30. Postingan

124 14 1
                                    

"Ciye, yang lagi kasmaran nih" goda Rista siang itu di ruang istirahat saat ia, Stila, dan rekan-rekannya sedang makan siang. Stila terkekeh.
"Ada apaan emang?" Tanya Geri.
"Dama nge-post foto Stila di IG nya" jawab Rista menunjukkan foto postingan yang dimaksud pada Geri.
"Ceileh, pakai gaya-gayaan siluet kenapa sih? Biar tetep misterius gitu?" Goda Geri. Stila hanya geleng-geleng kepala sambil tertawa.
"Banyak juga nih yang nge-like sama komen. Lo udah berani bacain komennya?" Tanya Rista.
"Belum sih, hehehe. Nanti deh" jawab Stila. Rista manggut-manggut saja.
"Kalau udah nemu yang komennya nggak enak, nggak usah dilanjutin bacanya" saran Geri sambil beranjak ke pantry.
"Lo berhak bahagia kok Stil" lanjutnya sambil menepuk bahu Stila.
"Thanks" ucap Stila.

Setelah menghabiskan makan siangnya, Stila memutuskan untuk membaca komentar pada postingan Dama mengingat jam istirahat masih tersisa dua puluh menit lagi. Ia membuka postingan Dama yang diberi caption gambar hati merah itu, lalu mengambil nafas dalam sebelum memencet tombol komentar dan mulai membacanya perlahan.

"Oh, ini pacarnya"
"Cakep juga pacarnya"
"Masih cakepan Cath lah! "
"Beneran pacaran nih? Nggak jadi sama Cath dong? #masihberharap "
"Spill akun ceweknya dong! "
Dan masih banyak lagi komentar serupa dari netizen. Tak hanya itu, ada juga beberapa komentar dukungan dari teman-teman artis Dama seperti,
"Semoga langgeng ya bro! "
"Be happy, love birds! "
Dan ucapan lainnya yang serupa. Stila cukup bersyukur tak banyak menemukan komentar yang kurang baik tentang hubungan mereka. Ia merasa sepertinya benar kata Dama dan Veri bahwa seiring berjalannya waktu, orang lain akan mengerti dengan pilihan yang mereka ambil ini. Untuk beberapa menit ia memandangi postingan Dama yang adalah foto dirinya. Fikirannya sedang menimbang sesuatu sebelum akhirnya ia memutuskan untuk ikut memposting foto Dama di akun IG miliknya yang masih terkunci untuk umum. Ia memutuskan untuk memposting foto Dama yang sedang bersandar di kursi, didepannya ada makanan yang tertata diatas meja, foto yang ia ambil sesaat setelah pesanan mereka di cafe malam itu datang. Entah karena pencahayaan cafe yang baik atau memang Dama selalu terlihat semenyenangkan itu difoto, tapi itu adalah foto Dama hari itu yang paling Stila sukai. Foto yang selalu membuatnya tersenyum setiap kali dilihat. Ia menambahkan gambar hati merah pada kolom caption, sama seperti caption di postingan Dama.

Stila baru saja akan kembali ke ruangannya saat ponselnya berdering, telepon masuk dari Dama.
"Hai" sapa Stila.
"Hai, love" jawab Dama. Stila langsung tau bahwa Dama sudah melihat postingannya beberapa menit lalu itu, membuatnya tersenyum.
"Kok kamu nggak ijin dulu sama aku kalau mau posting fotoku?" Tanya Dama.
"Fans kamu aja pada posting foto kamu tanpa ijin, masa aku nggak boleh?" Jawab Stila.
"Emang kamu fansku?"
"Iya dong. Fans beruntung karena bisa jadi pacarmu"
"Hahaha. Emang dari kapan kamu ngefans sama aku?"
"Hm, dari waktu kamu nolongin pas aku sakit kayaknya"
"Yah, kalau gitu berarti aku yang ngefans duluan sama kamu"
"Hahaha, kok gitu?"
"Iya, lah. Kan aku ngefans dari kita masih kuliah dulu"
"Hahaha. Berarti kamu dong yang beruntung bisa macarin aku"
"Banget! Hahaha"
"Hahaha"

-••-

Sepulang kerja, Stila bertemu Niken di salah satu pusat perbelanjaan. Stila meminta Niken menemaninya membeli kado untuk Dama yang akan berulang tahun minggu depan dan Niken dengan senang hati menemaninya. Ya, Niken si anak mall memang tidak pernah menolak jika diajak ke tempat kesukaannya itu, apalagi oleh sahabatnya. Mereka janjian untuk bertemu di salah satu rumah makan steak untuk makan malam sebelum berburu kado untuk Dama.

"Eh, kemarin Veri sempet cerita ke gue. Katanya produser acara talk shownya Dama yang siang-siang itu minta tolong ke dia buat ngundang lo pas ulang tahunnya. Mau ngesurpise-in Dama gitu konsepnya, karena pas hari Sabtu juga kan. Jadi mereka mau live show kalau lo mau dateng" cerita Niken ditengah santapannya. Stila menyimak tanpa memberikan jawaban.
"Ya, gue tau sih lo emang menghindari hal-hal kayak begitu. Makanya kemarin juga gue bilang ke Veri kalau kemungkinan lo mau kecil banget. Tapi nggak ada salahnya kan lo pikirin dulu. Kali aja ada keajaiban yang bikin lo mau, nanti biar si Veri yang ngomong langsung sama lo" lanjut Niken, membuat Stila terkekeh dengan ucapannya.
"Emang segitu ajaibnya kalau gue sampai mau dateng? Hahaha" tanya Stila.
"Hm, kalah keajaiban dunia! Hahaha"
"Liat nanti deh"

Selesai makan malam, mereka mulai berkeliling untuk mencarikan Dama kado. Meskipun disela pencarian itu justru Niken yang asyik keluar masuk baby store membeli pernak-pernik bayi untuk calon anaknya. Mereka juga beberapa kali keluar masuk store koleksi perancang ternama untuk mencari kado ulang tahun Dama, namun masih belum ada juga yang menarik perhatian Stila. Stila ingin memberikan sesuatu yang istimewa, bukan hanya dari nilainya tapi juga kenangannya.
"Seriusan lo, sebanyak ini yang kita liat nggak ada yang menarik?" Tanya Niken.
"Gue juga bingung, Ken" jawab Stila.
"Padahal, lo mau dateng aja ke acaranya cuman sambil bawa cake pasti udah bikin dia happy seumur hidup deh"
"Lo pasti mau minta hadiah ke Veri kan kalau berhasil bujuk gue? "
"Hahaha. Tau aja lo! "
"Hahaha. Dasar matre! "
"Beli es krim yuk! "

Stila dan Niken sedang menaiki eskalator untuk menuju gerai es krim saat Stila mengedarkan matanya sambil mencari ide untuk kado ulang tahun Dama. Ia melihat salah satu toko perhiasan dan terbesit sesuatu. Sesuatu yang ia putuskan akan diberikan kepada Dama.

Setelah Niken membeli es krim rasa cokelat mint favoritnya, mereka lalu ke toko perhiasan yang dituju Stila. Niken langsung setuju begitu Stila memberitahu kado pilihannya saat sedang memesan es krim tadi. Kedatangan mereka langsung disambut oleh pelayan toko lalu diantar melihat-lihat katalog yang terpajang di etalase.
"Mbak, saya mau pesan gelang buat pria yang mix silver sama leather, bisa?" Tanya Stila.
Pelayan toko menyanggupi lalu menjukkan foto katalog gelang pria. Stila tertarik pada satu gelang minimalis yang terbuat dari leather hitam dengan design kepang dan sentuhan perak di kedua ujungnya sebagai pengait, lalu di bagian tengahnya dihiasi plat perak.
"Yang itu bagian platnya bisa dicustom tulisan kak" ujar pelayan itu. Lalu Stila memutuskan untuk memesan gelang itu dengan tambahan tulisan inisial S&D. Stila merasa puas dengan kado pilihannya itu dan yakin bahwa Dama pasti akan menyukainya, karena Dama pernah memberinya gelang juga di hari ulang tahunnya beberapa tahun lalu saat mereka kuliah. Gelang yang masih ia simpan sampai sekarang.

Selesai dengan perbelanjaan mereka, Stila mengantar Niken pulang dengan mobilnya. Karena sejak usia kandungan Niken memasuki bulan ke delapan, Veri sudah tak memperbolehkan Niken menyetir mobilnya sendiri. Jadi Veri yang setiap hari mengantarkan Niken ke kantor dan juga menjemputnya, atau Niken memesan ojek mobil online saat jadwal Veri tak pas.
"Lo sadar nggak? Selama kita jalan tadi nggak ada yang ngelirikin atau ngebisik-bisikin lo loh. Terakhir gue jalan sama lo masih begitu tuh" ujar Niken dalam perjalanan mereka.
"Ya karena artis-artis pada biasa jalannya di mall tadi kan" jawab Stila santai.
"Bisa jadi. Atau karena gosip soal lo sama Dama udah nggak laku lagi. Hahaha".
Stila terkekeh menanggapi gurauan Niken yang mungkin ada benarnya.
"Tuh kan, bener. Lama-lama fansnya Dama juga bakal nerima kehadiran lo di kehidupan idola mereka. Udah, stop deh overthingking lo itu. Nyusahin diri sendiri aja kan? Lagian kalian tuh emang udah ditakdirin berjodoh. Palingan bentar lagi juga Dama ngajakin lo merit. Hahaha" sambung Niken, membuat mereka tertawa.
"Lo ada bakat jadi cenayang deh kayaknya. Hahaha" gurau Stila
"Inget umur Stil. Kalian udah mau tiga puluh tahun loh. Yakin gue, paling lama akhir tahun deh, Dama pasti ngelamar lo! ".
Stila tertawa saja menanggapi ucapan Niken. Walaupun dalam hatinya berharap ucapan Niken betul terjadi.

Celebrity Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang