11

300K 15K 460
                                    

Novel cetaknya lagi open po ya. Dari 15 juni - 05 juli 2021

Kalian yang mana?
Pembaca baru?
Atau Pembaca lama?

Selamat pagi!
Jangan lupa sarapan ya!
Jangan lupa buat vote sama comment juga=))

Boleh follow Agustus29 biar dapet notif dan info terbaru ya.

---

Pagi ini, mereka saling diam-diaman. Tak ada salah satu dari mereka yang mengalah untuk membuka mulut. Adeeva yang sedang menyiapkan sarapan, dan Arga yang sedang duduk sambil menonton televisi.

Saat sarapan pun hening, oke sedang makan memang tidak boleh berbicara, tetapi situasi mereka benar-benar canggung. Adeeva yang masih kesal dengan Arga yang tidak jujur karena pergi dengan Chelsea, dan Arga yang masih kesal dengan Deeva yang pergi tanpa izin darinya.

Seperti biasa, meskipun di saat seperti ini keduanya pergi ke sekolah bersama. Adeeva pun tak banyak berbicara ketika Arga menghentikan mobilnya di parkiran. Padahal biasanya, menghentikan mobil di depan gerbang saja mengomelnya sampai telinga Arga sakit.

Setelah turun dari mobil Arga, Deeva pun berlalu tanpa sepatah kata pun. Arga keheranan sendiri, pasalnya istrinya jarang terlihat seperti ini. Apa ia membuat kesalahan? Padahal yang harusnya marah itu dirinya.

Arga menghembuskan napasnya dengan kasar sebelum melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Arga!" seru seseorang dari belakang membuat Arga menoleh.

"Tungguin!"

Arga berhenti menunggu seseorang yang sedang berjalan di belakangnya. Setelah mereka berjalan bersisian, Chelsea membuka suara, "Kok gak di pake sepatunya sih?"

"Hm?"

"Sepatunya ... ini," ucapnya sambil sedikit mengacungkan kakinya ke arah Arga.

Arga mengangguk membuat Chelsea tak mengerti.

"Apaan sih Ga? Angguk-angguk gak jelas."

Arga mengangkat bahunya acuh, kemudian berjalan lebih cepat sehingga meninggalkan Chelsea sendirian.

"Dih, tuh anak kenapa? Kesambet kali ye."

---

"Ckckck, dateng-dateng muka lo suram banget cuy," sapa Rasi begitu melihat Deeva memasuki kelas.

"Tau tuh, kenapa sih Deev?" tanya Mira penasaran.

"Jihan kemana?" tanya Deeva tanpa mengindahkan ucapan sahabatnya.

"Dia izin, ada keperluan keluarga katanya."

Adeeva mengangguk, kemudian menelungkupkan kepala di meja dengan menjadikan tangannya sebagai bantalan.

"Kenapa tuh?" bisik Mira yang masih bisa di dengar oleh Deeva. Rasi mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.

---

Adeeva dan ArgaWhere stories live. Discover now