"Biarin bawel penting selamet." Ucapku sambil memukul pundaknya lag tapi dengan lirik.

Setelah sampai di depan kantor akupun turun kemudian mengucapkan terimakasih pada om Bagas.

"Kamu pulangnya gimana?" tanyanya padaku

"Ya jalan lah. Emang mau nganterin pulang lagi?" tanyaku sembarangan

"Iya gak papa, saya tungguin. "

"Ih jangan nanti om telat." Ucapku melarang. Padahal niatku tadi hanya bercanda

"Gak papa, lagian ini masih jam istirahat."

"Yaudah kalo maksa, tunggu sini ."

"Iya"

Saat aku masuk , tidak sengaja aku melihat om Rendi dan om Rehan sedang bersantai

"Om, lihat om Dibyo gak?" tanyaku pada keduanya dengan sedikit canggung

"Ada di dalam." Jawab mereka bersamaan. Yang kemudian ku balas senyum kaku

"Ruangannya yang mana ya om?" tanyaku lagi

"Samping mu itu. Jawab om Rehan dengan senyum. Sedangkan om Rendi fokus pada HPnya

"Makasih om." Ucapku dengan senyum

"Iya sama sama." Jawab om Rehan dengan senyum

Setelah aku mengantarkan makan, aku keluar dan menemui om Bagas yang sudah menunggu di luar. Sambil berbicara dengan bapak bapak. Saat melihatku keluar om Bagas segera pamit.

"Saya duluan ya. CAKRA" pamit om Bagas kepada kumpulan bapak bapak yang sudah baru baya.

"CAKRA." jawab bapak bapak itu kepada om Bagas

Dimotor aku hanya diam saja, bahkan om Bagas juga diam saja. Aku bingung mau ngomong apa. Setelah beberapa saat akupun tiba di depan rumah. Kemudian aku turun lalu berterima kasih pada om Bagas.

"Makasih om udah mau nganter." Ucapku dengan senyum manis

"Sama sama Lan."

"Yaudah om, Alana masuk dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Ucapnya. Kemudian aku berbalik untuk masuk, tiba tiba tangannya menahan perkelangan tanganku.

"Lan, nanti malam kamu ada acara? "

"Enggak om, ada apa?" tanyaku kemudian melirik tangannya yang masih menahan tanganku.

"Nanti malam saya ajak keluar mau?" tanyanya menawariku canggung. kemudian melepaskan tanganku saat aku melirik tangannya

"Hmmm, nanti aku izin dulu ke om Dibyo." Jawabku sedikit bingung. Haruskah aku menerima ajakannya?

"Nanti saya yang minta izin, kamu siap siap aja." Ucapnya memberi solusi.

"Ok, nanti malam." Ucapku dengan senyum manis

**

Malam harinya seperti kata om Bagas dia yang memina izin pada om Dibyo. Saat mereka berbicara di ruang tamu terlihat sedikit tegang. Walaupun jabatan om Bagas lebih tinggi. Dia datang ke rumah sebagai laki laki tanpa seragam serta jabatan yang melekat. Hanya seorang laki laki yang ingin mengajak wanita pujaanya pergi. Sedangkan om Dibyo terlihat menakutkan dengan hawa mencekamkan menyelimutinya, walaupun om Dibyo bukan papaku. Tapi dia bertindak Layaknya harimau yang melindungi anaknya dari bahaya hewan buas lain. Dia sama sekali tidak melihat om Bagas seperti atasannya.

"Yasudah saya izinkan tapi sebelum jam 10 Alana harus sudah di rumah." Ucap om Dibyo tegas

"Siap, Pak Dibyo. Ucap om Bagas dengan senyum sumringah

Dituliskan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang