Kembali mendekat

23.7K 1.4K 20
                                    

Setelah penutupan di kelurahan kelompok kami, teman-teman berpamitan dan berharap suatu saat nanti bisa kembali kesini.

"Mbak Fia, terima kasih banyak atas tanaman toga yang sudah di jauh-jauh di bawakan dari Surabaya." Kata pak Lurah.

Kelurahan ini memang mempunyai rencana membuat taman toga namun bingung tanaman apa saja dan dari mana. Karena itu aku dan anak biologi membuat daftar tanaman dan mencari sponsor untuk mendapatkan tanamannya. Alhamdulillah kami mendapatkan banyak bantuan tanaman toga serta sayur.

"Semoga bermanfaat ya pak. Saya harap warga sekitar di setiap rumahnya punya tanaman toga sendiri di kemudian hari dari pembibitan di taman ini."

"Iya mbak akan saya usahakan."

Membuat diri kita berguna bagi orang lain itu merupakan definisi dari sebuah kesuksesan dalam hidupku.

Tak lama ada mobil hitam parkir di depan kelurahan. Mobil pak Andre pikirku.

Tring! Wa pak Andre masuk. Ini pertama kalinya setelah sekian lama pak Andre wa aku lagi.

'Aku tunggu di mobil. Jadi kalau sudah selesai langsung masuk aja.'

'Baik pak. Mohon tunggu sebentar.'

"Mbak bener nih nggak jadi boncengan sama aku?" Kata Dio.

"Iya, maaf ya. Tuh sudah ditunggu di depan." Sambil menunjuk mobil hitam itu.

"Yah mbak Fia nggak asik." Ujar ketua kelompok.

"Maaf ya Pak ketua. Sampai ketemu di kampus!" Ujarku sambil melambaikan tangan ke mereka yang juga bersiap di motor masing-masing.

"Hati-hati jangan ngebut ya!" Kataku lagi. Lalu berjalan menuju mobil pak Andre dan masuk di kursi sebelah supir.

"Maaf pak lama." Kataku sambil meletakkan tas ranselku di pangkuan. Tas ranselku langsung di tarik pak Andre dan di letakkan dijok belakang.

"Pakai sabuk pengamannya." Langsung ku tarik safebelt di kiriku. Kenapa lagi ini orang? Dingin lagi. Lama kami hening dengan pikiran sendiri. Hanya di iringi musik dari radio hardrock fm.

"Cowok tadi jurusan apa?" Tanyanya setelah hening lama.

"Yang mana pak?"

"Ya yang mau boncengin kamu sampai Surabaya?"

"Ah, Dio mahasiswa jurusan manajemen. Gedung sebelah jurusan kita." Kataku. Aku mencuri pandang pada genggaman tangannya di setir kemudi. Seperti di cengkeram.
Oh-ooo... jangan-jangan dia..

"Ketemu setiap hari dan melakukan aktifitas yang sama kadang bisa bikin perasaan berubah." Ujarnya. Aku tersenyum. Ternyata memang benar dugaanku.

"Resikonya KKN ya seperti itu. Tapi semuanya sama, kita satu tim kerja sama. Tidak lebih atau kurang." Kataku. Tak lama pak Andre merilekskan genggamannya di kemudi.

Kami hening kembali, aku memandangi jalanan yang melewati persawahan dan lagu melow benar-benar membuatku mengantuk. Akupun hanyut dalam alam mimpi sampai pak Andre membangunkanku.

"Dek, bangun... sudah sampai di rumah." Menggoyangkan sedikit bahuku. Aku mengerjap dan kaget karna ketiduran.

"Maaf pak saya ketiduran." Wajahku pasti jelek banget untuk dilihat pas tidur. Ia tersenyum dan membantuku membuka safebelt.

"Nggak apa-apa. Dari awal acara penutupan hari ini kamu kelihatan lelah sekali jadi aku senang kamu bisa tidur sejenak." Semakin merasa bersalah.

"Terima kasih pak sudah mengantar saya. Mohon maaf saya tak menawari bapak untuk mampir karena jam segini tidak ada orang di rumah." Jam menunjukkan pukul 15.15.

Bertemu di AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang