Ferda. Gue memberikan album itu kepada penjaga kasir setelah mengantri dari beberapa orang.
"Kadang gue gak ngerti jalan pikiran lo tentang fotografi." Ungkapnya ketika kami sudah keluar dari gramedia.
"Mungkin cuma gue sendiri yang tau soal jalan pemikiranku sendiri."
"Sebelum pulang, kita makan dulu ya." Gue hanya mengangguk mengiyakan ajakannya dan berjalan menuju salah satu restoran yang ada di Mall.
Kami memilih duduk di bangku pojok dekat jendela sehingga dapat melihat orang-orang yang berlalu lalang. Lalu memanggil writer dan memilih makanan yang akan kita pesan.
YOU ARE READING
I'm with you
Teen FictionKetika seorang cowok yang terlahir dari keluarga broken home yang kehidupannya terlantar secara perlahan bisa berubah karena seorang cewek disekolahnya yang membuat diri dan kehidupannya jauh lebih baik dan siapa sangka seiring berjalannya waktu dia...
Part 20
Start from the beginning
