Empat Belas

2.3K 289 122
                                    

Happy reading
And
Sorry for typo

💕💕💕💕💕

Seohyun membuka kedua matanya saat merasakan cahaya matahari yang memasuki sela-sela gorden kamarnya dan Jiyeon, perlahan wanita itu duduk diatas ranjang dengan merasakan rasa pusing yang teramat sangat, diliriknya gaun yang masih menempel pada tubuhnya dan juga sebuah jas hitam yang Seohyun tahu benar milik siapa.

"Kau sudah bangun? Eomma memintaku memberikanmu teh hangat." Jiyeon memasuki kamar mereka dan menyerahkan satu cangkir teh harum yang tengah mengepul, Seohyun menerima itu dengan gumaman terima kasih.

"Apa kau tahu, bahwa kau mempermalukan banyak orang?"

Sungguh nada itu tidaklah sinis, tetapi dengan tatapan datar Jiyeon. Seohyun seketika merasakan punggungnya dingin dan perasaan tak enak hati, wanita itu memilih diam. Karena jujur saja, Seohyun tak mengingat hal sekecil apapun saat dirinya mabuk.

"Setelah ini, eomma ingin berbicara denganmu."

Untuk pertama kalinya, Seohyun merasa ketakutan untuk menghadap didepan eomma Kim. Merasa jika dirinya terlah berbuat sesuatu yang benar-benar diluar kendali nya, apa benar jika dirinya separah perkataan Jiyeon dengan mempermalukan semuanya? Apakah keluarga Cho juga merasakan demikian? Marah terhadapnya?

Tanpa Seohyun sadari, Jiyeon yang berada di belik pintu tertutup itu merasa bersalah. Dirinya hanya membual, dirinya butuh sebuah pelampiasan atas rasa frustasi yang di rasakan nya.

Sedangkan itu, Seohyun dengan segala rasa bersalahnya segera membersihkan diri untuk menemui sang eomma. Menyiapkan diri sebaik mungkin, jika-jika sang eomma memang marah padanya, siapa tahu setelah ini Seohyun tahu sebab akibat sang eomma menjauhi dirinya.

*****

"Pagi eomma, pagi appa."

"Pagi sayang, oh ya eomma hampir lupa. Kau tahu putra keluarga Kim? Besok malam putranya akan bertunangan, seharusnya eomma dan appa yang datang. Tetapi kami lelah, jadi bagaimana jika kau bersama Seohyun saja?" ujar Nyonya Cho lembut, Kyuhyun yang tengah menyesap teh hangatnya seketika menatap kearah sang eomma.

"Hmm, berdua?" tanya Kyuhyun ragu.

"Tentu saja, kau meminta untuk diberikan waktu mengenalnya dan ini kesempatanmu untuk mengenalnya bukan?" jelas Nyonya Cho, Kyuhyun mengangguk mengerti.

"Acaranya besok malam? Kenapa tidak besok saja berangkat?"

"Maksud eommamu itu, kau bisa mengajak Seohyun untuk jalan-jalan terlebih dahulu, kode seperti itu saja kau tidak peka." cibir Tuan Cho yang tengah membaca koran paginya itu, lelaki paruh baya itu masih saja bersantai-santai sebelum pergi ke kantor. Terlebih, semalam baru saja pesta besar dirinya sedikit lelah jadi dirinya menyenangkan diri dengan datang sedikit lebih telat dari biasanya.

Mendengar penuturan Tuan Cho, Kyuhyun hanya memutar manik kedua matanya. Dirinya juga tahu maksud sang eomma, hanya saja apa eommanya tak berpikir Seohyun dan dirinya ini bekerja?

"Bagaimana dengan pekerjaan Seohyun?" Kyuhyun mengambil satu piring kosong untuk mengisinya dengan lauk pauk yang tersedia, menyiapkan sedikit demi sedikit sekaligus menunggu respon sang eomma.

"Ah masalah itu, sebenarnya eomma ingin memintamu agar Seohyun tak terlalu sibuk. Maksud eomma, Seohyun bisa membantu Bibi Jung tetapi dia akan kelelahan jika fokus ke restoran milik keponakan Bibi Jung itu."

"Tapi eomma, kita tidak bisa meminta Seohyun seperti itu. Bagaimanapun juga pasti Seohyun punya pemikiran lain dan mungkin wanita itu masih ingin untuk bekerja."

"Untuk berjaga-jaga Kyuhyun, kalian harus memperispakan pernikahan segera." seketika Kyuhyun tersedak makanan yang tengah berada didalam mulutnya, sang eomma sendiri seakan tak merasa bersalah hanya menatap sang putra malas.

Aimer ( Complete )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant