3. Makrab

423 34 1
                                    

Makrab atau malam akrab, diadakan panitia ospek 2 minggu setelah ospek itu selesai, yang artinya adalah pada 2 minggu masa perkuliahan. Puncak acaranya adalah grand night berupa pesta kecil-kecilan yang diadakan pada hari sabtu malam.

Sebagai pemeriah acara grand night itu, panitia mengadakan beberapa acara yang melibatkan perwakilan masing-masing kelas, seperti menyanyi, fashion show, dance, bahkan lomba makeup on stage. Masing-masing kelas sudah memutuskan perwakilan itu. Dan Stila, tentu saja terlibat dalam acara ini. Entah mengapa, Stila mendadak menjadi mahasiswi viral di fakultasnya. Bahkan tidak hanya di angkatannya, kakak angkatan pun jadi pada mengenal sosok Stila. Entah karena dia adik dari senior yang juga berada di fakultas yang sama, atau karena tragedi ospek memalukan itu, yang Stila yakini lebih karena alasan kedua. Ditambah akhir-akhir ini Stila banyak berurusan dengan Dama yang adalah kosma menyebalkan kelasnya sehingga mencuri perhatian banyak mahasiswa lain.

Stila, yang memang diakui kecantikannya, dipilih untuk mengikuti penampilan fashion show. Begitupun Dama yang sudah menarik perhatian satu fakultas dan bahkan saat ini sudah merambah ke fakultas lain, dipilih juga untuk penampilan fashion show dari pihak laki-laki.

"Asti, besok fashion pake baju item aja ya kita" ujar Dama membahas rencana penampilan mereka. Mau tak mau, panggilan "Asti" itu jadi melekat padanya. Hanya Dama yang memanggilnya seperti itu, dan Stila selalu saja berhasil dibuatnya menengok saat dipanggil seperti itu.
"Enggak ah, malem-malem pake item, jadi sarang nyamuk ntar"
"Haha, bagus dong. Artinya nyamuk sekarang pinter-pinter. Tau mana yang cantik, makanya dideketin"
"Basi"
"Haha, serius Asti, pakai item ya"
"Enggak ah. Kamu kalau mau pakai item ya pakai aja sendiri. Aku nggak mau"
"Terus maunya pakai warna apa?"
"Pink"
"He?? Ya masa aku pakai warna pink? Yang bener aja"
"Ya siapa juga yang nyuruh kamu ikut-ikut aku?"
"Ya kan biar couple gitu kita. Biar menang"
"Bukan lomba Dama. Nggakusah lebay deh."

-••-

Hari sabtu malam, hall kampus sudah ramai didatangi para mahasiswa. Baik peserta makrab, panitia, dan beberapa dosen yang diundang.
Stila mendekati Niken yang sedang berbincang-bincang dengan kawan lainnya sesama peserta penampilan dance.

"Hai, Ken" sapa Stila menepuk bahu Niken dari belakang.
"Hai, Stil. Oh My God, you look gorgeous" seru Niken sambil memeluk Stila. Niken memang suka berbicara dengan bahasa Inggris, tapi tidak terdengar aneh, tidak seperti dibuat-buat, lebih karena kebiasaan.
"Hm, makasih"

Malam itu Stila menggunakan dress selutut warna putih berbahan brokat, dengan lengan panjang yang tampak sangat pas ditubuhnya. Makeup yang tertempel diwajahnya pun terlihat natural. Membuatnya tetap terlihat seperti remaja, tidak seperti beberapa anak perwakilan kelas lain yang jadi terlihat lebih tua dari usianya.

"Aku duduk dulu ya Ken" ujar Stila berpamitan dengan kawan-kawan yang lain, mengistirahatkan kakinya yang mulai lelah menggunakan high heels 7 centi nya. Sebenarnya Stila bukan menggunakan high heels itu karena ingin, tapi karena saran teman-teman kelasnya pada waktu latihan fashion dengan Dama di kelas.

"Stil, kayaknya kamu besok pakai heels yang tinggian deh. Jarakmu terlalu jauh sama Dama" kata Lisa.
"Iya ih, bener. Dama nya ketinggian"
Imbuh Riski.
Selanjutnya Stila hanya melirik tajam ke arah Dama yang sudah cekikikan, mengetawai postur tubuh Stila yang tidak terlalu tinggi.

"Hei" sapa seseorang yang sudah duduk disebelah Stila.
"Hm" balas Stila cuek. Ia menyalahkan heels yang menyakitkan ini pada laki-laki yang kini duduk disebelahnya. Dama terkekeh menanggapi sikap Stila.
"Kamu tau ini hari apa?" tanya Dama. Stila menaikkan sebelah alisnya.
"Sabtu"
"Jadi ini malam minggu ya?"
"Lalu?"
"Berarti ini malam mingguan pertama kita". Dama mengucapkannya dengan senyum. Lalu beranjak mendekati teman laki-laki yang lain. Meninggalkan Stila yang terheran-heran dikursinya.
Malam itu Dama menggunakan hem biru muda dengan ditutupi sweater abu-abu lengan panjang. Menyisakan kerah kemejanya saja yang terlihat diluar sweaternya. Dia tampak santai, namun tetap menarik perhatian banyak pasang mata.

-••-

Acara fashion show yang merupakan acara penutup malam itu berakhir. Namun hanya sedikit yang sudah pulang. Yang lain masih asyik berkumpul didalam hall, bahkan dosen-dosen pun masih asyik bersenandung ria dengan elektone yang disediakan panitia.
Jam sudah menunjukkan pukul 9.50 malam. Stila juga sudah berpamitan pada teman-temannya untuk pulang lebih dulu. Sebenarnya dia masih ingin berbincang-bincang, tetapi kakinya tidak bisa diajak bekerjasama.

Stila sudah sampai di pintu keluar saat lengannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang hingga membuatnya nyaris terjatuh jika tidak ditahan oleh kedua lengan kuat seseorang yang menariknya itu.
"Dama, apaan sih?!" Stila melancarkan emosinya.
"Sst, sini duduk" Dama menghiraukan makian Stila dan mengajaknya duduk disalah satu kursi dekat pintu keluar.
"Eh, ngapain sih?! Aku mau balik" Stila tidak tinggal diam dirinya diseret-seret dan dipaksa duduk. Dama berjongkok didepan Stila lalu melepas high heels milik Stila.
"Eh, mau ngapain sih kamu?!"
"Cewek tuh ya, kenapa sih suka make barang-barang yang nggak nyaman buat dia?" ujar Dama sambil menunjukkan sepatu Stila yang sudah berhasil dilepas dari kakinya.
"Gara-gara kamu aku harus make sepatu itu. Lagian siapa yang nggak nyaman? Sini balikin!" Stila hendak meraih sepatunya dari tangan Dama, tapi Dama sudah menarik sepatu itu menjauh dari pemiliknya.
"Kalau nyaman, kenapa kamu daritadi jalan kayak orang ambeyen?". Jawaban Dama ini sontak mendapat pelototan dari Stila. Dama acuh dan melepas satu sepatu lainnya.
"Mobil kamu parkir dimana?" tanya Dama
"Di lapangan lah, udah siniin sepatuku, aku mau balik" masih dengan nada acuhnya, Stila berdiri hendak mengambil sepatunya lalu pergi dengan kaki telanjang.
"Hei, Asti. Kamu mau jadi cinderella?" Dama berdiri ditempat ia berjongkok tadi. Stila menoleh dengan tatapan sinis.
"Kamu nggak bawel sehari aja nggak bisa ya?" cecar Stila.
Dama melangkah mendekati Stila yang masih berdiri di tangga dengan menenteng sepatunya, lalu menggenggam lengan Stila.
"Kamu nggak ngomelin aku sehari aja nggak bisa ya?" jawab Dama dengan senyumannya yang khas sambil menggeret Stila untuk duduk di kursi yang tadi. Dama berjongkok lagi didepan Stila sambil melepas sneakernya, lalu memakaikannya ke kaki telanjang Stila.
"Ih, kamu nih.."
"Diem sebentar, Stila" Dama menggagalkan aksi protes Stila sambil memasang sepatu kirinya ke kaki Stila.
"Tumben kamu panggil aku Stila?" tanya Stila menyadari panggilan Dama kepadanya.
"Biar kamu diem" ujar Dama yang disambut dengan bibir mengerucut Stila.
"Udah, kamu pake ini dulu buat jalan sampai mobil" ucap Dama sambil berdiri, membuat Stila harus mendongak untuk berbicara. Kini Dama yang bertelanjang kaki.
"Tumben kamu baik" kata Stila, lebih ke arah menyindir. Dama terkekeh.
"Ayo kuanter ke parkiran" Dama tidak menanggapi sindiran Stila, malah mengambil high heels yang masih menggantung di tangannya.
"Kamu mau pake itu?" Stila menunjuk sepatunya yang dibawa Dama.
"Besok-besok, kalau beli sepatu begini yang seukuran sama kakiku, biar aku bisa gantiin kamu pakai kalau udah capek" ujar Dama sekenanya sambil mulai berjalan menuruni tangga. Stila mau tak mau tersenyum juga.
"Biar aku aja yang bawa" Stila hendak mengambil sepatunya dari tangan Dama.
"Satu orang cukup sepasang sepatu aja. Jangan banyak-banyak. Maruk ah". Stila tersenyum lagi.

______________________________
Thankyou readers...💕
Bantu vote dengan klik tanda bintang yaa.
Dan jangan lupa klik "add to library" supaya dapet notif setiap update episode baru 😉.
Kalau ada saran, boleh banget left comment yaa

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang